Jumat, 27 September 2013

Social History itu penting (Ria Marlinia)

Ketika seseorang ingn melakukan konsultasi dan bercerita mengenai masalah yang dialaminya. Maka akan membangun pembicaran membahas masalahnya. Selain kita harus mendengarkannya dengan baik kita juga harus memahami permasalahan atau cerita yang disampaikan. Tidak hanya sekedar mendengarkan, memberi saran, dan selesai.  Seorang psikolog akan melakukan wawancara yang dimulai dengan keluhan yang dialami. Kemudian, bagian selanjutnya adalah psikolog akan menanyakan mengenai social history dari klien tersebut. Jika dalam proses wawancara waktu yang digunakan untuk menanyakan mengenai social history memang tidak tentu, namun biasanya sekitar satu sampai dua sesi.  
     Mungkin ketika proses menanyakan mengenai social history seseorang yang sensitif akan berkata bahwa kita “kepo” atau mau tahu saja. Namun hal ini memang perlu. Mengapa hal ini perlu? Hal ini perlu untuk mengetahui bagaimana sejarah atau riwayat hidup dari orang tersebut. Begitu banyak komponen dari social history, namun ini yang membuat psikolog dapat lebih mengetahui dari mana permasalahan yang dirasakan. Masalah yang dialami seseorang dapat saja dikarenakan faktor lingkungan maupun faktor bawaan.  Maka perlu untuk menanyakan mengenai social history dari orang tersebut. Selain untuk lebih dapat memahami atau mengetahui lebih mendalam, social history juga ditanyakan agar pendengar atau pemberi saran tidak melakukan judge pada lawan bicaranya.  
      Social history pada setiap orang berbeda-beda. Maka menanyakan mengenai social history pada saat melakukan sebuah pembicaraan atau konseling itu penting. Hal ini untuk mengetahui apa saja yang memiliki potensi menjadi penyebab dari masalah yang dialami oleh seseorang.
 
21 September 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar