Ketika
seseorang ingn melakukan konsultasi dan bercerita mengenai masalah yang
dialaminya. Maka akan membangun pembicaran membahas masalahnya. Selain kita
harus mendengarkannya dengan baik kita juga harus memahami permasalahan atau
cerita yang disampaikan. Tidak hanya sekedar mendengarkan, memberi saran, dan
selesai. Seorang psikolog akan melakukan
wawancara yang dimulai dengan keluhan yang dialami. Kemudian, bagian
selanjutnya adalah psikolog akan menanyakan mengenai social history dari klien tersebut. Jika dalam proses wawancara
waktu yang digunakan untuk menanyakan mengenai social history memang tidak tentu, namun biasanya sekitar satu
sampai dua sesi.
Mungkin ketika proses menanyakan mengenai social history seseorang yang sensitif
akan berkata bahwa kita “kepo” atau mau tahu saja. Namun hal ini memang perlu. Mengapa
hal ini perlu? Hal ini perlu untuk mengetahui bagaimana sejarah atau riwayat
hidup dari orang tersebut. Begitu banyak komponen dari social history, namun ini yang membuat psikolog dapat lebih
mengetahui dari mana permasalahan yang dirasakan. Masalah yang dialami
seseorang dapat saja dikarenakan faktor lingkungan maupun faktor bawaan. Maka perlu untuk menanyakan mengenai social history dari orang tersebut. Selain
untuk lebih dapat memahami atau mengetahui lebih mendalam, social history juga ditanyakan agar pendengar atau pemberi saran
tidak melakukan judge pada lawan
bicaranya.
Social history pada setiap orang
berbeda-beda. Maka menanyakan mengenai social
history pada saat melakukan sebuah pembicaraan atau konseling itu penting.
Hal ini untuk mengetahui apa saja yang memiliki potensi menjadi penyebab dari
masalah yang dialami oleh seseorang.
21 September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar