Pada kelas teknik wawancara Rabu lalu, saya belajar untuk tidak
menarik kesimpulan dengan cepat. Mengapa tidak cepat? Bukankah sesuatu
yang diselesaikan lebih cepat itu lebih baik? Baiklah, jadi kali ini
saya ingin membahas tentang menarik kesimpulan dalam mengenali seseorang
karena pada kelas kemarin dibahas mengenai menarik kesimpulan masalah
yang terjadi pada klien. Saya merasa dari materi kemarin, dapat juga
diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Mengapa sebaiknya tidak
cepat dalam menarik kesimpulan dalam mengenali seseorang? Manusia yang
kita kenal saat ini, apa yang terlihat oleh mata kita dan kita simpulkan
dengan logika kita, tidak se-
simple yang kita ketahui.
Sepanjang masa kecilnya hingga saat ini kita mengenalnya, kita tidak
tahu apa yang terjadi dengannya. Kita tidak mengalami hal yang sama
dengan yang dialaminya. Jikapun kita mengalami bersama seperti sahabat
sejak kecil, biasanya tidak sampai seutuhnya kita mengetahui tentang
dirinya dan apa yang dicarinya sebenarnya. Ada slogan bahkan yang sudah
sangat umum yaitu “orang dia juga sama-sama makan nasi kok”. Memang
benar sama-sama makan nasi. Tapi belum tentu cara orang tua mendidiknya
sama, sehingga konsep dirinya belum tentu sama dengan orang lain. Belum
tentu pengalaman pergaulannya sama, ada orang yang populer di kalangan
teman-temannya, ada yang biasa-biasa saja, dan ada yang dikucilkan.
Belum tentu ia mendapat peringkat di sekolahnya dulu, ada orang yang
berprestasi, ada yang prestasi rendah, dan belum tentu juga dia
bersekolah. Dari beberapa kata belum tentu itu saja sudah menghasilkan
manusia dengan pengalaman yang berbeda-beda yang dengan disadari atau
tanpa disadari telah membentuk dirinya yang sekarang. Jika kita melihat
orang yang terus-terusan mengulang suatu mata kuliah, jangan langsung
men-
judge jika ia malas belajar atau tidak berbakat dibidang
tersebut. Belum tentu! Bisa saja dia kurang suka dengan dosennya, atau
karena ia sudah pernah gagal sehingga membuat ia percaya bahwa dia
memang tidak berbakat dimata kuliah tersebut. Kita bukan dia, jika ia
telah menceritakan tentang dirinya kepada kita pun, kita mungkin akan
bisa berusaha memposisikan diri kita diposisinya, tetapi kita tidak akan
merasakan hal yang sama dengan yang dia rasakan. Perjalanan hidup
setiap orang berbeda. Jika ada seseorang yang cara hidup dan cara
pandangnya berbeda dengan kita, mengertilah, bahwa kita tidak menjalani
hidup yang sama sepertinya, kita tidak menjalani hidupnya, dan juga
orang lain tidak menjalani hidup kita. Janganlah menarik kesimpulan yang
cepat, sebelum kita benar-benar merasakan apa yang dialami seseorang.
Setelah kita tahupun apa yang dialaminya, mengertilah …
20 September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar