Banyak orang mengatakan bahwa tidak boleh bercerai, bahkan diagama
tertentu juga dikatakan tidak boleh bercerai. Namun, sebenarnya bercerai
boleh atau tidak? Setelah saya mengikuti kelas Psikologi Perempuan Rabu
kemarin, saya lebih mengerti tentang pertimbangan-pertimbangan dalam
memutuskan untuk bercerai. Jika dari saya pribadi, jawabannya adalah
tergantung situasi dan kondisinya. Situasi seperti apakah yang boleh dan
tidak boleh? Sebagai contoh, jika seorang istri yang terus-menerus
mengalami kekerasan oleh suaminya, dan sampai membahayakan fisik dan
psikologis si istri dan anak-anaknya, maka perceraian boleh dilakukan.
Karena ada alasan jika tidak bercerai, maka akan menimbulkan masalah
yang lebih besar seperti luka-luka atau disfungsi fisik sampai kematian.
Kemudian kapankah perceraian tidak diperbolehkan? Sebenarnya kembali
lagi kepasangan tersebut. Jika perceraian hanya dilakukan semata-mata
karena bosan dengan pasangan, ingatlah komitmen awal saat memutuskan
untuk menikah. Mengapa memilih orang tersebut sebagai pasangan anda jika
tidak dapat bertahan dengannya disaat situasi tertentu? Selain itu,
anak-anak juga menerima akibat dari perceraian orangtuanya, sehingga
jika anda menyayangi anak-anak anda, pertahankanlah pernikahan anda,
karena orangtua secara sadar ataupun tanpa disadari, merupakan fondasi
utama anak dalam membangun kehidupannya yang akan dibawa sampai kelak
ketika mereka dewasa.
14 September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar