Minggu, 22 September 2013

Mengapa saya tertarik dengannya… ? (Hanna Hadi Pranoto)

Terkadang kita bertanya dengan orang-orang di sekitar kita yang dekat dengan kita tentang mengapa dirinya bisa menyukai kekasihnya pada waktu pertama kali dan ingin bersama dengannya. Seringkali jawaban umum yang kita dengar adalah “dia cantik” atau “dia itu ganteng”. Terkadang ada orang yang menjawab lebih detail, “aku suka matanya, dan tubuhnya yang tinggi tegap”. Semua itu adalah jawaban-jawaban yang wajar kita dengar. Bahkan salah satu teman saya ada yang pernah berkata, “cewek itu gak cantik lho, tapi aku suka bau badannya kalau kita lagi bareng-bareng“. Seketika itu saya hanya tertawa bingung sambil sedikit mengernyitkan dahi dan tentu saja bertanya-tanya dalam hati, apakah benar bisa demikian? Saya memang pernah mendengar bahwa ada orang yang tertarik karena bau tubuh lawan jenisnya. Tetapi pada waktu itu saya sedikit kaget karena baru melihat buktinya.
Sebenarnya, jawaban-jawaban di atas merupakan jawaban yang dapat diterima. Kita memang dapat tertarik dengan lawan jenis kita karena beberapa faktor. Faktor pertama adalah kita tertarik dengan wajah lawan jenis kita. Ternyata, wajah memerankan peran penting dalam ketertarikan. Bagi pria, pria tertarik dengan wajah pasangan yang lebih feminim. Namun wanita akan lebih tertarik dengan pria yang terlihat memiliki wajah maskulin.  Pada dasarnya, bentuk wajah kita, feminim atau maskulin juga dipengaruhi oleh hormon yang ada di dalam tubuh dan didukung oleh gen. Tidak hanya itu, sebenarnya ternyata otak kita juga melihat dan cenderung memilih pasangan yang memiliki wajah simetris.
Bukan hanya wajah yang membuat kita tertarik dengan lawan jenis kita. Postur tubuh juga ternyata mempengaruhi ketertarikan terhadap lawan jenis. Coba kita cek ke dalam diri masing-masing. Kalau ditanya bagaimana kriteria cewek atau cowok idamanmu? Kebanyakan perempuan akan menjawab salah satu kriteria mereka adalah “kalau bisa yang tinggi atau seenggaknya lebih tinggi dari aku dan bodynya bagus, misalnya six pack kek atau berotot gitu..”. Sedangkan laki-laki mungkin akan menjawab, “yang seksi dong, yang bodynya yahut kayak gitar spanyol..”. Ya, hal ini semuanya wajar.. Semua orang berusaha untuk mencari pasangan yang sehat dengan tujuan dapat memberikan keturunan yang baik bagi mereka dan dapat mengasuh anak-anak mereka kelak.
Ternyata, bukan hanya hanya fisik yang memperngaruhi. Masih ada faktor lain, yaitu suara. Coba anda bayangkan ketika anda sedang mendengarkan radio. Hanya melalui suara penyiar radio, kita dapat merasa tertarik. Terkadang kita menduga-duga, berapa usianya, bagamana penampilannya, apakah maskulin atau feminim. Jika kita mendengarkan radio dengan penyiar laki-laki yang mempunyai suara rendah dan berat. Kita cenderung menduga bahwa laki-laki tersebut adalah orang yang sangat maskulin.
Nah, kita sekarang sampai pada faktor yang sempat membuat saya bertanya dalam hati seperti yang saya ceritakan di awal tulisan ini. Ya, bau tubuh atau aroma tubuh. Aroma tubuh yang dimaksud disini disebut sebagai pheromone. Pheromone adalah sejenis zat yang dikeluarkan oleh tubuh yang menghasilkan bau tertentu dan dapat membuat beberapa orang tertarik. Setiap orang memiliki aroma tubuh yang berbeda. Ternyata, gen juga secara tidak langsung mempengaruhi aroma tubuh ini. Bagaimana ini terjadi? Gen akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh seseorang, dan sistem kekebalan tubuh akan mempengaruhi bakteri mana yang bisa hidup di tubuh kita. Bakteri yang bercampur dengan keringat, akan mempengaruhi aroma tubuh yang keluar. Oleh karena aroma tubuh dipengaruhi oleh gen, maka biasanya orang yang memiliki hubungan dekat akan memiliki aroma yang mirip. Hal ini membuat mereka untuk tidak tertarik satu sama lain dan mencegah hubungan incest.
Terdapat satu faktor lagi yang membuat orang teratarik. Tidak lain dan tidak bukan adalah status sosial dan finansial. Faktor ini dapat merubah bagaimana seseorang melihat pasangannya. Mungkin pada awalnya pasangannya kurang menarik secara fisik, tetapi karena status sosial dan finansial, banyak orang yang mau untuk bersamanya. Ia pun menjadi pasangan yang dapat menarik banyak orang. Terutama wanita akan sangat dapat dipengaruhi oleh faktor ini. Hal ini karena seks berisiko lebih mahal bagi wanita. Wanita membutuhkan pria yang mapan yang dapat menghidupinya dan juga anak-anaknya kelak. Nah para kaum pria, sebaiknya bekerjalah dengan giat karena status sosial dan finansial dapat mempengaruhi penilaian wanita terhadapa kalian.
Meskipun terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi bagaimana seseorang tertarik terhadap pasangan, namun semua itu tergantung kembali kepada individu itu sendiri. Kaulah yang membuat keputusan dalam hidupmu sendiri. Setelah merasa tertarik dan mendapatkannya,  apakah mau bersamanya, membina keluarga dan menghabiskan hidupmu bersamanya atau tidak. Seperti kesimpulan yang Ibu Henny katakan setelah selesai menonton film The Science Sex Appeal, bahwa cinta dan cocok itu berbeda, ketika cinta diusahakan maka kecocokan dimulai.

19 September 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar