Jumat, 27 September 2013

are you ready to be a parents? (Dhiya Afifah Purvita)

Pada minggu ini mata kuliah perilaku seksual menjelaskan mengenai Adulthood Sexual Relationship. Apa saja sih yang dibahas pada minggu ini? Pada minggu ini, dikarenakan ada kesalah teknis jadi penjelasan materi tanpa menggunakan power point, agak bingung sih tapi saya akan mencoba merangkum materinya menurut versi saya. Yuk di simak..
     Awalnya sepasang pasangan heteroseksual maupun homoseksual memulai suatu hubungan dengan pendekatan (PDKT sih kata anak jaman sekarang hihi), nah pada proses PDKT ini biasanya pasangan akan melihatnya lebih banyak sisi positif daripada sisi negatif hehe..nah biasanya, jika sedang dalam taham PDKT, pasangan sering melakukan kencan pada malam minggu dengan tujuan mempererat hubungan mereka. Biasanya jika dilihat pada jaman sekarang, bentuk umum dari berkencan adalah makan malam (dinner) atau nonton film terbaru saat ini. Nah saat berkencan, biasanya seseorang akan berpenampilan lebih menarik, memakai make up, dan menggunakan baju terbaik.
     Terkadang dalam menjalani suatu hubungan, seseorang lebih menginginkan untuk behubungan seksual untuk mengetahui mengenai pasangannya. Dan banyak yang menilai kadar cinta seseorang dengan melihat apakah orang tersebut mau untuk berhubungan seksual dengannya. Nah, bagi para wanita berhati-hatilah menjaga badan atas rayuan lelaki. Dalam berpacaran, kita harusnya mengenal seseorang dan memperkuat secara batin bukan mengeksplor rasa cinta melalui fisik (Wirawan, 2013). Nah setelah PDKT dan jadian, kebanyakan pasangan muda akan mulai berbicara mengenai rencana, harapan menikah sesuai dengan seseorang sesuai dengan keinginan mereka. Faktanya, dikatakan pada sebuah studi bahwa pasangan heteroseksual yang menikah memiliki tingkat well-being yang baik.
     Setelah menikah dengan seseorang yang dicintai, yang diinginkan oleh pasangan adalah mempunyai anak untuk meneruskan keturunan keluarga. Anak-anak yang lahir dengan orangtua yang berpisah maupun hidup bersama akan memberikan dampak yang berbeda pada anak tersebut. pola asuh orangtua sangat berperan pada pembentukan perilaku pada seorang anak. Orangtua dengan anak yang memiliki waktu untuk menjalin hubungan dnegan anak akan memiliki kepuasan yang tinggi pada hubungan mereka dibanding dengan orangtua yang memiliki waktu yang sedikit dengan anaknya. berdasarkan hal tersebut, tidak jarang anak tidak betah dirumah karena merasa diabaikan dan mencari kesenangan dan perhatian di luar masyarakat. Kualitas seorang anak sangat dipengaruhi oleh pola asuh orangtua. Are you ready to be a parents?
 
23 September 2013
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar