Umumnya
jika ada seseorang yang bercerita masalahnya, banyak orang yang mengatakan
bahwa ia tahu rasanya dan pernah merasakan hal yang sama dan terkadang ekspresi
wajah lawan bicara memberikan kesan tertentu. Jika memang kita pernah
merasakannya itu tidak masalah, tetapi jika tidak pernah merasakannya namun kita
mengatakan kita pernah merasakannya lalu memberikan pemecahan masalah itu yang
bermasalah. Sebaiknya kita mengatakan jika kita tidak pernah merasakannya hal
tersebut. Sikap seperti ini perlu dihindari. Salah satu yang dibutuhkan untuk
mengerti orang lain adalah perasaan atau kemampuan untuk berempati. Empati
sendiri adalah seseorang menempatkan
posisinya dalam posisi orang lain untuk ikut merasakan hal yang dirasakan oleh
orang lain. Tidak hanya dengan merasakan
hal yang dirasakan oleh orang lain, melain juga harus mengerti apa yang
dimaksud oleh seseorang. Ada kalanya seseorang mengatakan hal-hal yang
sebenarnya dibandingkan jika harus menjadi sok tahu dalam suatu hal.
Selain itu adanya masalah dalam ekspresi
dari wajah lawan bicara. Banyak ketika seseorang sedang berbicara hal yang aneh
atau tidak umum raut wajah yang mendengarkan menjadi berubah. Contoh perubahannya
mungkin dahi yang berkerut karena aneh dan mata yang melotot. Perubahan
ekspresi wajah ini terkadang membuat diri orang yang sedang bercerita merasa
seperti terintimidasi yang terkadang tidak kita sadari. Alangkah lebih baik, jika
sedang mendengarkan orang bercerita dengarkanlah dengan baik dan dengan
ekspresi wajah yang tidak membuat orang lain merasa aneh. Tidak harus dengan
berbagai ekspresi untuk membuat kita terlihat memahami orang tersebut. Cukup dengan
mendengarkan dengan baik, adanya timbal balik dari ucapannya, dan membuat orang
lain nyaman untuk berbicaralah yang lebih baik.
Jadi,
ketika bertemu dengan seseorang untuk bercerita atau untuk mendengarkan lebih
baik jika kita memberikan rasa nyaman pada orang lain untuk bercerita. Jika tidak
maka orang lain semakin lama malas untuk brecerita dengan kita. Ekspresi wajah
juga perlu di jaga agar tidak berlebihan. Hal ini agar orang lain tidak
terintimidasi dari ekspresi wajah yang kita munculkan. Selain itu empati juga
diperlu kan untuk memang kita mengerti orang lain. Sekali lagi tidak dengan
cara berlebihan atau sok tahu dengan keadaan orang lain. Jadi, saat berbicara
dengan orang lain perhatikan ekspresi dan kemampuan diri dalam merasakan hal
yang sama.
15 September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar