Untuk pertemuan ke empat ini, ada istilah
yang cocok, yaitu "dari mata turun ke hati", benar adanya
ketertarikan seseorang bermula dari fisik, karena fisik yang pertama kali
terlihat, ini yang sering disebut ketertarikan seksual atau lebih dikenal
dengan seks appeal, dan ini semua berpusat pada otak manusia, dan terjadi
dialam bawah sadar manusia. Jadi selama ini tertarik dengan seseorang sudah
terprogram secara tidak sadar. Untuk menyukai pasangan lawan jenis maupun
sejenis yang disebabkan oleh hormon seks ini, jelas dengan tidak munafik terkadang kita
sudah menentukan “standard” untuk menjadi pasangan kita, dan paling tidak kita
memilih pasangan yang yang memiliki daya tarik yang kurang lebih sama dengan
daya tarik yang kita miliki, namun ini menjadi pengecualian untuk orang-orang yang memiliki ekspektasi yang sangat
tinggi plus memiliki kecukupan
finansial, mereka akan memiliki ketertarikan dengan lawan jenis dengan
ketertarikan seksual jauh diatasnya, ini biasa terjadi pada pria, namun
tidak
sedikit ini juga terjadi pada wanita. Namun ketertarikan fisik ternyata
bukan
satu-satunya aspek ketertarikan seseorang, aspek lainnya yaitu suara,
usia dan
ketertarikan seksual juga mempengaruhi, untuk pria mereka akan memilih
wanita
dengan suara tinggi, dan untuk wanita akan memilih pria dengan suara
rendah dan
berat. Suara tinggi wanita dipengaruhi oleh hormon estergen, dan pria
bersuara
rendah dipengaruhi oleh hormon testerogen. Terlepas dari semuanya,
apakah kita “perlu” menyukai dan mencintai pasangan kita dengan alasan??
Berikut
ada sebuah cerita dimana mencintai seseorang tidak butuh alasan.
Ada sebuah cerita yang ringan, menarik sekaligus indah. Konon
ada seorang cowok yang jatuh cinta pada seorang cewek. Ini biasa. Cowok ganteng
jatuh cinta pada cewek cantik.
Cowok ini adalah seorang pendiam. Tidak banyak cakap. Dan dia
takut untuk mengungkapkannya. Akhirnya dia memberanikan diri, “Saya cinta kamu.
Maukah kamu menjadi kekasihku?” Untunglah cinta si cowok ini tidak bertepuk
sebelah tangan. “Saya juga cinta kamu,” jawabnya. Maka keduanya mulai menjadi
kekasih.
Suatu waktu si cewek berpikir, “Kenapa ya cowokku mencintai saya
?” Dan dia mulai menanyakannya.
“Saya kenal seorang teman cowok. Dia mencintai ceweknya karena
dia bisa menyanyi dengan indah. Suaranya merdu dan enak didengar.” Dan dia
menambahkan contoh teman lainnya yang jatuh cinta pada ceweknya, karena dia
pandai menari. Tangan dan kakinya begitu gemulai ketika dia mulai menari.
“Lalu kenapa kamu mencintaiku ?”, tanya si cewek. Si cowok hanya
diam saja. Memang dia tidak pandai bicara. Dia hanya bisa mematung sambil
memandang mata si cewek. Ditanya berulang-ulang, si cowok tetap membisu.
Si cewek mulai naik pitam. Dia mulai berpikir yang negatif.
Jangan-jangan si cowok cuma bohong. Mungkin saja dia tidak jatuh cinta padaku,
tebaknya. Maka dia ingin memutuskan hubungan dengan si cowok ini. Tentu saja si
cowok keberatan.
Di tengah persoalan ini, dalam perjalanan ke luar kota,
tiba-tiba si cewek kehilangan kendali pada mobilnya. Mobilnya selip, dan terjun
ke jurang. Sialnya dia tidak pakai seat belt.
Suatu keajaiban meski lukanya cukup parah, dia akhirnya sembuh.
Meski harus meninggalkan 2 cacat. Yang satu kakinya pincang. Jalannya jadi
tertaih-tatih. Dan yang kedua, dia menjadi bisu. Tidak ada suara yang keluar dari
mulutnya. Yang menarik, si cowok tetap sabar dan baik hati menunggui ceweknya.
Dan dia akhirnya berbicara, “Kekasihku, untung aku tidak bilang
ke kamu, kalau aku mencintaimu karena suaramu yang indah itu. Dan untung aku
juga tidak bilang ke kamu, bahwa aku mencintaimu karena tarianmu yang indah.”
“Coba kalau aku menjawab aku mencintaimu karena suara dan
tarianmu, padahal sekarang kakimu sudah luka, dan kamu tidak bisa bersuara
lagi. Maka aku tidak punya alasan untuk mencintaimu. Alasan apa lagi yang harus
aku utarakan, nanti kamu menyangka aku bohong.”
“Sebenarnya aku mencintaimu tanpa alasan apapun. Karena aku
memang sadar dan benar-benar mencintaimu seperti apa adanya. Walaupun sekarang
kakimu menjadi pincang dan kamu menjadi bisu.”
Air mata mengalir membasahi pipi si cewek. Dia sungguh
tersentuh. Dan mereka kembali menjadi sepasang kekasih.
Kadang kita tidak dapat lagi mencintai seseorang, atau mencintai
sesuatu karena alasan a atau b. Bukan berarti kita tidak punya alasan. Tetapi
kita memang mencintainya secara apa adanya.
Sumber: Tanadi Santoso
Cerita
diatas meyadarkan saya, bahwa masih ada cinta yang tidak membutuhkan
alasan,
dan cinta ini melukiskan seberapa besar toleransi cinta yang perlu
diberikan
terhadap pasangan-pasangan kita. Dengan menerima pasangan apa adanya,
merupakan salah satu bentuk rasa syukur kita kepada sang pencipta.
18 September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar