Kamis, 19 September 2013

Dari mata Turun ke Hati?? (Ratna Sari Dewi)

   Untuk pertemuan ke empat ini, ada istilah yang cocok, yaitu "dari mata turun ke hati", benar adanya ketertarikan seseorang bermula dari fisik, karena fisik yang pertama kali terlihat, ini yang sering disebut ketertarikan seksual atau lebih dikenal dengan seks appeal, dan ini semua berpusat pada otak manusia, dan terjadi dialam bawah sadar manusia. Jadi selama ini tertarik dengan seseorang sudah terprogram secara tidak sadar. Untuk menyukai pasangan lawan jenis maupun sejenis yang disebabkan oleh hormon seks ini,  jelas dengan tidak munafik terkadang kita sudah menentukan “standard” untuk menjadi pasangan kita, dan paling tidak kita memilih pasangan yang yang memiliki daya tarik yang kurang lebih sama dengan daya tarik yang kita miliki, namun ini menjadi pengecualian untuk orang-orang yang memiliki ekspektasi yang sangat tinggi plus memiliki kecukupan finansial, mereka akan memiliki ketertarikan dengan lawan jenis dengan ketertarikan seksual jauh diatasnya, ini biasa terjadi pada pria, namun tidak sedikit ini juga terjadi pada wanita. Namun ketertarikan fisik ternyata bukan satu-satunya aspek ketertarikan seseorang, aspek lainnya yaitu suara, usia dan ketertarikan seksual juga mempengaruhi, untuk pria mereka akan memilih wanita dengan suara tinggi, dan untuk wanita akan memilih pria dengan suara rendah dan berat. Suara tinggi wanita dipengaruhi oleh hormon estergen, dan pria bersuara rendah dipengaruhi oleh hormon testerogen. Terlepas dari semuanya, apakah kita “perlu” menyukai dan mencintai pasangan kita dengan alasan??  
Berikut ada sebuah cerita dimana mencintai seseorang  tidak butuh alasan.
Ada sebuah cerita yang ringan, menarik sekaligus indah. Konon ada seorang cowok yang jatuh cinta pada seorang cewek. Ini biasa. Cowok ganteng jatuh cinta pada cewek cantik.
Cowok ini adalah seorang pendiam. Tidak banyak cakap. Dan dia takut untuk mengungkapkannya. Akhirnya dia memberanikan diri, “Saya cinta kamu. Maukah kamu menjadi kekasihku?” Untunglah cinta si cowok ini tidak bertepuk sebelah tangan. “Saya juga cinta kamu,” jawabnya. Maka keduanya mulai menjadi kekasih.
Suatu waktu si cewek berpikir, “Kenapa ya cowokku mencintai saya ?” Dan dia mulai menanyakannya.
“Saya kenal seorang teman cowok. Dia mencintai ceweknya karena dia bisa menyanyi dengan indah. Suaranya merdu dan enak didengar.” Dan dia menambahkan contoh teman lainnya yang jatuh cinta pada ceweknya, karena dia pandai menari. Tangan dan kakinya begitu gemulai ketika dia mulai menari.
“Lalu kenapa kamu mencintaiku ?”, tanya si cewek. Si cowok hanya diam saja. Memang dia tidak pandai bicara. Dia hanya bisa mematung sambil memandang mata si cewek. Ditanya berulang-ulang, si cowok tetap membisu.
Si cewek mulai naik pitam. Dia mulai berpikir yang negatif. Jangan-jangan si cowok cuma bohong. Mungkin saja dia tidak jatuh cinta padaku, tebaknya. Maka dia ingin memutuskan hubungan dengan si cowok ini. Tentu saja si cowok keberatan.
Di tengah persoalan ini, dalam perjalanan ke luar kota, tiba-tiba si cewek kehilangan kendali pada mobilnya. Mobilnya selip, dan terjun ke jurang. Sialnya dia tidak pakai seat belt.
Suatu keajaiban meski lukanya cukup parah, dia akhirnya sembuh. Meski harus meninggalkan 2 cacat. Yang satu kakinya pincang. Jalannya jadi tertaih-tatih. Dan yang kedua, dia menjadi bisu. Tidak ada suara yang keluar dari mulutnya. Yang menarik, si cowok tetap sabar dan baik hati menunggui ceweknya.
Dan dia akhirnya berbicara, “Kekasihku, untung aku tidak bilang ke kamu, kalau aku mencintaimu karena suaramu yang indah itu. Dan untung aku juga tidak bilang ke kamu, bahwa aku mencintaimu karena tarianmu yang indah.”
“Coba kalau aku menjawab aku mencintaimu karena suara dan tarianmu, padahal sekarang kakimu sudah luka, dan kamu tidak bisa bersuara lagi. Maka aku tidak punya alasan untuk mencintaimu. Alasan apa lagi yang harus aku utarakan, nanti kamu menyangka aku bohong.”
“Sebenarnya aku mencintaimu tanpa alasan apapun. Karena aku memang sadar dan benar-benar mencintaimu seperti apa adanya. Walaupun sekarang kakimu menjadi pincang dan kamu menjadi bisu.”
Air mata mengalir membasahi pipi si cewek. Dia sungguh tersentuh. Dan mereka kembali menjadi sepasang kekasih.
Kadang kita tidak dapat lagi mencintai seseorang, atau mencintai sesuatu karena alasan a atau b. Bukan berarti kita tidak punya alasan. Tetapi kita memang mencintainya secara apa adanya.
Sumber: Tanadi Santoso

Cerita diatas meyadarkan saya, bahwa masih ada cinta yang tidak membutuhkan alasan, dan cinta ini melukiskan seberapa besar toleransi cinta yang perlu diberikan terhadap pasangan-pasangan kita. Dengan menerima pasangan apa adanya, merupakan salah satu bentuk rasa syukur kita kepada sang pencipta.





18 September 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar