Jumat, 27 September 2013

Diskrimasi dan Pelecehan terhadap Perempuan (Hertha Christabelle)

Diskriminasi dan pelecehan terhadap perempuan sudah tidak asing lagi bagi kita. Namun, tidaklah bijaksana bila bila kita hanya berteriak-teriak mengajukan protes terhadap diskrimasi dan pelecehan tersebut. Alangkah lebih baik, bila kita mencari tahu akar penyebab mengapa terjadi diskriminasi dan pelecehan tersebut. Banyak faktor mengapa pelecehan dan diskriminasi dapat terjadi. Salah satunya tidak dapat dipungkiri budaya bangsa Indonesia yang sebagian besar menganut budaya patriarki menjadi salah satu faktor terjadinya diskriminasi dan pelecehan terhadap perempuan yang mungkin tidak bisa kita ubah. Namun itu bukanlah satu-satunya faktor. Faktor lain yang dapat dicegah terdapat pada diri perempuan sendiri. Sebagai perempuan, haruslah bisa menempatkan diri dengan baik sesuai situasi.

Dalam berpakaian, perempuan harus bisa menyesuaikan pakaian dengan keadaan. Misalnya di kantor, berpakaianlah secara tepat. Pakaian formal dan tidak terlalu terbuka adalah pilihan yang tepat. Saat ditempat umum yang tidak aman, seperti di pinggir jalan, jangan menggunakan pakaian yang terbuka. Ini mencegah adanya pelecehan dan sikap diremehkan (yang memicu diskriminasi).

Jaga tingkah laku. Sebagai seorang yang tidak menghendaki pelecehan dan diskrimasi kita harus bisa menempatkan diri sesuai dengan nilai dan norma. Bertindaklah secara sopan sehingga tidak mengundang diskriminasi dan pelecehan.

Buktikan kalau perempuan punya kemampuan yang tidak kalah dengan laki-laki. Bila perempuan tidak punya kemampuan yang baik, hal tersebut menjadi alasan perempuan bisa diremehkan dan diperkakukan semena-mena. Misalnya, TKW di negara lain yang tidak memiliki bekal bahasa dan kemampuan bekerja menjadi alasan diperlakukan secara tidak baik (pelecehan dan diskriminasi). Sementara bila seorang perempuan dengan kemampuan yang baik akan lebih disegani dan dihargai.

Bersikap tegas bila terjadi diskriminasi dan pelecehan. Jangan menganggap hal tersebut biasa. Hal ini mencegah terulang kembali tindakan tersebut.

Untuk kedaan tertentu jangan terlalu sensitif. memasukkan ke hati tiap perkataan atau tidakan orang lain. Ambil sisi positifnya. Karena akan dinamakan pelecehan jika korban tidak suka dengan perkataan atau tindak orang lain. Misalnya, "ah wanita lelet.." Anggap hal tersebut gurauan atau motivasi agar lebih sigap.

Semua hal di atas tidak berarti diskriminasi dan pelecehan disebabkan oleh perempuan itu sendiri. Tetapi sebagai perempuan kita harus tahu pelecehan dan diskriminasi dapat kita bisa dicegah mulai dari diri sendiri.

25 September 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar