Social history??
Terdengarnya
seperti akan menceritakan kisah-kisah kedermawanan para pemilik harta
berlimpah, relawan bencana alam atau mungkin para pahlawan bangsa
dizaman perang dulu?? hehe.. Bukan social history itu yang saya maksudkan tapi berkaitan dengan Psikologi. Kalian mau tau?? Banget?? Ini ya saya jelasin.. Cekidot ;)
Social history
Dikehidupan
tentunya kita memiliki beraneka ragam kisah.. Sedih, senang, bahagia,
seru, haru, syukur, marah, bosan seperti itulah kisah yang kita jalani
begitu beraneka ragam. Tidak ada manusia yang menjalani kehidupan sama
persis sekali pun itu kembar. Semua kisah atau peristiwa yang terjadi
pada seseorang tentu memiliki dampak yang besar untuk kehidupannya. Dari
kisah hidup mereka bisa membentuk karakter pribadi yang menjadi ciri
khas diri mereka. Mungkin sebagian orang memiliki kisah cerita yang sama
tapi kronologis ceritanya tidak akan pernah sama begitu juga cara
mereka memandang dan memaknai kisah tersebut tentu akan beda.
So, social history
adalah merupakan kisah atau cerita pengalaman kehidupan yang terjadi
pada kehidupan seseorang sepanjang hidup yang dapat berpengaruh pada
psikis seseorang.
Apa ya hubungan social history dengan wawancara oleh psikolog??
Social history
merupakan aspek yang penting untuk menggali informasi terkait
permasalahan klien. Selain itu seorang psikolog juga lebih bisa memaknai
dan memahami perasaan klien dari setiap kisah yang ia ceritakan karena
bisa saja sebuah kisah yang untuk orang lain membahagiakan, justru
berdampak sedih untuk klien.
Aspek yang termasuk dalam social history..
Family history.
Semua hal yang terkait dengan keluarga, termasuk dengan tempat lahir
dan dimana klien tumbuh kembang. Hal ini penting karena akan
memperlihatkan kemungkinan terdapatnya masalah terhadap anggota
keluarga, baik keluarga inti maupun kerabat dekat. Selain itu dapat
melihat kecenderungan kesamaan antar saudara. Misalkan, ada saudara yang
menderita gangguan mental tidak menutup kemungkinan klien juga
menderita hal tersebut. Pola komunikasi, kebudayaan dan nilai-nilai yang
diterapkan dikeluarga juga mendapatkan porsi yang besar sebagai
pembentukan karakter klien atau pun menjadi permasalahan bagi klien.
Educational history.
Segala pengalaman di dunia sekolah mencakup tempat klien menimba ilmu,
hubungan klien dengan guru dan teman, dan juga pemilihan jurusan
terhadap klien. hal tersebut juga mempunyai pengaruh terhadap kehidupan
sosial klien.
Occupational training job history. Hal
yang berhubungan dengan pekerjaan klien. Sebagian orang mungkin enggan
menceritakan tentang dunia pekerjaannya hal tersebut bisa dikarenakan
kurangnya rasa nyaman terhadap pekerjaan, atau pun pekerjaan tersebut
bertentangan dengan nilai-nilai sosial yang ada. Untuk menanyakan
terkait dengan pekerjaan, agar tidak menyinggung sebaiknya menggunakan
kalimat seperti "apa kesibukan anda saat ini?".
Marital history. Keadaan
rumah tangga dan pernikahan klien. Pengalaman dalam pernikahan bisa
memberikan dampak terhadap permasalahan diri klien. Persepsi klien
terhadap pernikahan dan kehidupan rumah tangga merupakan hal yang
menarik yang bisa digali lebih dalam.
Interpersonal relationship. Hubungan
pertemanan klien dengan sejawatnya. mengetahui tentang apakah klien
memiliki teman dilingkungan sekitar atau justru klien tidak pernah
berbaur terhadap orang-orang dilingkungan sekitarnya, dengan begitu
psikolog dapat menemukan akar permasalahan klien.
Recrational preferences.
Cara klien melakukan hal-hal yang memberi dampak meyenangkan untuk
hidupnya. Ketertarikan klien terhadap suatu hal dapat memberikan
informasi tentang keadaan klien.
Sexual history. Hl
yang terkait dengan persoalan seksualitas. Hal ini bisa menjadi hal
yang sensitif bagi beberapa orang. Pengalaman traumatis mengenai masalah
seksualitas atau kebudayaan yang sering menganggap tabu tentang
seksualitas dapat menghambat klien untuk menceritakan tentang masalah
tersebut.
Medical history. Berhubungan
dengan riwayat kesehatan fisik klien. Hal ini mencakup penyakit apa
saja yang pernah diderita klien, seberapa sering klien dirawat di RS,
obat-obatan yang sering dikonsumsi, pengalaman operasi, dan dokter yang
sering dikunjungi.
Psychiatric/psycotherapy history.
Pengalaman terkait dengan kesehatan mental klien. Penting untuk
mengetahui apakah klien sudah pernah mengunjungi psikiater atau psikolog
sebelumnya dan apakah klien pernah mengalami gangguan mental
sebelumnya.
Legal history.
Terkait dengan pengalaman dengan hukum. Apakah klien prnah mengalami
permasalahan hukum yang serius seperti menjalani sidang hingga menjalani
hukum pidana atau hanya ditilang karena melanggar rambu-rambu lalu
lintas.
Alcohol and substance use/abuse.
Apakah klien seorang pengkonsumsi aktif atau pengguna obatan terlarang.
Penggunaan zat-zat berbahaya tersebut dapat menyebabkan masalah
kianrancuh atau bahkan menimbulkan permasalahan baru.
Nicotine and caffein consumption. Pengkonsumsian klien terhadapa nikotin atau caffein. Apakah klien seorang perokok berat atau pun coffee addict.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Waaaaah.. Berdasarkan social history
diatas banyak sekali informasi yang didapatkan mengenai kehidupan
seseorang mulai dari hubungan keluarga inti, pernikahan bahkan kehidupan
pribadi seseorang. Masih banyak informasi yang belum di paparkan
seperti tentang keluhan-keluhan, perasaan klien untuk sesi berikutnya.
Menjadi
seorang interviewer yang baik harus tebal kuping, satu klien saja bisa
memberikan begitu banyak informasi gimana kalo 50 klien?? (ga kebayang
deh kuping mungkin keluar asap).
Seperti
judul diatas. untuk seorang yang bukan ahlinya ataupun tidak tertarik
dalam hal ini mungkin menganggap hal ini sungguh membosankan kecuali
individu yang kepo (hehehe) tapi mereka pun belum tentu mau
mendengar semua kisah tersebut. Itulah kelebihan seorang psikolog sambil
nyelam minum air, asah kemampuan tambah pengetahuan dan pengalaman.
Begitu banyak informasi yang bisa kita dapatkan untuk dijadikan
pelajaran dikehidupan.
Untuk
para calon interviewer sering-sering latihan wawancara supaya tidak
terlalu kaku jika berhadapan dengan klien dan pastinya membiasakan
kuping (hehehe). Saya sendiri sangat membutuhkan banyak latihan supaya
menjadi seorang ahkli dalam wawancara karena saya sendiripun merasa
teknik menggali informasi saya masih sangat minim. hmm.. semangaaat!!
Supaya jadi psikolog yang handal :P.
23 September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar