Sebuah
kata mutiara yang sangat baik, membuat saya merenung lebih dalam
mengenai fenomena diskriminasi dan pelecehan seksual yang terjadi pada
perempuan di tempat kerja.
“People seem weak, but they're strong.They seem strong, but they're weak.” -Fuyumi Soryo-
Apa yang saya renungkan? Saya merenung dan mencoba menghubungkan kata-kata mutiara tersebut kepada setiap wanita yang menjadi korban diskriminasi dan pelecehan di tempat kerja. Kebanyakan orang yang melakukan diskriminasi dan pelecehan seksual kepada wanita berpikir ia memiliki kekuatan dan superioritas yang lebih dibandingkan dengan seorang perempuan. Namun, pernyataan tersebut sebenarnya sebuah kesalahan besar.
Pernahkah kita berpikir lebih dalam mengenai para perempuan yang tetap kuat menanggung segala bentuk diskriminasi dan pelecehan seksual dari abad-abad dahulu sampai sekarang? Bukankah mereka sering kita sebut sebagai kaum yang lemah dan mudah kita perlakukan dengan negatif? Semoga dari pertanyaan-pertanyaan diatas membuat kita merenung dan sadar, bahwa para perempuan yang mungkin kita anggap lemah itu memiliki kekuatan dan ketahanan mental yang lebih dari orang-orang yang terlihat kuat.
Para perempuan yang mengalami diskriminasi dalam pekerjaan seperti rendahnya upah atau gaji, serta halangan-halangan untuk kenaikan jabatan tidak membuat mereka berhenti untuk terus berjuang hidup. Kekuatan terbesar para perempuan tak lain untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan anak-anak mereka. Tak ada seorang pun yang senang mengalami diskriminasi, namun semangat para perempuan untuk terus menghidupi keluarganya membuat para perempuan terus bertahan dalam tekanan diskriminasi yang terjadi. Selain tekanan diskriminasi yang dialami oleh perempuan di tempat kerja, pengalaman pelecehan seksual mungkin saja dapat terjadi. Pelecehan seksual tidak memilih korban, kerabat, teman, saudara, atau bahkan diri kita sendiri mungkin saja dapat menjadi korban tangan-tangan yang tidak beradab dan tidak bertanggung jawab.
Yah… sekali lagi, mungkin kita (kaum laki-laki) boleh bersenang hati, karena sebagian besar kasus pelecehan seksual terjadi pada perempuan dan dilakukan oleh kita (kaum laki-laki), yang berpikir bahwa laki-laki memiliki kekuatan yang lebih dibandingkan dengan perempuan. Perilaku pelecehan seksual yang dilakukan BUKAN menunjukan kekuatan yang sesungguhnya dari kaum laki-laki sejati. Namun lebih memperlihatkan kelemahan-kelemahan kaum laki-laki dan para pelaku pelecehan seksual atas kurangnya kontrol terhadap diri sendiri. Sekali lagi, dari kata-kata mutiara diatas menunjukan bahwa banyak orang sesuai dengan penggalan frase dari kalimat tersebut “They seem strong, but they're weak” (Mereka terlihat kuat, tetapi sebenarnya mereka lemah).
25 September 2013
“People seem weak, but they're strong.They seem strong, but they're weak.” -Fuyumi Soryo-
Apa yang saya renungkan? Saya merenung dan mencoba menghubungkan kata-kata mutiara tersebut kepada setiap wanita yang menjadi korban diskriminasi dan pelecehan di tempat kerja. Kebanyakan orang yang melakukan diskriminasi dan pelecehan seksual kepada wanita berpikir ia memiliki kekuatan dan superioritas yang lebih dibandingkan dengan seorang perempuan. Namun, pernyataan tersebut sebenarnya sebuah kesalahan besar.
Pernahkah kita berpikir lebih dalam mengenai para perempuan yang tetap kuat menanggung segala bentuk diskriminasi dan pelecehan seksual dari abad-abad dahulu sampai sekarang? Bukankah mereka sering kita sebut sebagai kaum yang lemah dan mudah kita perlakukan dengan negatif? Semoga dari pertanyaan-pertanyaan diatas membuat kita merenung dan sadar, bahwa para perempuan yang mungkin kita anggap lemah itu memiliki kekuatan dan ketahanan mental yang lebih dari orang-orang yang terlihat kuat.
Para perempuan yang mengalami diskriminasi dalam pekerjaan seperti rendahnya upah atau gaji, serta halangan-halangan untuk kenaikan jabatan tidak membuat mereka berhenti untuk terus berjuang hidup. Kekuatan terbesar para perempuan tak lain untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan anak-anak mereka. Tak ada seorang pun yang senang mengalami diskriminasi, namun semangat para perempuan untuk terus menghidupi keluarganya membuat para perempuan terus bertahan dalam tekanan diskriminasi yang terjadi. Selain tekanan diskriminasi yang dialami oleh perempuan di tempat kerja, pengalaman pelecehan seksual mungkin saja dapat terjadi. Pelecehan seksual tidak memilih korban, kerabat, teman, saudara, atau bahkan diri kita sendiri mungkin saja dapat menjadi korban tangan-tangan yang tidak beradab dan tidak bertanggung jawab.
Yah… sekali lagi, mungkin kita (kaum laki-laki) boleh bersenang hati, karena sebagian besar kasus pelecehan seksual terjadi pada perempuan dan dilakukan oleh kita (kaum laki-laki), yang berpikir bahwa laki-laki memiliki kekuatan yang lebih dibandingkan dengan perempuan. Perilaku pelecehan seksual yang dilakukan BUKAN menunjukan kekuatan yang sesungguhnya dari kaum laki-laki sejati. Namun lebih memperlihatkan kelemahan-kelemahan kaum laki-laki dan para pelaku pelecehan seksual atas kurangnya kontrol terhadap diri sendiri. Sekali lagi, dari kata-kata mutiara diatas menunjukan bahwa banyak orang sesuai dengan penggalan frase dari kalimat tersebut “They seem strong, but they're weak” (Mereka terlihat kuat, tetapi sebenarnya mereka lemah).
25 September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar