Bagi kebanyakan orang menikah
mungkin menjadi salah satu tujuan di masa depan yang ingin dicapai. Bahkan tidak
sedikit dari kita yang telah memasang target dengan jelas, misalnya menikah
pada usia tertentu, menikah dengan pasangan dengan kriteria tertentu, dan
lain-lain. Setiap orang pasti memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang
pernikahan. Bagi saya membuat keputusan untuk menikah harus dipikirkan sebaik
mungkin, karena menikah merupakan suatu moment yang hanya akan saya lakukan
sekali seumur hidup. Pandangan boleh berbeda, persepsi juga boleh berbeda, tetapi
yang pasti semua orang pernah berpikir tentang pernikah. Mengapa pernikahan
menjadi hal yang penting? Hal ini disebabkan karena pernikahan merupakan salah
satu kebutuhan dari setiap manusia. Pada tahapan perkembangan sosioemosional Erikson,
dinyatakan pada tahapan keenam, yaitu intimacy
vs. isolation, manusia membutuhkan kedekatan satu sama lain dan memiliki
perasaan bahwa ia kehilangan sesuatu pada dirinya apa bila tidak berhubungan
dengan orang lain (King, 2011).
Terlepas dari semua hal di
atas, yang ingin saya bahas kali ini adalah, dengan dasar apakah pernikahan
anda dibangun? Cinta kah? Kuatkah dasar tersebut untuk mempertahankan
pernikahan anda? Pasti menjadi impian setiap kita dapat menikah dan membangun
rumah tangga dengan orang yang kita cintai. Saya bisa melihat pernikahan yang
dimulai dengan cinta, dari kedua orang tua saya. Ayah dan Ibu saya berasal dari
daerah yang berbeda, dengan latar belakang yang juga berbeda. Namun, Ibu saya
pernah bercerita saat bertemu dengan Ayah saya. Ia seperti tahu bahwa Ayah saya
adalah jodohnya. Mereka melewati proses pacaran yang sangat singkat, hanya tiga
bulan. Setelah tiga bulan pacaran mereka memutuskan untuk menikah, dan tahun
ini pernikahan mereka telah berusia 23 tahun. Cinta yang dulu muncul saat awal
perkenalan dijaga agar terus ada dan tidak hilang oleh kedua orang tua saya. Mereka
kadang bersikap seperti orang yang sedang berpacaran, duduk di depan tv sambil
berangkulan, atau Ibu saya bersandar di bahu Ayah saya sambil bercerita tentang
pekerjaan masing-masing. Ayah saya akan membawakan hadiah untuk Ibu saya setiap
pulang dari sebuah perjalanan. Hal-hal seperti itulah yang saya saksikan dari
hubungan pernikahan kedua orangtua saya. Saya melihat cinta yang menurut saya
semakin hari semakin bertambah bukannya semakin pudar.
Tetapi, apakah cinta saja
cukup untuk mempertahankan sebuah hubungan pernikahan? Dibutuhkan juga komitmen
yang kuat dari masing-masing orang terhadap pasangannya. Komitmen yang bisa
saya lihat dari hubungan pernikahan orang tua saya adalah, mereka selalu
menjaga agar kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan sejak awal menikah tetap
dilakukan sampai sekarang. Mungkin hanya hal-hal kecil seperti pergi ke gereja
bersama-sama, berdoa di malam hari bersama-sama, makan di meja makan bersama,
dan lain sebagainya. Tetapi untuk menjaga agar hal-hal tersebut bisa berjalan
hingga sekarang dibutuhkan komitmen dari keduanya untuk terus mau melakukan
hal-hal tersebut.
Selain cinta dan komitmen,
komunikasi yang baik juga diperlukan agar hubungan pernikahan berjalan secara
sehat. Ayah saya bekerja di provinsi yang berbeda dengan provinsi tempat kami
tinggal. Dalam satu bulan beliau akan berada di dua kota yang berbeda. Setengah
bulan lebih beliau akan ada di kota tempatnya bekerja, dan sisanya beliau akan
pulang ke rumah di kota tempat kami tinggal. Setelah pulang dari tempat kerja
masing-masing, Ayah saya akan menelepon Ibu saya berjam-jam, untuk sekadar
bercerita tentang berbagai hal, dan hal tersebut dilakukan setiap hari. Mereka mencoba
terus menjaga komunikasi walaupun berada di tempat berbeda.
Dari hubungan pernikahan
kedua orang tua saya, dapat saya lihat adanya tipe hubungan consummate love. Dimana consummate
love sendiri memiliki arti hubungan
yang memiliki ketiga elemen, yaitu intimacy,
passion, dan commitment. Hubungan
ini saling bergantung satu sama lain dan dapat saling merubah dan belajar untuk
mempertahankan hubungan. Dengan tipe hubungan seperti inilah sebaiknya
pernikahan anda dibangun. Dengan demikian pernikahan anda dapat berjalan secara
baik dan sehat, sehingga kemungkinan terburuk seperti perceraian dapat
terhindarkan.
18 September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar