Rabu, 18 September 2013

Wawancara Praktisi (Mutiara Sani)

Pada saat kuliah pertemuan ketiga dan keempat di kelas teknik wawancara membahas mengenai wawancara berdasarkan hasil wawancara pada beberapa psikolog, diantaranya adalah psikolog klinis anak, psikolog klinis dewasa, psikolog pendidikan, dan psikolog Industri dan Organisasi. karena ada banyak versi kendala dalam wawancara.

Kendala dalam wawancara berdasarkan hasil wawancara dari psikolog klinis anak adalah psikolog klinis anak ketika anak itu deffensive, karena kalau anak deffensive kita tidak dapat mendapatkan informasi yang kita inginkan. untuk mengatasi masalah ini, psikolog klinis anak balik lagi ketahap bina rapport agar anak-anak percaya pada psikolognya. Tahap bina rapport pada anak-anak cenderung dengan beberapa permainan.

dan menurut psikolog klinis dewasa adalah ketika interviewee itu berbohong atau menutupi masalahnya. ini juga pada kasus deffensive dan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan diperlukan bina rapport, biasanya untuk bina rapport, interviewer lebih meyakinkan interviewee kalau masalah tidak akan sampai bocor ke pihak lain.

kemudian ada lagi dari praktisi pendidikan, menurutnya kendala yang sulit dihadapi yaitu pada anak yang intovert atau pendiam. namun hal ini disiasati dengan cara interviewee menuliskan masalah-masalah di kertas, sehingga interviewee tidak malu untuk menceritakan masalahnya, namun terkadang psikolog pendidikan pun membina rapport lagi

terdapat perbedaan kendala pada tiap praktisi, namun saya menyimpulkan kalau kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi dengan cara yang sama yaitu bina rapport,
untuk mendapatkan kemampuan menggali informasi dari client dengan cepat dan tepat diperlukan jam terbang yang banyak.

17 September 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar