Selasa, 03 September 2013

Subjective Well Being (Lasma Nora Apriany)



Subjective Well Being merupakan evaluasi kognitif dan afektif dalam hidup seseorang. Elemen kognitif mengacu kepada apa yang seseorang pikirkan mengenai kepuasan hidupnya secara menyeluruh atau pada bagian tertentu (mis: pekerjaan, hubungan, dll). Elemen afektif mengacu kepada emosi, mood, dan perasaan. Afektif dianggap positif jika emosi, mood, dan perasaan sedang bahagia. Sedangkan afektif akan dianggap negatif jika emosi, mood, dan perasaan sedang tidak bahagia (mis: merasa bersalah, malu, dan marah). Seseorang yang memiliki kepuasan yang tinggi terhadap hidupnya dan lebih banyak mengalami positive affect (mis: kasih sayang, kegembiraan, dll.) dan sedikit negative affect akan dianggap memiliki level SWB yang tinggi. Dalam kata lain, akan menjadi sangat bahagia.
Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara kepuasan hidup dan kepuasan kerja. Mereka yang puas terhadap hidupnya cenderung menemukan lebih banyak kepuasan dalam bekerja. Jadi, akan salah jika seseorang berpikir dia akan bahagia dalam pekerjaannya jika mendapatkan fasilitas yang banyak dari kantor atau mendapatkan gaji yang besar. Karena seseorang perlu menjadi bahagia dulu dalam hidupnya lalu bahagia dalam pekerjaan atau profesinya. Mereka yang bahagia dalam menjalani pekerjaan atau profesinya akan menjadi lebih produktif dan efektif. Mereka juga akan menghasikan lebih banyak uang, mendapatkan lebih banyak promosi dalam pekerjaan mereka, mendapat evaluasi yang lebih baik dari supervisor, dan menjadi karyawan yang baik.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengalami SWB, antara lain: (1) melatih bersyukur dan positive thinking (mengucap syukur, optimis, menghindari overthinking & perbandingan sosial), (2) berinventasi dalam relasi atau hubungan sosial (bersikap baik terhadap orang lain dan merawat relasi yang sudah ada), (3) mengatur stress dan trauma (membangun strategi untuk coping dan belajar untuk memaafkan), (4) hidup pada masa ini (tidak dipengaruhi oleh masa lalu dan tidak khawatir akan masa depan), (5) berkomitmen terhadap goalnya, dan (6) merawat jiwa dan raga (meditasi, relaksasi, olahraga, dll.).


3 komentar:

  1. saya sedang mengajukan proposal skripsi mengenai subjective well being..oia aku mau tanya km bilang "Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara kepuasan hidup dan kepuasan kerja. Mereka yang puas terhadap hidupnya cenderung menemukan lebih banyak kepuasan dalam bekerja" itu dasarnya apa ya? apakah mmg ada penelitian yang hasilnya begitu? trimakasih :)

    BalasHapus
  2. kami teruskan kepada ybs, semoga segera dijawab.. Terima kasih.

    BalasHapus
  3. Hallo Yohana Rida, hasil penelitian yang saya maksud adalah hasil penrlitian dari Ed Diener sorang positive psychologist. Jadi beliau sudah melakukan penelitian dalam 3 dekade terakhir terkait dengan SWB. Bisa silahkan dicari lebih lanjut ya. Semoga membantu :)

    BalasHapus