Subjective
Well Being merupakan evaluasi kognitif dan afektif dalam hidup seseorang.
Elemen kognitif mengacu kepada apa yang seseorang pikirkan mengenai kepuasan
hidupnya secara menyeluruh atau pada bagian tertentu (mis: pekerjaan, hubungan,
dll). Elemen afektif mengacu kepada emosi, mood, dan perasaan. Afektif dianggap
positif jika emosi, mood, dan perasaan sedang bahagia. Sedangkan afektif akan
dianggap negatif jika emosi, mood, dan perasaan sedang tidak bahagia (mis:
merasa bersalah, malu, dan marah). Seseorang yang memiliki kepuasan yang tinggi
terhadap hidupnya dan lebih banyak mengalami positive affect (mis: kasih
sayang, kegembiraan, dll.) dan sedikit negative affect akan dianggap memiliki
level SWB yang tinggi. Dalam kata lain, akan menjadi sangat bahagia.
Penelitian
menunjukkan bahwa ada hubungan antara kepuasan hidup dan kepuasan kerja. Mereka
yang puas terhadap hidupnya cenderung menemukan lebih banyak kepuasan dalam
bekerja. Jadi, akan salah jika seseorang berpikir dia akan bahagia dalam
pekerjaannya jika mendapatkan fasilitas yang banyak dari kantor atau
mendapatkan gaji yang besar. Karena seseorang perlu menjadi bahagia dulu dalam
hidupnya lalu bahagia dalam pekerjaan atau profesinya. Mereka yang bahagia
dalam menjalani pekerjaan atau profesinya akan menjadi lebih produktif dan
efektif. Mereka juga akan menghasikan lebih banyak uang, mendapatkan lebih
banyak promosi dalam pekerjaan mereka, mendapat evaluasi yang lebih baik dari
supervisor, dan menjadi karyawan yang baik.
Ada
beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengalami SWB, antara lain: (1) melatih
bersyukur dan positive thinking (mengucap syukur, optimis, menghindari
overthinking & perbandingan sosial), (2) berinventasi dalam relasi atau
hubungan sosial (bersikap baik terhadap orang lain dan merawat relasi yang
sudah ada), (3) mengatur stress dan trauma (membangun strategi untuk coping dan
belajar untuk memaafkan), (4) hidup pada masa ini (tidak dipengaruhi oleh masa
lalu dan tidak khawatir akan masa depan), (5) berkomitmen terhadap goalnya, dan
(6) merawat jiwa dan raga (meditasi, relaksasi, olahraga, dll.).
saya sedang mengajukan proposal skripsi mengenai subjective well being..oia aku mau tanya km bilang "Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara kepuasan hidup dan kepuasan kerja. Mereka yang puas terhadap hidupnya cenderung menemukan lebih banyak kepuasan dalam bekerja" itu dasarnya apa ya? apakah mmg ada penelitian yang hasilnya begitu? trimakasih :)
BalasHapuskami teruskan kepada ybs, semoga segera dijawab.. Terima kasih.
BalasHapusHallo Yohana Rida, hasil penelitian yang saya maksud adalah hasil penrlitian dari Ed Diener sorang positive psychologist. Jadi beliau sudah melakukan penelitian dalam 3 dekade terakhir terkait dengan SWB. Bisa silahkan dicari lebih lanjut ya. Semoga membantu :)
BalasHapus