Kuliah
di Fakultas Psikologi bukanlah hal yang mudah. Baru saja masuk kuliah, kemudian
ditanya oleh teman atau keluarga kuliah di fakultas apa, sudah disangka dapat membaca
wajah orang, apa lagi jika menjalani profesi sebagai psikolog. Ilmu psikologi
sendiri dapat diterapkan dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang klinis,
pendidikan, PIO, kriminologi dan forensik. Setiap bidang memiliki klien dan job description-nya masing-masing. Hal
yang membuat saya tertarik adalah bidang klinis, khususnya klinis dewasa.
Kliennya adalah orang-orang dewasa, dengan masalah atau keluhannya
masing-masing. Psikolog klinis dewasa biasanya praktek di rumah sakit. Latar
belakang klien yang datang pun bermacam-macam. Ada yang datang karena dirujuk
oleh dokter, misalnya dokter kandungan. Setelah melahirkan, misalnya sang ibu
mengalami tekanan psikologis, sehingga membutuhkan bantuan psikolog untuk
menanganinya. Ada juga yang datang dengan rujukan dari pihak keluarganya, atau
ada juga yang datang dengan keinginannya sendiri. Psikolog pun harus memahami
bagaimana hingga akhirnya klien datang menemui psikolog.
Klien
yang datang menemui psikolog tentu memiliki masalahnya sendiri-sendiri,
ditambah lagi masa dewasa sendiri dibagi menjadi tiga, yaitu dewasa awal,
dewasa madya, dan dewasa akhir. Setiap tahapan ini, memiliki tugas perkembangan
yang berbeda-beda yang mungkin menjadi latar belakang keluhan klien. Tugas pertama dari seorang
psikolog adalah memahami keluhan klien, termasuk mencari penyebab yang
melatarbelakanginya, sehingga dapat ditentukan solusi yang tepat, misalnya
dengan memberikan terapi atau treatment.
Teknik wawancara dapat digunakan untuk diagnosis keluhan klien. Alasan
menggunakan teknik wawancara adalah informasi dapat diperoleh langsung dari
klien, bahkan tanpa alat seperti yang dalam penggunaan psikotes. Informasi yang
diperoleh melalui wawancara pun lebih lengkap, karena dapat diterapkan pada
klien (autoanamnesa) maupun pihak keluarga yang mengetahui masalah klien
(aloanamnesa). Teknik wawancara sendiri tidak selalu dapat langsung diterapkan
pada saat pertama klien datang, terutama jika klien datang dengan rujukan dari
dokter atau keluarga. Klien cenderung akan bersikap tertutup atau bahkan
berbohong menutupi apa yang sebenarnya terjadi. Inilah salah satu kelemahan
teknik wawancara. Membina hubungan rapport
dengan klien dapat menjadi salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut,
misalnya dengan ngobrol-ngobrol
santai terlebih dahulu. Buatlah klien terlebih dahulu nyaman dengan Anda,
ciptakan trust dari klien, sehingga
klien dapat bercerita dengan perasaan yang aman dan nyaman. Apabila diagnosis
dilakukan dengan tepat, solusi yang diberikan pun akan sesuai dengan apa yang
dikeluhkan klien, sehingga klien dapat menikmati manfaat berkonsultasi dengan
psikolog.
16 September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar