Senin, 09 September 2013

Wanita sebagai ibu? Wanita sebagai wanita karier? (Talissa Camellia)

      Tahun 2013, wanita yang telah menikah dan tetap bekerja adalah hal yang umum. Banyak sekali saya jumpai di sekitar saya, di mana setelah menikah para wanita tetap ingin bekerja. Dari sepupu, teman kakak, tetangga bahkan pendapat dari teman sendiri, banyak yang ingin menjadi wanita karir setelah menikah.

    Para wanita tidak ingin hanya di rumah dan mengurusi rumah. Mereka ingin tetap memiliki kehidupan di luar rumah walau status telah berubah. Mereka tidak ingin terjebak dengan kehidupan rumah tangga yang bisa dibilang itu-itu saja. Bahkan teman saya pun berkata, kalau ia ingin mempergunakan setiap ilmu yang di peroleh selama perkuliahan untuk bekerja dan tidak mau langsung menjadi ibu rumah tangga setelah menikah.  Katanya “buat apa sekolah S1 selama 4 tahun trus lanjut 2 tahun lagi buat s2, abis menikah langsung  jadi ibu rumah tangga, buat apa usaha dan kerja keras membuat penelitian ama ngafalin teori”. Kalau  dipikir yang dikatakan teman saya tidak salah, sudah seharusnya jika kita memiliki pendidikan yang tinggi, kita melakukan suatu hal yang berguna untuk orang lain.

     Banyak di antara teman  perempuan kakak saya pun, yang  berpendapat sama. Mereka tidak membayangkan dirinya menjadi ibu rumah tangga bahkan setelah menikah. Mereka menyelesaikan pendidikan sarjana beberapa tahun lalu, mereka langsung mencari kerja. Sekarang mereka ada yang bekerja di bank, di bagian akuntansi dan ada juga yang telah membuka sebuah toko bakery. Para wanita ini memiliki begitu banyak ambisi dan impian yang ingin mereka lakukan di masa muda. 

     Tapi bukan berarti semua wanita, memiliki kemauan menjadi wanita karir sebelum dan sehabis menikah. Ada juga orang di sekitar saya, yang ingin menikah muda sekitar usia 22-23 tahun. Bahkan pernikahannya telah dipersiapkan dari gaun hingga tempatnya. Saat ditanya kenapa ingin menikah cepat dan apakah ingin bekerja, mereka jawab dengan percaya diri bahwa mereka mau jadi ibu rumah tangga saja seperti dengan ibunya. Memiliki ibu yang menjadi ibu rumah tangga atau wanita karir menurut saya, merupakan contoh modelling di kehidupan kita.  Ibu menjadi seorang teladan  yang sangat mempengaruhi keputusan para anak perempuan dalam memutuskan masa depannya.

  Menjadi ibu rumah tangga atau wanita karir tidak ada yang salah. Semuanya adalah pekerjaan yang luar biasa dan sama hebatnya. Yang penting di saat wanita memilih, mereka harus ingat akan peran-peran yang dimilikinya. Mereka harus mampu menyeimbangkan waktu antara pekerjaan dan keluarga. Tidak pernah lupa untuk meluangkan waktu untuk sang anak dan suami. Menghabiskan waktu yangberkualitas. Di saat  telah memilih, lakukan pilihanmu dengan penuh tanggung jawab dan kasih.

Being mother and business women in the same time is difficult, but the important is the love that you give for your family never stop.

9 September 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar