Kata homoseksual tentunya bukanlah kata
asing di telinga kita bukan? Sebagian besar orang mungkin sudah mengetahui apa
itu homoseksual. Homoseksual adalah rasa ketertarikan seseorang terhadap orang
lain yang berjenis kelamin sama dengannya. Jika pada umumnya laki-laki akan
tertarik pada perempuan dan begitupun sebaliknya (biasa disebut heteroseksual),
maka pada kaum homoseksual mereka tidak akan merasa tertarik dengan lawan
jenisnya. Homoseksual dibagi menjadi dua yaitu gay dan lesbian. Jika
pada kaum gay, laki-laki akan
tertarik kepada laki-laki juga maka pada kaum lesbian, perempuan akan tertarik pada perempuan juga. Ada lagi satu
istilah yang disebut biseksual. Kaum biseksual bisa laki-laki maupun perempuan.
Pada kaum ini adalah mereka yang memilki ketertarikan pada kedua jenis kelamin
baik laki-laki maupun perempuan, dengan kata lain… “laki-laki boleh – perempuan juga ayo”.
Hmm… Kira-kira pikiran dan ucapan pertama apa
yang akan muncul dalam otak Anda saat mendengar kata homoseksual? Mungkin
beberapa dari Anda akan mengatakan “ih….” atau “jijik banget” atau kata-kata dengan konotasi negatif
lainnya. Tapi mungkin ada juga beberapa orang yang akan mengatakan “homoseksual?
Kenapa? Biasa aja tuh…”
Menurut Anda, kata-kata mana yang lebih
tepat? Yang pertama dan kedua atau yang ketiga?
Hmm…. Menurut saya sih, meskipun orang tersebut adalah homoseksual tapi mereka
tetaplah manusia yang memiliki derajat sama dengan manusia normal lainnya di
bumi. Sangat tidak pantas jika kita menjauhi mereka dengan alasan jijik atau merasa mereka tidak pantas
ada di dunia ini. Meskipun demikian, bukan berarti saya mendukung kaum
homoseksual. Menurut saya, mungkin tidak ada yang salah dengan keputusan mereka
untuk menjadi seorang homoseksual, karena setiap manusia memiliki haknya
sendiri untuk menentukan arah hidupnya sama halnya dengan mereka.
Mereka telah memilih untuk menjadi
homoseksual, tentunya mereka harus siap untuk menanggung segala konsekuensi dan
resiko atas pilihan hidupnya. Salah satunya adalah mungkin akan dikucilkan oleh
masyarakat karena mungkin tidak sesuai dengan norma setempat. Akan tetapi,
menurut saya seharusnya masyarakat tidak boleh mengucilkan mereka seperti itu,
sebab bagaimanapun mereka juga manusia sama seperti kita. Alangkah baiknya jika
kita sebagai warga sekitar justru merangkulnya dan membantunya untuk kembali ke
orientasi seksual yang seharusnya. Namun jika mereka tetap memilih untuk
menjadi homoseksual, ya sudah… Biarkan saja, karena dia sendiri yang akan
menanggung resiko tersebut dan bukanlah kita.
Di Indonesia, kaum homoseksual masih
sangat tabu. Namun, jangan salah, meskipun tabu tapi banyak juga kaum
homoseksual yang tidak terekspos di Indonesia. Oleh karena budaya timur yang
begitu kental di Indonesia, maka pernikahan homoseksual masih sangat dilarang.
Namun, di beberapa negara tertentu, pernikahan homoseksual telah diizinkan
terlaksana dan sah secara hukum, salah satunya adalah Belanda sebagai negara
pertama di dunia yang mengesahkan pernikahan sesama jenis.
Mungkin ada terdapat banyak kaum
homoseksual di sekitar Anda tanpa Anda sadari, namun mereka mungkin tidak
berani untuk mengungkapkan diri. Jika kita mengetahui bahwa ada seseorang yang
homoseksual, maka cobalah untuk mendekatinya – tentunya bukan untuk menjadi pasangannya
– dan bicara secara baik-baik dengannya. Segala sesuatu masih mungkin dapat
terjadi. Siapa tahu dengan bantuan kita mereka dapat kembali normal dan
menjalani kehidupan sesuai dengan yang seharusnya. Tentunya akan lebih baik jika
mereka dapat kembali normal bukan?
Coba bayangkan apa jadinya anak mereka
kelak jika diasuh oleh orang tua yang berjenis kelamin sama? Kaum homoseksual mungkin
akan mengadopsi anak karena tentunya sesama jenis tidak dapat menghasilkan
keturunan. Jika anak tersebut kemudian tumbuh dan berkembang di antara orang
tua yang sejenis, tentu ia akan merasakan kurangnya sosok salah satu orang tua
yang seharusnya mungkin ayah maupun ibu. Meskipun hasil penelitian mengatakan
tidak akan ada pengaruh pada anaknya kelak dan mungkin anaknya akan tetap
normal, namun menurut saya tentu akan ada hal yang berbeda pada anak tersebut
jika dibandingkan dengan anak-anak lainnya.
Jadi, sebaiknya berjalanlah di jalan yang
seharusnya. Jika memang diciptakan untuk berpasangan dengan lawan jenis, maka
janganlah memaksakan hal yang tidak seharusnya. Sebab yang namanya normal akan
selalu lebih baik daripada tidak normal. Pikirkan baik-baik keputusan Anda,
sebab pada akhirnya Anda sendiri yang akan menjalaninya dan Anda sendiri yang
harus mengambil resiko atas apa yang Anda pilih.
9 September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar