Sampai juga pada topik pembahasaan yang sangat menggelitik buat
saya, dikelas perilaku seksual, yakni pembahasan mengenai heteroseksual,
biseksual, dan homoseksual. Wah, kalau membicarakan mengenai orientasi
seseorang terdengar sangat asing bagi telinga orang timur seperti kita.
Tidak akan tabu jika kita membahas mengenai bagaimana suatu individu
dan individu lain menjalin suatu hubungan dengan jenis kelamin yang
berbeda (laki-laki dan perempuan), inilah yang disebut dengan
heteroseksual. Inilah orientasi seksual yang banyak terdapat didalam
masyarakat tertentu dan ini dianggap normal dibanding orientasi seksual
lainnya.
Orientasi seksual yang lainnya ialah biseksual, biseksual adalah
pria dan wanita yang tertarik secara seksual atau erotik kepada anggota
dari kedua jenis kelamin, nahh kadang ini orang kenal dengan sebuatan AC
DC, individu dengan orientasi seksual seperti ini menikmati mereka
menikmati berhubungan dengan sesama jenis dan dengan lawan jenis dan
pasangan biseksual sangat jarang ditemui dan muncul kepermukaan untuk
dibahas secara ilmiah. Orang-orang biseksual lebih merupakan orang yang
tertarik secara seksual kepada orang-orang dari kedua jenis kelamin
selama masa waktu yang bersamaan.
Nah, Orientasi seksual ini, yang masih dianggap tabu oleh masyarakat
kita yakni adalah Homoseksual dimana adanya ketertarikan antara individu
dan individu lain yang memilki jenis kelamin yang sama, nahh inilah
yang sangat menarik perhatian saya dan pembahasan minggu ketiga ini,
mereka yang memiliki orientasi seksual seperti ini memiliki terjadi
karena ada 4 faktor menurut Prof Dr dr Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS
yaitu faktor biologik yaitu gangguan di pusat seks di otak, dimana
gangguin ini dibawa sejak lahir, yang Kedua adalah faktor perkembangan
psikoseksual sejak kecil, Yang ketiga yakni faktor sosiokultur yaitu
kondisi sosial budaya disuatu masyrakat yang memang memberlakukan
homoseksual, dan terakhir adalah faktor lingkungan karena pengaruh
lingkungan yang menyebabkan seseorang merasakan pengalaman homoseksual.
Untuk keempat faktor diatas yang seharusnya bisa ditoleransi ialah
dimana seorang tidak bisa lagi menyukai lawan jenisnya akibat faktor
biologik yang memang secara tidak langsung dianggap "menganggu"
oranglain. Banyak diantara mereka yang harus dikucilkan keluarganya,
masyarakat, dan lingkunganpun memusuhinya.
Untuk orang seperti ini, mereka tidak memilki banyak pilihan hidup,
mereka harus hidup dari cemoooh orang, dikucilkan dan dikucilkan. Saya
rasa kalaupun mereka bisa memilih mereka akan memilih hidup normal
seperti orang pada umumnya. Dulu waktu saya duduk di sekolah menengah,
saya kursus berbahasa inggris, guru saya adalah seorang laki-laki, dia
mengajar sangat baik, dan sangat peduli dengan kami semua. Penampilannya
yang maskulin pun tidak menunjukan bahwa dia seorang homoseksual. Singkat cerita karena kedekatannya dengan kami dia akhirnya mengaku
kepada kami, beberapa muridnya bahwa dia adalah seorang homoskesual,
namun entah mengapa saya tidak merasakan jijik atau geli dengan
pengakuannnya tersebut, dia juga bercerita bagaimana kerasnya dia berobat
ke sana kemari agar bisa sembuh, dia juga beberapa kali mencoba
berhubungan dengan wanita namun gagal. Cacian dan makian dari
orang-orang terdekatnya bukan lagi hal asing baginya, dan karena itulah
dia ingin berubah. Namun dengan cacian dan makian pula dia bisa bangkit,
dia memilih untuk dicaci dan dimaki daripada dia harus menderita dan
sampai saat sangat independen bahkan prestasinya mengajar sangat baik.
Untuk
itu saya percaya orang-orang yang memilki orientasi seksual yang
berbeda dari yang seharusnya, memiliki haknya untuk hidup layak, dan
sebagian dari mereka berhasil dalam hidupnya. 9 September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar