Sebagai
prolog, saya meminta anda untuk berfikir sejenak. Saat anda membaca tiga
pernyataan setelah ini dan ada seseorang yang tiba-tiba terlintas di kepala
anda yang sesuai dengan pernyataan tersebut, maka anda harus menjawab “ya” dalam pikiran anda.
Pernyataan
pertama, saya memiliki kenalan yang memiliki tujuan yang luar biasa namun tidak
pernah mencapainya. Kedua, saya memiliki kenalan sudah yakin dengan tujuannya,
melakukannya, namun berhenti di tengah jalan. Ketiga, saya memiliki kenalan
yang hampir selalu sukses mencapai tujuannya. Jika anda memiliki dua atau tiga
jawaban “ya” dalam pikiran anda, pernahkah anda berpikir apa yang
membedakan mereka? kenapa seseorang sukses sedangkan yang lain gagal padahal
mereka sama-sama memiliki tujuan?
Kebanyakan
orang, terutama dalam dunia pekerjaan atau bahkan anda sekalipun, akan
cenderung menjawabnya dengan teori-teori motivasi, bakat minat, mood, stres,
need, dsbnya. Namun, pernahkah anda mempertimbangkan tentang aspek harapan atau
hope?
Menurut
Snyder, harapan adalah gabungan antara niat atau tekad untuk mencapai tujuan
tertentu (agency) dan rencana mental yang berisi beberapa strategi berbeda
untuk mencapai tujuan mereka (pathways). Sederhananya, harapan melibatkan
keinginan kuat mencapai suatu tujuan tertentu dan mencari jalan-jalan
alternatif menuju kesana apabila jalan utama terhambat oleh masalah.
Bagaimana
harapan bekerja dalam diri seseorang? Harapan pasti diawali oleh suatu tujuan
yang ingin dicapai. Kemudian, harapan memberikan pikiran positif bahwa
seseorang dapat mencapai tujuannya yang kemudian menghasilkan niat atau tekad.
Namun apa yang membedakannya dengan optimisme? Yang membedakannya adalah
harapan tidak hanya memberikan niat tetapi juga membuat rencana-rencana
realistis untuk mencapai tujuannya atau untuk mengatasi masalah yang mungkin
muncul.
“Jadi bagaimana penjelasan
teori harapan (hope) untuk pernyataan- pernyataan di paragraf pertama?” Anda mendapatkan bonus poin jika pertanyaan seperti ini
muncul di kepala anda saat anda membaca paragraf 3 atau 4. Pernyataan pertama,
saya memiliki kenalan yang memiliki tujuan yang luar biasa namun tidak pernah
mencapainya. Hal ini berarti orang tersebut baru memiliki suatu tujuan yang
INGIN dicapai. Memiliki keinginan bukan berarti langsung memiiliki tekad atau
niat. Seseorang mungkin saja ingin mencapai tujuan tertentu namun masih belum
memiliki pikiran positif bahwa ia bisa dan ia harus melakukan usaha tertentu
untuk mencapai tujuan tersebut. Tentu tujuan tidak akan tercapai dengan
sendirinya tanpa usaha bukan?
Pernyataan
kedua, saya memiliki kenalan sudah yakin dengan tujuannya, melakukannya, namun
berhenti di tengah jalan. Hal ini berarti, orang tersebut sudah memiliki tujuan
yang ingin dicapai dan sudah memiliki tekad atau niat untuk mencapainya.
Terlihat darimana? Terlihat dari usahanya untuk mencapai tujuan tersebut. Namun
kenapa berhenti? Disinilah perbedaan antara harapan dan optimis terlihat.
Optimis berarti sudah memiliki keinginan, memiliki pikiran positif, namun bisa
saja berhenti saat masalah muncul di tengah jalan. Sedangkan harapan memberikan
alternatif atau solusi-solusi penyelesaian masalah sehingga tidak akan berhenti
saat masalah muncul.
Pernyataan
ketiga, saya memiliki kenalan yang hampir selalu sukses mencapai tujuannya. Hal
ini berarti orang tersebut sudah memiliki tujuan yang ingin dicapai, memiliki
tekad atau niat, dan memiliki bermacam cara untuk mencapai tujuannya. Sehingga
saat masalah-masalah muncul di tengah jalan, ia tidak hanya memiliki pikiran
positif tetapi juga sudah memiliki bermacam-macam solusi atau cara untuk
mengatasinya.
Teori
harapan atau hope memang masih jarang terdengar untuk mengatasi masalah
khususnya dalam dunia pekerjaan. Padahal, beberapa penelitian sudah membuktikan
bahwa harapan seseorang akan meningkatkan performa kerja, kepuasan kerja,
kebahagiaan dan komitmen organisasi seseorang. “Dapat
diterapkan dalam dunia pekerjaan?” Tentu. Tujuan tidak hanya
berarti tujuan hidup kan, tapi juga dapat berupa peningkatan penjualan,
pengembangan usaha, pencapaian target bulanan, penyelesaian proyek, dsbnya.
Penjelasan-penjelasan
saya di atas, bukan berarti saya mengabaikan hal-hal penting lain seperti
optimisme, motivasi, resilience, dsbnya. Saya hanya ingin memperkenalkan sebuah
teori baru, yaitu teori hope untuk mengatasi masalah- masalah dalam kehidupan
sehari-hari atau bahkan dalam dunia pekerjaan anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar