Wawancara tidak dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti mengobrol
dengan teman. Bila kita tidak memiliki keterampilan yang cukup untuk
wawancara, maka kita tidak akan dapat mewawancara orang dengan baik.
Berikut ini teknik wawancara yang diperlukan agar wawancara kita
berjalan dengan baik.
Membina rapport. Membina rapport disini maksudnya adalah membuat
nyaman orang yang kita wawancara. Kenapa harus membuat nyaman? supaya
orang yang kita wawancara dapat memberikan informasi yang kita butuhkan
dengan terbuka. Apa jadinya bila orang yang kita wawancara tidak merasa
nyaman selama wawancara berlangsung? tentunya informasinya akan
diberikan dengan tidak terbuka, seperti ditutup-tutupi. Bagaimana cara
membina rapport yang baik? berbagai cara dapat dilakukan seperti menyapa
orang yang akan kita wawancara, berjabat tangan sebelum wawancara,
memperhatikan setiap perkataannya, memberikan respon yang baik untuk
setiap informasi yang kita terima dan tersenyum. Dengan itu, orang yang
kita wawancara akan merasa nyaman dan apa yang menjadi tujuan wawancara
kita dapat tercapai.
Empati. Dengan berempati, kita dapat merasakan apa yang dirasakan
oleh orang yang kita wawancara. Setiap perasaan yang dirasakan oleh
sumber kita dapat kita terima dengan baik. Tidak memandang apakah pada
saat itu dia sedang merasa sedih, marah, atau senang. Setiap emosi yang
dirasakan oleh klien, dapat kita rasakan dan kita pun dapat memposisikan
diri kita menjadi klien.
Attending Behaviour. Dalam wawancara, terkadang banyaknya
kata yang keluar bukan merupakan salah satu cara terbaik untuk
berempati. Memberikan kontak mata dan bahasa tubuh yang menunjukkan
minat kita kepada apa yang disampaikan oleh klien kita merupakan bentuk
empati yang baik. Cukup berikan klien waktu untuk menyampaikan apa yang
ia rasakan kepada kita dan tugas kita adalah menyimak dengan baik apa
yang disampaikan klien kita. Hening sesaat merupakan hal yang baik dalam
wawancara sebagai bentuk empati kita kepada klien.
Teknik bertanya. Dalam wawancara terdapat dua jenis pertanyaan
yaitu open-question dan closed-question. Kedua jenis pertanyaan tersebut
dapat kita gunakan dalam proses wawancara tetapi perlu diperhatikan
dengan baik dampaknya pada klien kita. open-question mengizinkan klien
kita untuk menceritakan apa yang dia rasakan dan membangun jawaban
terhjadap setiaop pertanyaan yang diberikan. Dalam kasus ini,
interviewer terhindar dari tuduhan memojokkan klien. sedangkan
pertanyaan closed-question cenderung lebih memberikan kesan memojokkan
klien. Pada kasus ini klien setidaknya akan terkena pengaruh dari
interviewer untuk menjawab setiap pertanyaan yang diberikan. Informasi
yang didapatkan dengan kedua metode ini akan berbeda. Bila kita banyak
menggunakan pertanyaan open-question maka hasil yang kita dapat akan
lebih informatif, sedangkan bila mneggunakan closed-0question informasi
yang diperoleh akan cenderung kurang informatif. Interviewer dituntut
untuk dapat menggunakan metode dan tata bahasa yang tepat ketika akan
memberikan pertanyaan kepada klien. Selain memberikan kenyamanan kepada
klien, hasil yang diperoleh pun jauh lebih baik.
Keterampilan observasi. Selain memiliki keterampilan untuk
mewawancara saja tidak cukup bagi interviewer. kemampuan untuk
mengobservasi klien menjadi suatu keterampilan yang awjib dimiliki bagi
seorang interviewer. Selain dari jawaban klien, informasi dapat
diperoleh melalui ekspersi wajah, bahasa tubuh, pengulangan kata atau
cerita serta intonasi dan pemilihan tata bahasa dari klien.
15 September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar