Social learning theory (SLT) menunjukkan bahwa perilaku manusia ditentukan oleh tiga hubungan, yaitu faktor kognitif (cognitive factors), lingkungan (environmental factors), dan perilaku (behavioral factors), sehingga SLT merupakan jembatan antara kognitif dengan perilaku manusia. Sebelumnya, learning theory fokus pada dua buah hal:
1. Behavior approach (belajar dari
pengalaman masa lalu).
2. Cognitive approach (memahami
pembelajaran yang terjadi di dalam pikiran seseorang).
Menurut Albert Bandura tahun 1977,
social learning theory adalah penjelasan mengenai perilaku manusia yang saling
berhubungan secara timbal balik dengan kognitif, perilaku, dan lingkungan.
Terdapat beberapa faktor penting dari cognitive, behavioral, dan environmental:
1. Cognitive (kognitif): knowledge
(pengetahuan), expectation (harapan), dan attitudes (sikap).
2. Behavioral (perilaku): skill
(keterampilan), practice (latihan), self-efficacy, dan berperilaku sesuai
situasi.
3. Environmental (lingkungan): social
norms (norma sosial), komunitas role models, kemampuan seseorang untuk mengubah
lingkungan sekitarnya, dan memengaruhi orang lain.
Proses pembelajaran terjadi atas
dasar strategi educational dan training. Bandura dan para pakar social learning
mengembangkan beberapa hal yang mendukung pengaplikasian SLT untuk belajar di
tempat kerja:
1. Pekerja menggunakan rekan kerjanya
sebagai role models (pekerja meniru sikap teman rekan kerjanya).
2. Tujuan seseorang merupakan
representasi kognitif dari keinginan seseorang, sehingga bila terdapat kesenjangan
antara tujuan dan situasi yang terjadi, maka akan ada perubahan pada harapan
self-efficacy mereka. Dengan kata lain, keyakinan diri (self-belief)
dipengaruhi oleh harapan dalam meraih tujuan.
3. Supervisor juga dapat memberikan
contoh atau teladan dalam nilai kerja kepada pekerja yang memiliki keyakinan
diri rendah.
4. Kesadaran manusia dapat membantu
mereka merasakan apa yang terjadi di saat ini dan membantu mereka membimbing
untuk masa depannya.
5. Manusia belajar dengan cara
mengamati perilaku orang lain.
6. Perilaku modeling terjadi ketika
trainee mengamati orang lain yang menerima reward untuk tugas tertentu,
kemudian trainee menggabungkan perilaku baru ke dalam rutinitas bekerjanya.
Terdapat sebuah program training yang
didasarkan pada prinsip SLT, contohnya pada komunikasi tim:
- Trainer (pelatih) menekankan bahwa
perilaku komunikasi tim diperlukan dalam presentasi yang singkat.
- Trainee (peserta) diberi waktu
untuk menonton video yang menampilkan perilaku yang didemonstrasikan oleh
kinerja tim yang bagus.
- Diskusi kelompok dengan trainer
mengenai video dan pelajaran yang dapat dipelajari.
- Bermain peran komunikasi tim antar
peserta dengan feedback yang diberikan dari trainer dan kelompok peserta.
- Trainees dianjurkan untuk
mempraktikkan perilaku yang telah diajarkan (di tempat kerja mereka).
- Dua minggu kemudian, kelompok (para
peserta) bertemu kembali untuk mendiskusikan pengalamannya dan mereka juga
menerima sertifikat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar