Sabtu, 07 September 2013

RISK TAKING BEHAVIOR PADA PERUBAHAN REMAJA (Monica Teny)

Usia remaja seseorang diawali dari usia 13-19 tahun, mereka akan mengalami berbagai tahap perkembangan pada dirinya yang disebut pubertas atau usia kedewasaan yang diawali dengan masa peri-puberty pada usia 8-10 tahun hingga 15-17 tahun).
Pada masa pubertas ini remaja akan mengalami perubahan pada fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual. Pada wanita pubertas ditandai dengan menstruasi pertama (menarche), sedangkan pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah.
Masa pubertas merupakan salah satu masa yang sulit untuk dilewati oleh remaja, karena mereka memasuki tahap baru dalam kehidupannya, begitu yang saya rasakan, seperti dimana awalnya saya merasa stress, bingung, dan khawatir yang berlebihan saat mengalami menstruasi pertama saya. Saya merasa risih, tidak dapat bergerak bebas, dan takut untuk berdiri di depan banyak orang atau berpergian. Saya hanya berdiam diri di rumah dan tidak berani untuk berpergian, karena kekhawatiran saya yang begitu besar pada menstruasi pertama saya. Maka itu menurut saya perlu adanya dukungan dari lingkungan sekitar, terutama dari keluarga untuk membantu remaja dalam melewati masa-masa pubertasnya, masa-masa baru yang belum pernah dialaminya.
Perubahan yang dialami remaja pada masa ini tidak hanya terjadi pada physical changes (perubahan fisik), tetapi juga terjadi perubahan pada identity development, dimana mereka menjadi suka mencoba berbagai macam hal baru, mulai dari hal positif hingga negatif. Maka itu pada masa ini perlu adanya kontrol dari lingkungan terdekat agar tidak terjerumus ke perbuatan dan pergaulan yang tidak baik atau salah seperti narkoba, minum alkohol, free sex, rokok, dan lain-lain. Selain itu juga terjadinya perubahan pada relationship, mereka menganggap teman adalah hal yang utama. Sehingga tidak heran pada masa ini mereka lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman-temannya daripada bersama keluarganya.
Berhubung dengan masa pubertas yang menimbulkan perubahan-perubahan yang dialami pada diri remaja, rentang menimbulkan terjadinya risk taking behavior yang merupakan suatu perilaku beresiko pada anak wanita dan laki-laki untuk mencoba berbagai hal atau kegiatan baru (yang mereka anggap unik/aneh).  Begitu juga pada diri saya, dimana saat saya mengalami masa pubertas, banyak hal-hal atau kegiatan baru yang ingin saya ketahui dan coba, seperti merokok. Berhubung orang tua saya tidak mengijinkan saya untuk mencoba menghisap “nikmatnya” rokok, tetapi rasa penasaran dan keingintahuan saya yang besar untuk mencobanya, dan saya merasa saat itu orang tua saya kurang memberikan saya kontrol, dampingan, dan arahan mengenai bagaimana seharushnya saya bersikap dalam melewati masa-masa sulit saya ini, saya rela untuk membohongi kedua orang tua saya dengan meminta uang jajan untuk dibelikan rokok dan mencobanya. Dan kini setelah saya mempelajari Psikologi Perempuan pertemuan ke-dua ini, saya menyadari memang sangat dibutuhkannya peran orang tua atau lingkungan sekitar untuk mendampingi, memantau, dan mengontrol remaja (terutama saat baru mengalami masa pubertasnya), karena seperti yang saya alami jika rasa penasaran yang lebih besar daripada besarnya kontrol dan dampingan orang tua atau keluarga, dapat membuat remaja salah langkah dan rela melakukan hal-hal yang tidak baik untuk mencapai atau memenuhi rasa keingintahuannya, terutama disaat masa-masa baru yang baru dialaminya (pubertas).

4 September 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar