Apa yang membuat penulis ingin membahas Resiliensi, walaupun masih banyak hal-hal yang lainnya yang tidak kalah pentingnya dengan resiliensi? Penulis ingin membahas resiliensi karena pada zaman sekarang ini, banyak karyawan-karyawan yang menghadapi risiko stress, perubahan teknologi, downsizing, burnout, dll. Resiliensi merupakan faktor yang sangat diperlukan yang dapat memutar hal-hal seperti stress, downsizing, dan burnout menjadi hal-hal yang dapat mengembangkan kemampuan individu untuk berubah. Oleh sebab itulah, Resiliensi tidak hanya diperlukan oleh karyawan-karyawan saja, tetapi juga seluruh manusia dimuka bumi ini.
Biasanya ketika kita mendengar
resiliensi, arti resiliensi yang pertama kita persepsikan adalah kemampuan
individu untuk memecahkan masalah. Tetapi, Resiliensi bukan hanya sekedar mampu
memcahkan masalah. Resiliensi berarti kemampuan untuk “bounce
back” (kembali kedalam keadaan
seperti semula) dari segala kesengsaraan, konflik dan hal lain yang menganggu
seorang individu. Maksud dari kata-kata “bounce
back” ini adalah bukan hanya
kembali kedalam keadaan semula, tetapi seorang individu tersebut juga mampu
menyelesaikan masalahnya dan merasa masalah tersebut selesai. Karena bila
seorang individu hanya kembali kedalam keadaan mentalnya seperti semula, tetapi
tidak menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya, masalah tersebut bisa
muncul kembali kapan saja dan individu akan kembali merasakan stress akan
masalah tersebut. Sama saja seperti ia menyimpan bom waktu didalam dirinya,
yang bisa meledak kapanpun dan dimanapun.
Ada 2 kriteria yang harus dimiliki
oleh resiliensi. Yang pertama adalah resiliensi harus memiliki hasil yang
positif dari kemampuan adaptasi individu, maksudnya adalah resiliensi merupakan
usaha individu untuk beradaptasi dengan masalahnya dan mampu memecahkan masalah
tersebut. Seseorang tidak dapat dikatakan memiliki resiliensi bila hanya mampu
beradaptasi tanpa mampu memecahkan masalahnya (menghasilkan hal yang positif).
Kriteria yang kedua adalah bahwa Resiliensi merupakan hasil dari adaptasi
individu dari sebuah masalah besar yang telah dipecahkan atau diselesaikan oleh
individu tersebut. Bila tidak ada masalah besar yang dihadapi oleh individu,
individu tersebut tidak bisa dikatakan memiliki Resiliensi yang baik.
Resiliensi biasanya dipengaruhi dan
berkembang karena adanya 3 faktor. Apa sajakah faktor-faktor tersebut? Faktor
yang pertama adalah assets. Assets adalah karakteristik atau situasi yang
biasanya terdapat didalam beberapa orang yang berada didalam kelompok, yang
dapat memprediksi hasil positif yang dapat dicapai oleh individu-individu
tersebut dengan kriteria-kriteria pencapaian yang spesifik. Resiliensi individu
dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan assets yang telah dimiliki orang
tersebut. Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimanakah cara untuk meningkatkan
asset? Cara meningkatkan asset salah satunya adalah dengan pelatihan-pelatihan
yang diajarkan kepada individu-individu tersebut. Individu dapat mengikuti
training, atau edukasi-edukasi yang diberikan oleh ahli-ahli HRD. Faktor yang
kedua yang dapat mempengaruhi resiliensi adalah Risk Factor. Tetapi sebelum
mengetahui apa itu Risk Factor, kita harus mengetahui apakah yang dimaksud
dengan risk. Risk adalah kemungkinan-kemungkinan hal-hal yang tidak baik akan
terjadi. Sedangkan Risk Factor adalah karakteristik atau situasi yang biasanya
terdapat didalam beberapa orang yang berada didalam kelompok, yang dapat
memprediksi hasil negatif yang dapat dialami oleh individu-individu tersebut
dengan kriteria-kriteria yang spesifik. Risk Factor ini dapat di kurangi dengan
cara merawat dan menjaga fisik dan psikologis individu agar tetap sehat. Faktor
yang terakhir yang dapat mempengaruhi resiliensi adalah Proses Adaptasi. Proses
Adaptasi adalah kemampuan individu untuk beradaptasi didalam situasi dan
kondisi yang berbeda. Proses adaptasi dapat ditingkatkan dengan cara
mengembangkan kapasitas-kapasitas positive psychology seperti self-efficacy,
manajemen stress, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah. Dengan
meningkatnya proses adaptasi yang dimiliki oleh individu, maka otomatis resiliensi
yang dimiliki oleh individu tersebut akan meningkat pula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar