Walaupun
topik ini berjudul kepemimpinan transformasional, tetapi sebenarnya ada dua
tipe kepemimpinan yang dibahas, yaitu kepemimpinan transformasional dan
transaksional. Kedua jenis kepemimpinan tersebut sangat berbeda. Menurut J.M.
Burns, kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang bertujuan untuk
mengubah status quo (keadaan yang saat ini berlangsung) dengan cara
menyampaikan kepada para pengikutnya masalah yang ada dalam sistem saat ini dan
meyakinkan para pengikut dengan visi apa yang dapat dilakukan oleh organisasi
dengan perubahan baru tersebut. Pemimpin transformasional memiliki caranya
sendiri yang menarik untuk menyampaikan visi yang ia miliki, sehingga para
pengikutnya merasa tertarik untuk mendukung visi yang pemimpin tersebut berikan
untuk diwujudkan.
Kebalikan
dari kepemimpinan transformasional, kepemimpinan transaksional berusaha untuk
menjaga stabilitas organisasi melalui pertukaran ekonomi dan sosial secara
rutin untuk mencapai tujuan tertentu bagi pemimpin dan pengikutnya. Pertukaran
merupakan hal yang sangat ditekankan dalam kepemimpinan transaksional.
Kepemimpinan transaksional meliputi pertukaran valued benefits yang didasari
pada nilai-nilai atau value yang telah ada dan motivasi dari pengikut dan
pemimpin, yang berarti kepemimpinan transaksional berkisar pada LMX
(leader-follower exchange), dimana pemimpin memberikan reward dan punishment
ada karyawan.
Para
peneliti menemukan bahwa kepemimpinan transformasional berhubungan secara
positif dengan kinerja pelayanan karyawan, komitmen organisasional,dan kepuasan
kerja. Dalam studi lain, peneliti juga menemukan bahwa para karyawan dengan
supervisor yang memiliki kepemimpinan transformasional tinggi mengalami emosi yang
lebih positif sepanjang hari kerja, termasuk interaksi dengan rekan kerja dan
pelanggan, juga mengalami peningkatan dalam kepuasan kerja. Dalam level
kelompok, ditemukan bahwa kepemimpinan transformasional dapat mempengaruhi
performa dan potensi kelompok. Dalam level organisasi, kepemimpinan
transformasional dapat mengubah iklim dan budaya organisasi. Sejumlah studi
telah menemukan bahwa kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh yang kuat
dan signifikan terhadap pembelajaran organisasi.
Bila
dilihat dari hasil penelitian di atas, sepertinya terlihat bahwa kepemimpinan
transformasional lebih baik daripada kepemimpinan transaksional. Tetapi,
seorang pemimpin yang efektif harus mampu melaksanakan kedua gaya kepemimpinan
tersebut. Di dalam situasi dimana perusahaan sedang stabil dan tidak
membutuhkan perubahan yang besar, pemimpin transaksional dibutuhkan untuk
menjaga stabilitas perusahaan. Di situasi yang genting, misalnya situasi dimana
sebuah perusahaan terancam bangkrut, tentu pemimpin yang transformasional
dibutuhkan untuk membuat perubahan yang positif. Biasanya, situasi yang genting
melahirkan seorang pemimpin yang transformasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar