Selasa, 03 September 2013

Power in the workplace (Carnesya Hergiani)



Power adalah kapasitas seseorang, tim atau organisasi untuk mempengaruhi orang lain. Dengan adanya power atau kapasitas dari seseorang, orang lain dapat dengan mudah percaya dan mengikuti apa yang dikatakannya.
Di dalam Power, terdapat 5 macam jenis-jenis power: Yang Pertama adalah legitimate power, power jenis ini adalah power dimana dimiliki pada orang-orang yang memiliki jabatan formal. Legitimate power biasa terjadi pada organisasi, dimana bawahan selalu mengikuti apa yang dikatakan oleh atasan. Karena atasannya memiliki power atau kapasitas kepada bawahannya. Sehingga membuat bawahannya mau tidak mau harus mengikuti kepada atasannya. Contohnya adalah antara manager dengan staff. Staff tentu akan mengkiuti arahan dari manager. Karena managernya memiliki power atas staffnya. Staff mengikuti dan percaya pada managernya karena apabila tidak mengikuti, mungkin managernya mampu melakukan hal-hal yang tidak diinginkan oleh staff. Sehingga staff mau tidak mau mengikuti kemauan dari manager.
Yang Kedua adalah Reward Power. Reward power adalah power untuk memberikan reward. Dengan reward ini dapat membuat orang lain untuk mengikuti kemauannya. Contohnya saja adaalah apabila manager memiliki reward power. Ia akan memberikan reward atau hadiah atau bonus kepada staffnya. Misalnya saja reward berupa kenaikan jabatan yang tentunya kenaikan gaji. Sehingga staffnya mengikuti semua perintah dan aturan dari managernya untuk mendapatkan reward tersebut. Hal ini dapat terjadi, karena staffnya mengetahui bahwa managernya memiliki kapasitas untuk menaikan jabatan seseorang. Inilah yang membuat manager memiliki power terhadap staffnya.
Ketiga adalah corecive power. Coercive power adalah power dimana seseorang sesorang atau organisasi tertentu memiliki kapasitas, untuk memberikan punishment (hukum) kepada orang lain. Contohnya adalah pemerintah. pemerintah memiliki power jenis ini. Pemerintah memiliki kapasitas memberikan hukuman bagi yang melanggar hukum atau yang tidak mengikuti aturannya. Sehingga masyarakat dipaksa untuk mengikuti aturan pemerintah, karena pemerintah memiliki coercive power, yang membuat masyarakat takut untuk mendapatkan hukuman apabila tidak menjalankan aturan pemerintah.
Keempat adalah expert power. Expert power dimana seseorang memilikinya, karena dia ahli dalam suatu bidang. Sehingga orang yang tidak ahli (awam) pada bidang tersebut dapat percaya dan dengan mudah mengikuti apa yang dikatakan orang ahli tersebut. Contohnya saja dokter kulit. Dokter kulit adalah orang yang ahli dan paling mengerti mengenai kulit dan masalahnya. Sehingga ketika seseorang mengalami masalah kulit, dia akan konsultasi ke dokter kulit. Karena dia menganggap dokter kulit pasti dapat mengatasi masalahnya. Orang tersebut juga tentu akan mengikuti anjuran dokter, karena ia percaya bahwa anjuran tersebut adalah solusi terbaik dari masalah kulitnya.
Terakhir adalah referent power adalah power dimana yang memilikinya adalah orang yang dihargai, digemari dan dihormati orang lain. Orang lain yang menghormatinya adalah orang yang mengenal mereka luar dan dalam. Contohnya saja orang tua. Setiap anak sewajarnya adalah mengenal orang tua mereka luar dan dalam. Apabila orang tua berprilaku baik hingga membuat anak mereka menghormati mereka. Maka orang tua tersebut memiliki power terhadap anak mereka. Dengan adanya power ini pada orang tua, maka orang tua akan lebih mudah mendekati dan menasehati anak mereka.
Contoh lain yang memiliki referent power adalah artis. Artis memiliki power ini terhadap para penggemarnya. Para penggemar fanatik tentunya akan mencari tahu, kehidupan idolanya. Bahkan mereka terkadang selalu update dengan jadwal sehari-hari idolanya. Sehingga meskipun idola mereka tidak sedang on- air, mereka bisa mengetahui aktivitas dari idola mereka. Tak jarang pula bahwa para artis melakukan acara bersama para penggemar. Itu dapat membuat para penggemar mereka, mengetahui idola mereka luar dan dalam. Power itu terlihat ketika para penggemar sangat menghormati idolanya, mengikuti semua gaya idola mereka dan tak jarang ketika artis tersebut tertimpa masalah. Maka para penggemar akan turut merasakan masalah idolanya. Bahkan jika idola mereka bermasalah dengan artis lain, maka para penggemar akan sangat membenci orang yang bermasalah dengan idolanya. Ini memperlihatkan bahwa idola tersebut memiliki power terhadap penggemar fanatiknya.
Jadi, menurut saya setiap orang tentunya perlu memiliki power. Agar tidak selalu bergantung kepada orang lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar