Dalam
kehidupan berorganisasi, sangat familiar dengan seorang yang bernama pemimpin.
Banyak macam tipe dari pemimpin yang ada. Namun, ada pula yang bertanya-tanya
bagaimana cara untuk menjadi pemimpin yang baik. Tidak jarang kita mendengar
orang ketika diminta untuk memimpin mengatakan bahwa ia tidak memiliki bakat
dari lahir sebagai pemimpin yang hebat. Apakah benar kemampuan yang dibawa dari
lahir berpengaruh tunggal pada seorang dengan kemampuan memimpinnya bagus dan
benar? Dalam mata kuliah Psikologi Industri dan Organisasi semester ini, dosen
pengampu menjelaskan tentang bagaimana proses seorang pemimpin, apa saja yang
harus disiapkan dan dipelajari untuk menjadi seorang pemimpin. Untuk itu saya
membuat tulisan singkat ini untuk menjelaska kembali bagaimana seorang untuk
menjadi pemimpin yang baik berdasarkan ilmu yang saya dapat dari materi dalam
kelas.
Pada saat
seseorang terlahir, memang sudah ada kemampuan yang ia bawa, hal ini yang
sering kali menjadi salah persepsi, orang mengatakan bahwa mereka tidak
memiliki bakat sejak lahir sehingga mereka hingga kapanpun, mereka tidak mampu
menjadi pemimpin yang baik. Pada kenyataannya, hanya beberapa hal yang
dipengaruhi oleh genetik, seperti beberapa sifat pada teori The Big Five,
contohnya extraversion. Pada teori tersebut, kelima hal tersebut biasa disebut
dengan trait. Trait adalah suatu keadaan yang tidak dapat dipelajari, biasanya
hal ini relatif menetap pada diri seseorang. Berbeda halnya dengan yang disebut
state, hal-hal yang ada pada positive psychology seperti optimism, hope,
resilience, emotional intelligence termasuk dalam state, dimana ini adalah
suatu keadaan dimana orang dapat mempelajarinya. Hal ini lah yang seiring
dengan perjalanan waktu perlu dipelajari oleh seorang pemimpin. Ketika seorang
pemimpin mampu mengelolah dirinya dengan baik, tentu orang yang bekerja
dibawahnya menjadi lebih baik dalam bekerja.
Disamping
mengembangkan dirinya dari dalam, seperti kemampuan mengelola emosi,
resiliensi, dan hal-hal lainnya, seorang pemimpin juga harus mampu
mengembangkan kemampuan-kemampuan yang menunjang dirinya sebagai seorang
pemimpin seperti pengetahuan akan tugas-tugas, pemecahan masalah yang kreatif,
komunikasi yang baik, pengaturan waktu, pembuatan keputusan, bagaimana caranya
mempengaruhi dan bernegosiasi dengan orang lain. Inilah yang sangat penting
dikembangkan, karena seorang pemimpin selain harus mampu berhubungan baik
dengan bawahannya, ia juga harus bisa menjalin hubungan baik dengan lingkungan
kerjanya diluar itu. Jika tidak, akan sengat sulit ketika seorang pempimpin
tidak mempelajari state dan kemampuan yang dibutuhkan tersebut karena tiap hal
dari poin-poin tadi memberikan kontribusi sama penting ketika seorang menjadi
seorang pemimpin. Ambil satu contoh jika seorang pemimpin tidak mengembangkan
resiliensi dan tidak mampu mempelajari bagaimana membuat keputusan yang
kreatif. Ketika seorang pemimpin resiliensi yang kuat, ia akan mudah sekali
runtuh ketika memiliki masalah dan ia tidak akan mampu untuk bangun kembali
dari masalah tersebut, ketika ia dalam membuat keputusan tidak tepat, dan ia
memiliki resiliensi yang rendah, saat muncul masalah dari hasil keputusan yang
ia buat, ia tidak akan mampu bertahan dan bangkit serta memikirkan solusi lagi
karena ia tidak memiliki resiliensi yang baik, setelah ia jatuh dalam masalah,
akan sangat sulit untuk bangkit lagi. Untuk itu kedua hal ini sangat penting,
sama seperti hal lainnya yang juga telah disebutkan sebagai faktor yang saling
berkaitan dalam mempengaruhi dan membentuk pemimpin yang baik.
Sementara
itu, dalam bekerja bersama orang lain, tidak selalu semua orang menyukai cara
kita bekerja, selalu ada kelompok didalam dan diluar. Dimana kelompok orang
yang mendukung adalah orang yang melihat sisi baik dari tiap pekerjaan, namun
ada juga kelompok yang selalu mencoba menjatuhkan pemimpinnya sendiri, untuk
itu juga diperlukan mental yang kuat untuk seorang pemimpin dalam sebuah
organisasi yang sudah jelas dalam hal ini mengatur banyak orang. Dan bagaimana
pula seorang pemimpin harus dengan baik untuk tetap obyektif meski mengetahui
orang mana saja yang mendukung, dan mana yang selalu mencoba menjatuhkan.
Hubungan baik dengan sesama rekan kerja dan bawahan juga harus dipikirkan
dengan baik oleh seorang pemimpin agar anggotanya tidak merasa bekerja sendiri,
dan mereka bekerja sama untuk hasil yang lebih maksimal. Disinilah peran
pemimpin juga sangat dibutuhkan.
Dari
semua pembahasan terlihat bahwa kepemimpinan yang baik tidak hanya dipengaruhi
oleh genetik, namun semua adalah proses belajar, tidak ada orang yang buruk
untuk menjadi seorang pemimpin asalkan dia mau belajar. Karena sebenarnya untuk
menjadi pemimpin yang baik hanya dibutuhkan kemauan untuk terus belajar meski
telah memiliki posisi yang tinggi. Hal-hal yang telah disebutkan diatas adalah
hanya beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menjadi pemimpin yang baik.
Ketika seseorang mampu mengembangkan dengan baik dirinya, orang tersebut akan
menjadi pemimpin yang hebat nantinya asalkan ia terus belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar