Selasa, 03 September 2013

Kepemimpinan : Teori, Tokoh, dan Gaya Kepemimpinan (Priskila Putri Nesya Huwae)


Barack Obama, Bill Gates, Steve Jobs, dan Oprah Winfrey, nama-nama tersebut pasti sudah tidak asing lagi bagi kita. Tidak hanya dikenal di negara sendiri saja, mereka juga dikenal secara internasional. Mereka adalah sebagian dari tokoh-tokoh besar lainnya yang sudah terkenal sukses dengan kepemimpinannya. Tokoh-tokoh tersebut sukses memimpin banyak orang dalam bidangnya masing-masing, mulai dari memimpin perusahaan hingga memimpin suatu negara.
Hal ini menjadi menarik untuk diteliti, sebenarnya apa yang membuat seseorang dapat menjadi pemimpin yang sukses? Apakah karena faktor kekuatan, otoritas, karisma, atau faktor-faktor lainnya? Namun terlepas dari faktor-faktor tersebut, satu hal yang dapat dipastikan tentang pemimpin yang sukses adalah mereka berbeda. Pemimpin yang sukses memilliki perbedaan dengan pemimpin yang kurang sukses. Berdasarkan survey yang ada setidaknya ada tiga hal penting yang harus diperhatikan untuk menjadi seorang pemimpin, yaitu make a difference, empowering people, dan building leader.
Hal yang mendasar namun menarik untuk dipertanyakan adalah, mengapa pemimpin yang baik sangat dibutuhkan? Mengapa suatu instansi, perusahaan, bahkan negara berusaha mendapatkan pemimpin yang baik? Pertanyaan- pertanyaan tersebut bisa dijelaskan dengan sebuah penjelasan. Seorang pemimpin yang baik akan memberikan keuntungan kompetitif. Misalnya sebuah perusahaan memiliki pemimpin yang baik, maka perusahaan tersebut memiliki keuntungan karena pemimpinnya tidak bisa ditiru. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang berbeda, yang memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Semua pembahasan tentang kepemimpinan ini bermula dari 3 penelitian awal, yaitu The Iowa Leadership Studies, The Ohio State Leadership Studies, dan The Early Michigan Leadership Studies. Salah satu yang penting untuk dipahami adalah The Iowa Leadership Studies. Secara garis besar studi ini membahas tentang gaya kepemimpinan. Disinilah muncul istilah otocratic, democratic, dan laizzez. Kebanyakan orang mungkin berpikir bahwa gaya kepemimpinan demokrasi lah yang paling efektif untuk diterapkan oleh seorang pemimpin. Namun, pada kenyataannya yang mempengaruhi keefektifan sebuah gaya kepemimpinan adalah adanya faktor situasi. Siapa yang tidak kenal Benito Musolini, dialah tokoh diktator dunia yang sukses lewat paham Fasisme-nya di Itali dan beberapa negara sahabatnya seperti Austria pada Perang Dunia II. Awalnya ia meniti karirnya sebagai pemimpin dengan penuh kerja keras, sampai pada suatu situasi di mana ia berhasil mendapakan jabatan dan bekerja sama dengan Adolf Hitler yang nyaris menundukan seluruh Eropa. Musolini dan Hitler menunjukan bahwa gaya kepemimpinan otoriter juga bisa berhasil dan tetap memiliki pengikut.
Setelah penelitian awal tersebut mulai muncul teori-teori tentang kepemimpinan, antara lain Traditional Theory. Di dalam tradisional teori terdapat beberapa teori kepemimpinan, salah satunya adalah Trait Theory. Teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin yang baik memang memiliki sifat pemimpin yang berada di dalam dirinya sendiri. Dengan kata lain pemimpin yang baik memang terlahir dengan sifat seorang pemimpin. Namun yang dibahas dalam States & Skills Development jusru kebalikannya. Teori ini mengatakan bahwa ketrampilan yang dimilki oleh seorang pemimpin, seperti persuasif dan negosiasi, bisa dilatih. Jadi, untuk menjadi seorang pemimpin yang baik bisa dilatihan dengan mengembangkan ketrampilan-ketrampilan tertentu. Hal ini yang disebut sebagai building leader.
Selain Traditional Theory terdapat juga Modern Theory. Modern Theory inilah yang lebih kita kenal. Di dalam teori ini terdapat dua teori salah satunya yaitu, Charismatic Leadership Theory. Para pemimpin karismatik adalah pemimpin yang memiliki kelebihan untuk memberikan pengaruh kepada pengikutnya. Tokoh yang bisa disebut sebagai pemimpin yang berkarisma adalah Jokowi. Ia berhasil mendapatkan suara terbanyak sehingga menjadi gubernur Jakarta sekarang. Meskipun ia bukan warga ibukota tetapi ia tetap bisa memberikan pengaruh kepada para warga untuk memilih dirinya. Terlihat juga dari pengikutnya yang begitu banyak.
Banyak hal yang dapat digali tentang kepemimpinan, sehingga bisa ditemukan faktor-faktor yang lebih spesifik. Pemimpin yang baik diperlukan untuk memberikan manfaat yang positif bagi pengikutnya dan juga tempat ia bekerja. Sebagian orang mungkin terlahir sebagai pemimpin, namun bukan berarti yang lain tidak bisa belajar untuk menjadi pemimpin yang baik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar