Barack Obama, Bill Gates, Steve Jobs, dan Oprah Winfrey, nama-nama tersebut pasti sudah tidak asing lagi bagi kita. Tidak hanya dikenal di negara sendiri saja, mereka juga dikenal secara internasional. Mereka adalah sebagian dari tokoh-tokoh besar lainnya yang sudah terkenal sukses dengan kepemimpinannya. Tokoh-tokoh tersebut sukses memimpin banyak orang dalam bidangnya masing-masing, mulai dari memimpin perusahaan hingga memimpin suatu negara.
Hal ini
menjadi menarik untuk diteliti, sebenarnya apa yang membuat seseorang dapat
menjadi pemimpin yang sukses? Apakah karena faktor kekuatan, otoritas, karisma,
atau faktor-faktor lainnya? Namun terlepas dari faktor-faktor tersebut, satu
hal yang dapat dipastikan tentang pemimpin yang sukses adalah mereka berbeda.
Pemimpin yang sukses memilliki perbedaan dengan pemimpin yang kurang sukses.
Berdasarkan survey yang ada setidaknya ada tiga hal penting yang harus
diperhatikan untuk menjadi seorang pemimpin, yaitu make a difference,
empowering people, dan building leader.
Hal yang
mendasar namun menarik untuk dipertanyakan adalah, mengapa pemimpin yang baik
sangat dibutuhkan? Mengapa suatu instansi, perusahaan, bahkan negara berusaha
mendapatkan pemimpin yang baik? Pertanyaan- pertanyaan tersebut bisa dijelaskan
dengan sebuah penjelasan. Seorang pemimpin yang baik akan memberikan keuntungan
kompetitif. Misalnya sebuah perusahaan memiliki pemimpin yang baik, maka
perusahaan tersebut memiliki keuntungan karena pemimpinnya tidak bisa ditiru.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa seorang pemimpin yang baik
adalah pemimpin yang berbeda, yang memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh
orang lain.
Semua
pembahasan tentang kepemimpinan ini bermula dari 3 penelitian awal, yaitu The
Iowa Leadership Studies, The Ohio State Leadership Studies, dan The Early
Michigan Leadership Studies. Salah satu yang penting untuk dipahami adalah The
Iowa Leadership Studies. Secara garis besar studi ini membahas tentang gaya
kepemimpinan. Disinilah muncul istilah otocratic, democratic, dan laizzez.
Kebanyakan orang mungkin berpikir bahwa gaya kepemimpinan demokrasi lah yang
paling efektif untuk diterapkan oleh seorang pemimpin. Namun, pada kenyataannya
yang mempengaruhi keefektifan sebuah gaya kepemimpinan adalah adanya faktor
situasi. Siapa yang tidak kenal Benito Musolini, dialah tokoh diktator dunia
yang sukses lewat paham Fasisme-nya di Itali dan beberapa negara sahabatnya
seperti Austria pada Perang Dunia II. Awalnya ia meniti karirnya sebagai
pemimpin dengan penuh kerja keras, sampai pada suatu situasi di mana ia
berhasil mendapakan jabatan dan bekerja sama dengan Adolf Hitler yang nyaris
menundukan seluruh Eropa. Musolini dan Hitler menunjukan bahwa gaya
kepemimpinan otoriter juga bisa berhasil dan tetap memiliki pengikut.
Setelah
penelitian awal tersebut mulai muncul teori-teori tentang kepemimpinan, antara
lain Traditional Theory. Di dalam tradisional teori terdapat beberapa teori
kepemimpinan, salah satunya adalah Trait Theory. Teori ini menyatakan bahwa
seorang pemimpin yang baik memang memiliki sifat pemimpin yang berada di dalam
dirinya sendiri. Dengan kata lain pemimpin yang baik memang terlahir dengan
sifat seorang pemimpin. Namun yang dibahas dalam States & Skills
Development jusru kebalikannya. Teori ini mengatakan bahwa ketrampilan yang
dimilki oleh seorang pemimpin, seperti persuasif dan negosiasi, bisa dilatih.
Jadi, untuk menjadi seorang pemimpin yang baik bisa dilatihan dengan mengembangkan
ketrampilan-ketrampilan tertentu. Hal ini yang disebut sebagai building leader.
Selain
Traditional Theory terdapat juga Modern Theory. Modern Theory inilah yang lebih
kita kenal. Di dalam teori ini terdapat dua teori salah satunya yaitu,
Charismatic Leadership Theory. Para pemimpin karismatik adalah pemimpin yang
memiliki kelebihan untuk memberikan pengaruh kepada pengikutnya. Tokoh yang
bisa disebut sebagai pemimpin yang berkarisma adalah Jokowi. Ia berhasil
mendapatkan suara terbanyak sehingga menjadi gubernur Jakarta sekarang.
Meskipun ia bukan warga ibukota tetapi ia tetap bisa memberikan pengaruh kepada
para warga untuk memilih dirinya. Terlihat juga dari pengikutnya yang begitu
banyak.
Banyak
hal yang dapat digali tentang kepemimpinan, sehingga bisa ditemukan
faktor-faktor yang lebih spesifik. Pemimpin yang baik diperlukan untuk
memberikan manfaat yang positif bagi pengikutnya dan juga tempat ia bekerja.
Sebagian orang mungkin terlahir sebagai pemimpin, namun bukan berarti yang lain
tidak bisa belajar untuk menjadi pemimpin yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar