Rabu, 11 September 2013

Orientasi Seksual: Sesama Jenis (Monica Unsri)

Kelas Perilaku Seksual Kamis lalu membahas tentang perbedaan orientasi seksual pada setiap manusia. Orientasi seksual mengacu pada jenis kelamin yang disukai seseorang secara emosional, fisik, seksual, dan romantis. Pada kesempatan kali ini, kelas lebih membahas mengenai homoseksual. Homoseksual adalah orang yang tertarik pada seseorang dengan jenis kelamin yang sama dengannya. Homoseksual terbagi menjadi dua, yaitu laki-laki yang menyukai sesama jenis biasa disebut dengan "gay", dan pada perempuan yang menyukai sesama jenis disebut dengan  "lesbian".  
Bagaimana bisa terjadi perbedaan orientasi seksual pada manusia? Ada beberapa teori yang menjelaskan bagaimana asalnya orientasi seksual itu. Salah satunya adalah teori biologis, bahwa orientasi seksual seseorang dapat muncul dari faktor genetik, hormon, atau ciri-ciri fisik. Misalnya, mungkin A adalah seorang gay, dan setelah ditelusuri lebih jauh ternyata paman dari ayahnya juga seorang gay yang bisa saja diturunkan dari garis keturunan ayahnya. Namun, setiap penelitian yang menggunakan teori ini, tidak ditemukan adanya hasil yang konsisten dan bukti-bukti yang ditunjukkan pun kecil sekali.  
Selain itu, ada juga teori perkembangan yang berfokus pada pengasuhan dan perjalanan hidup seseorang. Kalau seseorang laki-laki berperilaku seperti perempuan dan bermain dengan perempuan, ia akan bertumbuh menjadi gay. Walaupun kenyataannya tidak semua laki-laki yang berperilaku seperti perempuan akan bertumbuh menjadi gay, atau perempuan yang tomboi akan menjadi lesbian.
Ada teori lain yang menjelaskan bahwa orientasi seksual seseorang sebagai sesuatu yang dipelajari. Teori behavioral ini memandang homoseksual sebagai perilaku yang dipelajari, yang muncul karena reward atau penguatan positif dari perilaku seksual; atau hukuman atau penguatan negatif dari hubungannya dengan lawan jenis. Sedangkan teori sosiologis melihat bagaimana tekanan sosial membentuk homoseksual dalam masyarakat. Mereka menyatakan bahwa kita mempelajari cara budaya kita berpikir mengenai seksualitas, dan menerapkannya ke diri kita.  
Teori terakhir dari pembahasan kali ini adalah teori interaksional yang menjelaskan bahwa homoseksualitas merupakan hasil interaksi kompleks dari faktor biologis, psikologis, dan sosial. Anak yang bermain dengan sesama jenis cenderung memilih lawan dari jenis kelaminnya untuk merasa tertarik secara romantis ataupun seksual, dan anak yang bermain dengan lawan jenisnya lebih memilih sesama jenis kelamin sebagai pasangannya. Namun, penelitian menunjukkan banyak anak homoseksual yang mengatakan bahwa seiring mereka bertumbuh, mereka bermain dengan sesama jenis, maupun lawan jenis.  
Adanya teori-teori yang telah dijelaskan di atas mungkin saja dapat menjadi salah satu faktor penyebab orientasi seksual menjadi penyuka sesama jenis atau lawan jenis. Namun, perlu diingat apapun orientasi seksual anda, sebaiknya perhatikan kesehatan seksual anda. Pergaulan homoseksual seringkali ditemukan berganti pasangan, belum lagi dengan cara mereka melakukan hubungan seksual dengan (maaf) memasukkan penis ke dalam anus yang merupakan tempat manusia membuang "muatan" yang pastinya banyak mengandung kotoran, sehingga dapat menyebarkan penyakit menular seksual, seperti HIV/ AIDS. Ada baiknya kita dapat berhati-hati dalam memilih pergaulan yang baik agar kesehatan fisik, psikis, dan seksual anda tetap sehat dan sejahtera.
 
11 September 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar