Selasa, 03 September 2013

Organizational Commitment (Lisa Febriani)



Komitmen memiliki peranan penting terutama pada kinerja seseorang ketika bekerja, hal ini disebabkan oleh adanya komitmen yang menjadi acuan serta dorongan yang membuat mereka lebih bertanggung jawab terhadap kewajibannya. Namun kenyataannya, banyak organisasi dan perusahaan yang tidak terlalu mementingkan dan memperhatikan komitmen karyawannya sehingga hasil kinerja yang mereka hasilkan pun tidak maksimal. Seharusnya, komitmen dalam organisasi itu harus dideteksi sejak awal mula dalam seleksi karyawan. Karena dengan diketahui lebih awal, perusahaan akan mengetahui komitmen para karyawannya dan perusahaan pun akan mampu menyeleksi beberapa karyawan yang mungkin akan mampu memberikan kinerja yang baik, atau yang tidak baik.
Komitmen organisasi adalah penilaian seorang karyawan terhadap organisasinya, keputusan inilah yang menentukan apakah seorang karyawan tersebut tetap berada di perusahaan itu atau keluar dari perusahaannya. Ada tiga jenis komponen dalam komitmen organisasi yaitu affective commitment, continuance commitment, dan normative commitment. Affective commitment adalah seseorang yang memiliki ikatan emosional dengan organisasinya. Seseorang yang memiliki affective commitment, merasa bahwa ia tetap tinggal di dalam organisasinya itu karena memang ia menyukai tempat kerjanya atau pekerjaannya saat ini, dan ia memang ingin mengluarkan kinerja yang maksimal di dalam perusahannya. Contohnya adalah salah satu seorang pekerja seni, dalam sehari-hari memang ia memiliki tingkat humor yang tinggi untuk menghibur orang orang disekitarnya, dan saat ini ia bekerja sebagai komedian di salah satu perusahaan televisi swasta. Dalam menjalankan pekerjaannya, ia sangat senang, dan ia pun dapat mengembangkan lebih baik untuk dapat menghibur orang banyak. Tingkat kinerjanya pun sangat baik, terbukti karena acara televisi yang dibawakannya itu mendapat rating yang tinggi.

Komponen kedua dalam komitmen organisasi adalah continuance commitment. Seseorang yang memiliki continuance commitment, memiliki persepsi mengenai biaya dan resiko jika ia meninggalkan organisasinya saat ini. Seseorang yang memiliki continuance commitment akan menghitung-hitung jika ia keluar dari perusahaannya saat ini, apakah ia akan mampu untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar dari perusahaan sebelumnya atau tidak, sehingga dengan persepsi inilah, maka ia tidak akan tetap tinggal dan bekerja pada peruhaannnya itu. Contohnya adalah saudara perempuan saya, ia saat ini sedang bekerja di salah satu bank swasta, ia sudah bekerja selama satu tahun di bank ini. Sebenarnya, ia tidak menyukai pekerjaannya karena terlalu banyak aktivitas yang mengharuskannya untuk menambah jam kerjanya hingga larut malam. Ia ingin keluar dan mencari pekerjaan yang tidak membutuhkan banyak waktu untuk bekerja, tetapi ia takut dan tidak ingin keluar dari bank tersebut, karena ia berfikir jika ia keluar, maka penghasilan yang ia terima tidak akan lebih tinggi dari penghasilan yang ia dapatkan di bank swata ini. Akhirnya ia tetap memutuskan untuk tinggal dan bekerja pada perusahaan ini.
Komponen ketiga dalam komitmen organisasi adalah normative commitment. Seseorang yang memiliki normative commitment, merasa mempunyai kewajiban secara psikologis dan tanggung jawab pada organisasi yang mempekerjakannya atau memang seseorang itu terlibat dalam suatu kontrak di suatu perusahaan. Contohnya adalah teman laki-laki saya. Saat ini ia bekerja di bank swasta di Jakarta. Ia masuk di bank tersebut karena dibantu oleh salah satu saudaranya merupakan salah satu pimpinan dalam bank tersebut, dan saat ini ia sudah bekerja selama 6 bulan di bank itu. Dalam menjalankan pekerjaanya, ia merasakan banyak tekanan karena menurutnya teman-teman kerjanya itu tidak saling mendukung dan merasa saling menjatuhkan. Tetapi ia tidak mampu untuk meninggalkan bank tersebut, karena ia merasa segan pada saudara yang memasukkannya di bank itu dan ia pun merasa mempunyai kewajiban untuk bekerja dengan baik di bank itu karena takut mencoret nama baik saudara yang membantunya untuk masuk di bank itu, serta ia pun sudah terikat kontrak selama satu tahun. Hasilnya adalah, ia tetap menetap dalam perusahaan itu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar