Komitmen
organisasi merupakan suatu bentuk sikap mengenai keterkaitan hubungan antara
karyawan dengan perusahaan atau organisasi mencakup peran yang dimiliki oleh
seorang karyawan dalam pencapaian tujuan sebuah perusahaan yang sudah
disepakati dan ditentukan sebelumnya. Biasanya komitmen organisasi sangat
berhubungan erat dengan pengoptimalan kinerja karyawan, karena dengan adanya
sebuah komitmen dapat saja menjadi dorongan pada karyawan untuk menjalani
kewajibannya secara maksimal. Seharusnya perusahaan turut memperhatikan juga
memprioritaskan komitmen atau loyalitas karyawannya, karena jika komitmen
karyawan akan perusahaan tinggi maka karyawan tersebut dapat memberikan peran
aktif yang maksimal untuk efektivitas sebuah perusahaan.
Komitmen
organisasi memiliki tiga komponen:
Yang
pertama adalah, continuance commitment, komitmen seseorang untuk tetap stay dalam
perusahaan tempatnya bekerja, karena takut dan khawatir dengan resiko-resiko
yang ada jika ia keluar dari tempatnya bekerja, bisa juga takut dengan
biaya-biaya yang ditanggung nantinya setelah ia keluar. Biasanya orang yang
memiliki komitmen ini memiliki kekhawatiran yang tinggi dengan segala resiko
yang akan ditanggung mengenai pilihannya untuk keluar dari perusahaan tempatnya
bekerja, serta takut jika di tempat yang baru tidak bisa mendapatkan apa yang
ia dapatkan selama ia bekerja di perusahaannya saat ini bisa saja mencakup
tunjangan-tunjangan, bonus tahunan, atau fasilitas yang lain yang cukup nyaman.
Walaupun sebenarnya reward dan feedback yang diberikan perusahaan tidak begitu
tinggi atau mungkin mengalami peningkatan tapi hanya sedikit-sedikit. Ada suatu
contoh nyata dari orang disekitar saya, ia bekerja di salah satu bank swasta,
sejak bank itu bekerja sama dengan salah satu Negara luar maka sistem dan
aturannya perusahaan itu pun berubah, bonus tahunan serta kenaikan gaji
berdasarkan penilaian dan produktivitas karyawan, jadi jika penilaian karyawan
kurang baik maka kenaikan gaji pun hanya sepersekian persen. Perusahaan
tersebut tetap memberikan tunjangan-tunjangan seperti pada awal komitmen
perusahaan, memang cukup banyak tunjangannya, akan tetapi lama kelamaan tekanan
pun kerap dirasakan karena ada penilaian dan produktivitas tersebut. Walaupun
begitu, orang tersebut tidak cukup memiliki keberanian untuk keluar dari
perusahaannya sekarang dikarenakan sudah bertahun-tahun bekerja dan memiliki hubungan
yang baik dengan atasan, serta cukup puas dengan berbagai tunjangan yang ada
meski kenaikan gaji hanya sedikit akan tetapi tidak menjadi persoalan baginya
karena ia merasa sudah ada di zona nyaman seorang karyawan. Padahal nyatanya
resultnya tidak sesuai dengan reward yang ia peroleh.
Yang
kedua adalah, affective commitment, komitmen ini merupakan komitmen untuk tetap
stay di perusahaan karena ada suatu keterlibatan emosi dengan perusahaan tempat
ia bekerja, sudah cinta dengan pekerjaan dan jabatan serta seluruh lingkup
perusahaannya sehingga ia memilih untuk tetap stay. Orang yang memiliki
komitmen ini akan cenderung memaksimalkan kinerjanya dan mengaktifkan perannya
dalam mencapai tujuan perusahaannya, disebabkan karena ia terlanjur nyaman
dengan semua yang ada di dalam perusahaannya, tetapi yang terutama adalah
keterlibatan emosi dengan orang-orang yang ada di perusahaan tersebut, sehingga
ia akan sulit untuk keluar dari tempatnya bekerja.
Dan yang
ketiga adalah, normative commitment, komitmen ini merupakan suatu komitmen
untuk mengharuskan seseorang bertahan karena memiliki tanggung jawab dan
kewajiban penuh dengan perusahaan tempatnya bekerja, juga bisa karena terikat
kontrak. Biasanya seberapapun feedback yang didapat tidak menjadi masalah karena
karyawan yang memiliki komitmen ini merasa perannya dalam perusahaan tersebut
sudah menjadi tanggung jawab dan kewajiban yang harus ia kerjakan. Contohnya,
ada karyawan yang telah terikat kontrak dengan perusahaan selama beberapa
tahun, meski penuh tekanan dan feedback yang didapat jauh dari ekspektasi maka
orang tersebut akan terus bertahan karena sudah ada keterikatan dengan
peusahaan tempatnya bekerja selain itu juga ditakutkan ada resikonya jika
melanggar komitmen tersebut atau memilih untuk keluar dari perusahaan tersebut
yang berarti melanggar peraturan kontrak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar