Rabu, 04 September 2013

let's talk about virginty (Ivonne Tjendra)

     Pada saat saya mengikuti kelas Perilaku Seksual yang diajarkan oleh Ibu Henny Wirawan, kami sempat membahas soal keperawanan. Namun jangan berpikir yang negatif dulu, karena ini merupakan topik yang sensitif jadi perlu untuk dikonfirmasi terlebih dahulu bahwa hal ini tidak hanya berbicara seputar aktivitas seksual saja, namun juga berbicara apa makna dari keperawanan itu sendiri. Seperti yang orang kebanyakan tahu bahwa seorang perempuan dianggap tidak perawan jika selaput darah pada vagina (hymen) telah robek, hal tersebut terjadi karena telah melakukan hubungan seksual dengan lawan jenis. Ya, hal itu benar adanya. Namun tidak hanya semata-mata karena itu saja, ada faktor lain yang menyebabkan hymen ini robek, mungkin bisa terjadi karena kecelakan, jatuh, melakukan kegiatan olahraga, kegiatan atletik, dll. Coba saja bayangkan para pesenam atau atlet yang sering melakukan split. Terlebih hymen yang dimiliki tiap-tiap perempuan berbeda-beda, ada yang mudah robek dan ada yang tidak. Berbicara tentang keperawanan juga tdak hanya berbicara soal hymen, hal ini dikaitkan juga dengan otak. Bila otak kita selalu hanya memikirkan mengenai seks saja, apakah bisa disebut masih perawan? Walaupun secara fisik belum pernah melakukan hubungan seksual. Saya setuju dengan pendapat dari Ibu Henny wirawan bahwa keperawanan bukan hanya berbicara soal aktivitas seksual tapi juga kognitif yang dimiliki seseorang. Saya harapkan juga bahwa masyarakat lebih terbuka tentang hal ini, serta menganggap hal ini bukan hal yang tabu untuk dibicarakan di dalam konteks pengetahuan yang positif.
 
4 September 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar