Pada
saat saya mengikuti kelas Perilaku Seksual yang diajarkan oleh Ibu
Henny Wirawan, kami sempat membahas soal keperawanan. Namun jangan
berpikir yang negatif dulu, karena ini merupakan topik yang sensitif
jadi perlu untuk dikonfirmasi terlebih dahulu bahwa hal ini tidak hanya
berbicara seputar aktivitas seksual saja, namun juga berbicara apa makna
dari keperawanan itu sendiri. Seperti yang orang kebanyakan tahu bahwa
seorang perempuan dianggap tidak perawan jika selaput darah pada vagina
(hymen) telah robek, hal tersebut terjadi karena telah melakukan
hubungan seksual dengan lawan jenis. Ya, hal itu benar adanya. Namun
tidak hanya semata-mata karena itu saja, ada faktor lain yang
menyebabkan hymen ini robek, mungkin bisa terjadi karena kecelakan,
jatuh, melakukan kegiatan olahraga, kegiatan atletik, dll. Coba saja
bayangkan para pesenam atau atlet yang sering melakukan split. Terlebih hymen
yang dimiliki tiap-tiap perempuan berbeda-beda, ada yang mudah robek
dan ada yang tidak. Berbicara tentang keperawanan juga tdak hanya
berbicara soal hymen, hal ini dikaitkan juga dengan otak. Bila otak kita
selalu hanya memikirkan mengenai seks saja, apakah bisa disebut masih
perawan? Walaupun secara fisik belum pernah melakukan hubungan seksual.
Saya setuju dengan pendapat dari Ibu Henny wirawan bahwa keperawanan
bukan hanya berbicara soal aktivitas seksual tapi juga kognitif yang
dimiliki seseorang. Saya harapkan juga bahwa masyarakat lebih terbuka
tentang hal ini, serta menganggap hal ini bukan hal yang tabu untuk
dibicarakan di dalam konteks pengetahuan yang positif.
4 September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar