Senin, 09 September 2013

Ibu dan Wanita (Ratna Sari Dewi)


     Pertemuan matakuliah psikologi perempuan pertemuan ketiga ini, saya begitu tertarik membahas ibu dengan peran ganda, peran sebagai istri, peran sebagai ibu, peran sebagai anak, peran sebagai teman, peran sebagai karyawan, dan banyak lagi peran yang lainnya yang melekat dalam diri wanita di zaman sekarang. Untuk zaman yang sudah sangat modern bukan hal yang tabu, jika seorang wanita terlebih lagi seorang ibu menjadi salah satu tulang pungung keluarga. Namun masalah ekonomi memang bukan satu-satunya alasan wanita bekerja, adapun hal lainnya yang melatarbelakangi mengapa wanita bekerja adalah ingin mengisi waktu luang, wanita saat ini memiliki pendidikan yang memadai, untuk mengurangi rasa bosan, berkumpul dengan komunitas tertentu, menjalin persahabatan/ keluarga, dan masih banyak alasan mengapa wanita sekarang. 

     Wanita yang bekerja, lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah. Ini yang banyak menimbulkan konflik dalam suatu hubungan rumah tangga, disisi lain yang menjadi permasalahan yang "kecil" namun bisa berakibat serius ialah tidak adanya kedekatan antara anak dan ibu. Kedekatan yang menjadi sebuah masalah bagi anak dan ibu adalah tidak terjalin hubungan emosional yang baik. Yang mengakibatkan anak lebih tertutup, anak cenderung lebih dekat dengan pengasuh, dan dengan tidak adanya sharing, kerap kali menjadi masalah adalah kenakalan remaja, sebab tidak ada pendidikan informal. Anak merasa lebih dekat dengan pengasuh, dan ibu tidak menyayanginya sebab tidak ada waktu yang disediakan banyak untuknya.
     Ini menjadi sebuah pembelajaran hidup yang saya terus terang tidak ingin kenang, ini terjadi dalam keluarga dekat saya sendiri, saya memiliki seorang tante dengan pekerjaan tidak tetap, karena memang setau saya tante saya bisa disebut "gaul", tidak ada yang berubah setelah dia menikah, dia memiliki dua anak waktu itu, keduanya adalah anak laki-laki, setiap harinya tante saya bekerja, keluar rumah, kadang kala berkumouk dengan teman-temannya. Kedua anaknya diasuh oleh pengasuh, yang boleh saya katakan menjadi ibu kedua bagi kedua anak tersebut. Mereka kesekolah, makan, mandi dan tidur bersama pengasuh yang dibayar tante saya setiap bulan. Kedua anak itu tumbuh menjadi anak yang sangat lucu dan periang. Syukurlah Tuhan baik, memberikan pengasuh yang luar biasa bagi kedua sepupu saya. Saya pikir anak ini lebih menyayangi "mbak"nya ketimbang ibunya. 
     Sampai saat sakitpun anak ini yang mengurusnya hanyalah pengasuhnya, tapi saya tahu tante saya mengini tidak berarti dia tidak menyayangi anaknya. Suatu hari keluarga mereka memutuskan untuk pindah kota dari kota tempat tinggalnya. Sudah pasti pengasuhnya tidak dapat ikut berpindah dengan keluarga tante saya sebab pengasuh tersebut juga memiliki keluarga. Saat itu libur sekolah, mereka pindah saat libur kenaikan kelas. Mereka tidak langsung menuju kota tempat mereka pindah, namun mereka berlibur  terlebih dahulu, dikota lain. Dengan keluarga yang lainnya mereka menginap disuatu hotel, di pagi itu mereka berenang beramai-ramai, karena ada kolom renang baru dihotel terebut mereka sangat excited. Saat itu tante saya masih belum menemukan pengasuh. Anak tertua tante saya tiba-tiba menghilang dari kerumunan, di kolam baru tersebut. Tidak lama kemudian ada kerumunan orang didekat kolam lama, mereka menghampiri kerumunan orang tersebut, dan menemukan anak tertua mereka telah membiru, kemudian mereka melakukan pertolongan pertama, agar air dalam tubuh anak tersebut keluar, namun anak tersebut tidak dapat diselamatkan, dan ternyata mayat sepupu saya tersebut ditemukan mengapung oleh office boy yang sedang membersihkan kamar yang menghadap kekolam renang tersebut. 
     Sampai saat ini saya yakin, penyesalan dalam diri tante saya tersebut tidak hilang dalam hidupnya, kerapkali saya melihat status di BBMnya masih berisikan penyesalan yang luar biasa. Namun penyesalan yang bagaimanapun tidak bisa menghidupkan orang yang telah tiada, dan setelah kejadian ini  tante saya berhenti dan segala kegiatannya dan lebih berfokus pada anak-anaknya. 
Bagi kita semua jangan pernah menyia-nyiakan waktu dengan orang yang kita sayangi, sesulit apapun keadaan ekonomi seseorang.
 
8 September 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar