Rabu, 18 September 2013

Hasil Wawancara Dalam Setting Psikologi Industri dan Organisasi (Abdiel Putra)


     Wawancara adalah metode yang digunakan untuk mengetahui keadaan seseorang baik kepribadian, motivasi, keterampilan, pengetahuan, atau informasi-informasi melalui percakapan tatap muka. Wawancara juga merupakan senjata buat para Psikolog untuk menggali informasi yang lebih dalam.
     Teknik wawancara dalam setting PIO digunakan untuk melakukan recruitment dengan menggunakan direct question yang bersifat pertanyaan tertutup untuk menguji calon karyawan apakah karyawan tersebut mudah diarahkan atau tidak. Sedangkan in-depth digunakan untuk melihat pengetahuan atu pemahaman mengenai keterampilan atau suatu jabatan tertentu. Selain dua teknik di atas, ada juga teknik yang digunakan untuk wawancara, taitu STAR (situation, task, action, result),teknik ini digunakan pada saat melakukan head hunting , dimana pertanyaan-pertanyaan tidak hanya berkisar pada pengetahuan dan pemahaman, tetapi juga pada pemecahan masalah di setiap situasi yang ada.
     Untuk wawancara recruitment dengan menggunakan direct question, dibutuhkan waktu kurang lebih sekitar 10-20 menit, sedangkan wawancara in-depth atau STAR diperlukan kurang lebih 1-2 jam, apabila informasi yang dicari belumlengkap maka akan dilakukan wawancara lagi pada hari yang berbeda. Teknik wawancara tidak hanya dilakukan pada proses recruitment dan head hunting, tetapi teknik wawancara dilakukan juga untuk membantu karyawan yang bermasalah.
     Dalam setting PIO ada kelebihan dan kekurangan dari teknik wawancara. Kelebihan dari teknik wawancara adalah tidak membutuhkan biaya yang mahal atau relatif murah, waktu yang digunakan cepat bila tujuan sudah tercapai, dan mudah digunakan bila sudah berpengalaman. Sedangkan kekurangan dari teknik wawancara adalah sulit bila calon karyawan tidak terbuka, perbedaan hasil wawancara dengan kinerja, tidak dapat berdiri sendiri (memerlukan tes lain). Masalah yang dihadapi seperti perbedaan hasil wawancara dengan alat tes, kinerja berbeda, miss perception antara interviewer dan interviewee. Cara mengatasinya dengan banyak melakukan wawancara untuk menambah pengalaman, dan butuh bimbingan supervisor atau orang yang lebih berpengalaman.
 
16 September 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar