Apa yang anda pikirkan pertama kali ketika
mendengar kata “homoseksual”? Dulu ketika saya belum menjadi mahasiswi
psikologi, mengetahui hal-hal seperti gay atau lesbi merupakan hal yang aneh. Saya
bahkan merasa takut untuk berada dekat dengan beberapa orang yang digosipkan
tertarik dengan sesama jenis.
Waktu SMP saya memiliki kakak kelas yang
digosipkan adalah seorang lesbian, sebut saja namanya Vita. Gosip itu tersebar
karena Vita hanya bersikap baik kepada sesama wanita saja, Ia juga tidak pernah
terlihat dekat dengan laki-laki. Suatu ketika Vita mengirimkan saya pesan
singkat yang intinya berisikan bahwa Ia ingin saya menjadi adik baginya, dan
jika saya mau apa saja yang saya inginkan pasti Ia berikan. Saya merasakan hal
yang aneh dan menceritakan hal tersebut kepada teman dekat saya, dan ia berkata
telah banyak adik kelas wanita lainnya yang Vita ajak untuk menjadi adiknya.
Cerita tentang Vita terputus sampai
disitu, Ia lulus SMP dan masuk ke SMA yang berbeda. Saya sempat bertemu dengan
Vita saat saya dalam perjalanan pulang ke rumah dari sekolah. Betapa kagetnya
saya setelah beberapa hari kemudian saya mendapatkan kabar Vita telah meninggal
karena suatu penyakit. Kepergian Vita diiringi dengan banyak gosip, diantaranya
Vita memiliki teman lesbian di SMA-nya dan lain-lain. Namun, yang mengganjal di
hati saya adalah seandainya dulu saya bisa berteman lebih dekat dengan Vita. Seandainya
dulu saya tidak berpikiran negatif tentang Vita, mungkin Ia hanya kesepian
sehingga memerlukan seseorang yang bisa dijadikan adik.
Kisah Vita berbeda dengan seorang kenalan
saya, sebut saja namanya Ray. Ray jauh lebih tua dari saya, namun saya sering
melihat Ray bermain. Di saat teman-temannya bermain bola, berenang di luar, Ray
hanya di dalam rumah sambil bermain boneka barbie. Ray menganggap dirinya
adalah perempuan. Selang waktu berjalan saya tidak pernah lagi mendengar kabar
tentang Ray. Baru akhir-akhir ini saya mendengar kabar Ray sekarang telah
bekerja di Bali menjadi seorang “waria” dan memiliki seorang kekasih bule yang
adalah seorang laki-laki. Ray menghasilkan banyak uang dari pekerjaannya, Ia
juga memiliki banyak teman. Banyak orang yang bersikap biasa-biasa saja di
depan Ray, namun tidak sedikit juga yang membicarakan Ray dibelakang-belakang. Keluarga
Ray juga menganggap ini adalah sebuah aib.
Mungkin banyak orang-orang seperti Vita
dan Ray yang kita jumpai dikehidupan kita sehari-hari. Hal yang perlu kita
sadari adalah bahwa gay dan lesbi adalah orang yang sama seperti kita, hanya
orientasi seksual mereka yang membuatnya menjadi berbeda. Mereka tetap memiliki
hak dan tanggungjawab yang sama dengan kita yang heteroseksual. Kebutuhan-kebutuhan
mereka juga tentu sama dengan kita yang heteroseksual. Bayangkan bagaimana jika
hak anda diambil hanya karena anda berbeda dengan yang lain? Bayangkan
bagaimana jika untuk mencukupi kebutuhan, anda merasa dipersulit hanya karena
berbeda dengan yang lain?
11 September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar