Rabu, 11 September 2013

Hargailah Perbedaan! (Priskila Huwae)

     Apa yang anda pikirkan pertama kali ketika mendengar kata “homoseksual”? Dulu ketika saya belum menjadi mahasiswi psikologi, mengetahui hal-hal seperti gay atau lesbi merupakan hal yang aneh. Saya bahkan merasa takut untuk berada dekat dengan beberapa orang yang digosipkan tertarik dengan sesama jenis.
     Waktu SMP saya memiliki kakak kelas yang digosipkan adalah seorang lesbian, sebut saja namanya Vita. Gosip itu tersebar karena Vita hanya bersikap baik kepada sesama wanita saja, Ia juga tidak pernah terlihat dekat dengan laki-laki. Suatu ketika Vita mengirimkan saya pesan singkat yang intinya berisikan bahwa Ia ingin saya menjadi adik baginya, dan jika saya mau apa saja yang saya inginkan pasti Ia berikan. Saya merasakan hal yang aneh dan menceritakan hal tersebut kepada teman dekat saya, dan ia berkata telah banyak adik kelas wanita lainnya yang Vita ajak untuk menjadi adiknya.
     Cerita tentang Vita terputus sampai disitu, Ia lulus SMP dan masuk ke SMA yang berbeda. Saya sempat bertemu dengan Vita saat saya dalam perjalanan pulang ke rumah dari sekolah. Betapa kagetnya saya setelah beberapa hari kemudian saya mendapatkan kabar Vita telah meninggal karena suatu penyakit. Kepergian Vita diiringi dengan banyak gosip, diantaranya Vita memiliki teman lesbian di SMA-nya dan lain-lain. Namun, yang mengganjal di hati saya adalah seandainya dulu saya bisa berteman lebih dekat dengan Vita. Seandainya dulu saya tidak berpikiran negatif tentang Vita, mungkin Ia hanya kesepian sehingga memerlukan seseorang yang bisa dijadikan adik.
      Kisah Vita berbeda dengan seorang kenalan saya, sebut saja namanya Ray. Ray jauh lebih tua dari saya, namun saya sering melihat Ray bermain. Di saat teman-temannya bermain bola, berenang di luar, Ray hanya di dalam rumah sambil bermain boneka barbie. Ray menganggap dirinya adalah perempuan. Selang waktu berjalan saya tidak pernah lagi mendengar kabar tentang Ray. Baru akhir-akhir ini saya mendengar kabar Ray sekarang telah bekerja di Bali menjadi seorang “waria” dan memiliki seorang kekasih bule yang adalah seorang laki-laki. Ray menghasilkan banyak uang dari pekerjaannya, Ia juga memiliki banyak teman. Banyak orang yang bersikap biasa-biasa saja di depan Ray, namun tidak sedikit juga yang membicarakan Ray dibelakang-belakang. Keluarga Ray juga menganggap ini adalah sebuah aib.
     Mungkin banyak orang-orang seperti Vita dan Ray yang kita jumpai dikehidupan kita sehari-hari. Hal yang perlu kita sadari adalah bahwa gay dan lesbi adalah orang yang sama seperti kita, hanya orientasi seksual mereka yang membuatnya menjadi berbeda. Mereka tetap memiliki hak dan tanggungjawab yang sama dengan kita yang heteroseksual. Kebutuhan-kebutuhan mereka juga tentu sama dengan kita yang heteroseksual. Bayangkan bagaimana jika hak anda diambil hanya karena anda berbeda dengan yang lain? Bayangkan bagaimana jika untuk mencukupi kebutuhan, anda merasa dipersulit hanya karena berbeda dengan yang lain?
   
    Hal yang ingin saya sampaikan dalam tulisan saya kali ini adalah bagaimana kita seharusnya bersikap dengan orang yang berbeda dengan kita, dalam hal ini berbeda orientasi seksualnya dengan kita. Pelajaran yang saya dapat di kelas adalah, bersikaplah sewajarnya. Bersikaplah sebagaimana anda bersikap dengan teman anda, tanpa harus memberikan tatapan aneh, atau mungkin kata-kata yang tidak pantas. Gay dan Lesbian sama-sama manusia seperti kita, dan aneh rasanya jika apa yang kita peroleh tidak pantas mereka peroleh juga hanya karena mereka berbeda. Hargailah mereka, karena kita bukanlah orang yang pantas untuk menghakimi perbedaan yang ada.

11 September 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar