Sabtu, 07 September 2013

From Girl to Woman (Prisco Wirawardhana)

Pertanyaan pertama untuk membuka tulisan saya hari ini adalah dari mana perempuan diciptakan?? Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita tidak terlepas dari proses pembuahan antara sel sperma dan sel telur yang matang. Kedua sel tersebut melebur dan menjadi sel zigot pada tuba falopi kemudian bergerak menuju rahim wanita. Dalam perjalanan menuju dinding rahim, sel zigot mengalami pembelahan dimana terdapat proses crossing over yang merupakan proses penting dalam menentukan jenis kelamin dari bayi tersebut. Kemungkinan laki-laki dan perempuan dalam proses crossing over adalah 50:50. So, jangan terlalu dipaksakan yah untukjenis kelamin tertentu, semua sudah ada yg atur.

Zigot terus mengalami perkembangan dan mengalami organogenesis atau pembentukan organ-organ yang diperlukan oleh janin untuk hidup. Sekitar 4 sampai 5 bulan janin dapat diketahui jenis kelaminnya apakah itu laki-laki atau perempuan. Untuk mengetahui jenis kelamin janin, dokter dapat menggunakan USG. Setelah 9 bulan janin dalam rahim ibu, janin mulai dikeluarkan melalui proses melahirkan. Janin yang sudah keluar dari rahim tersebut dinamakan bayi. Welcome to the world baby…

Oke, karena judulnya from girl to woman, kita tentukan bahwa bayi itu perempuan. Bayi perempuan biasanya lebih tahan dibandingkan bayi laki-laki. Pada usia 1-16 bulan, biasanya tidak terdapat perbedaan antara bayi perempuan dengan bayi laki-laki. Perbedaan mungkin hanya pada tinggi dan berat badan antara bayi laki-laki dan perempuan. Perbedaan perkembangan antara perempuan dan laki-laki biasanya muncul pada usia 3 tahun, dimana pada masa ini perempuan tidak lagi disebut sebagai bayi tetapi toddler. Toddler perempuan cenderung lebih pasif dibandingkan laki-laki. Pemilihan mainan sesuai jenis kelamin yang mungkin menjadi penyebab perbedaan tersebut. Pada usia tersebut, toddler mulai belajar tentang pembelajaran gender dari kedua orang tuanya.

Memasuki usia 5-12 tahun, anak-anak masuk pada dunia pendidikan dan orientasi sosial bukan hanya pada keluarga tetapi juga pada teman sebaya. Hingga pada usia 12-16 tahun, pengaruhi keluarga pada remaja perempuan mengalami penurunan yang signifikan. Remaja perempuan lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebayanya dan mulai tertarik dengan lawan jenisnya. Selain terjadi perubahan kehidupan sosial, remaja perempuan juga mengalami perubahan fisik, yaitu masuk pada masa pubertas. Remaja perempuan mengalami pubertas pada usia sekitar 12-14 tahun, dan pada masa ini jangan heran bila melihat pertumbuhan remaja wanita jauh lebih pesat dibandingkan dengan pria. Remaja perempuan mulai mengalami perubahan fisik seperti payudara membesar, tumbuh bulu diketiak dan pada alat kelamin, pinggul membesar, serta mengalami menstrurasi pertama yang disebut menarche.

Pada usia 20-30 tahun, remaja perempuan tidak lagi dikatakan perempuan namun perempuan telah berganti sebutan yaitu wanita. Wanita dalam arti bahwa ia sudah dapat menjadi ibu, melahirkan, dan siap berkeluarga. Wanita juga lebih matang dalam segi psikologis maupun fisik. Pada masa tersebut wanita akan berpisah dengan keluarganya dan membentuk keluarga baru. Usia 30-40 adalah usia penentu apakah wanita bersinar pada dunia kerja atau bersinar pada dunia rumah tangga. Wanita juga dapat memilih untuk sukses pada dunia kerja dan dunia rumah tangga apabila wanita dapat membagi waktu, dan memiliki kepribadian yang dewasa. Usia 50-60 kekuatan, kebugaran seorang wanita mengalami penurunan, wanita mulai mengalami menopause, dimana wanita berhenti mengalami menstrurasi. Sampai usia 70-80 tahun, pada masa inilah wanita mulai melihat sebuah kilas balik kehidupannya untuk menerima segala peristiwa yang terjadi dan menurunkan pengalamannya kepada perempuan-perempuan yang akan berkembang menjadi seorang wanita.

3 September 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar