Selasa, 03 September 2013

Circadian Rhytms (Fera Lumumba Tampubolon)


Apa yang terjadi apa bila seseorang hanya memiliki waktu tidur 2 jam sehari atau bahkan tidak tidur sama sekali? Mungkin sebagian besar orang akan menjawab memiliki beberapa keluhan seperti sakit kepala, mengantuk, badan terasa lemas, kurang bersemangat, dan juga kurang dapat berkonsentrasi. Sebagian kecil lagi mungkin awalnya hanya memiliki keluhan ringan saja, tanpa memiliki efek yang jelas terhadap dirinya. Namun, lama-kelamaan mungkin secara sadar atau tidak, individu tersebut akan merasa lelah secara fisik. Pada pembahasan ini, siklus sirkadian erat kaitannya dengan jam istirahat seseorang. Siklus sirkadian adalah, proses psikologikal manusia secara alami yang secara kasar memiliki siklus selama 24 jam (Halberg, et al, 1959). Siklus sirkadian ini terdiri dari aktifitas tidur seseorang, suhu badan, tekanan darah, serta hal-hal yang berhubungan dengan hormon seseorang. Maka dari itu, apabila siklus yang di jalani oleh seseorang berjalan dengan baik dan teratur, maka akan membuat tubuhnya akan semakin sehat. Tetapi tubuh kita juga akan menyesuaikan dengan faktor-faktor eksternal yang ada dari lingkungan.
Seseorang dapat dikategorikan dalam dua kategori. Kategori pertama yaitu, morning people yaitu orang yang memiliki waktu atau jadwal tidur yang teratur, dan mereka bangun biasanya pada saat matahari terbit. Kategori kedua yaitu night people, orang ini dikenal seperti burung hantu yang memiliki jadwal tidur malam tidak teratur, dan ketika pagi hari mereka akan tidur lebih lama lagi.
Tidak semua orang memiliki siklus sirkadian yang teratur dengan baik. Ada beberapa orang yang memiliki siklus yang dapat dikatakan sudah berantakan. Contoh orang-orang yang memilki siklus sirkadian yang tidak teratur adalah orang yang sedang memiliki jetlag dan orang yang memiliki pekerjaan yang menggunakan sistem shift kerja. Peneliti disini lebih membahas mengenai sistem shift kerja yang mempengaruhi siklus sirkadian pada seseorang. Salah satu contoh pekerjaan yang menggunakan shift adalah pekerja di bidang medis, seperti perawat dan dokter. Tidak jarang terjadi kecelakaan dalam dunia kerja yang dipengaruhi oleh siklus sirkadian ini.
Perhatian utama dalam pembahasan ini adalah bagaimana dampak yang ditimbulkan apabila pekerja mengalami gangguan siklus sirkadian. Peneliti menegaskan bahwa kualitas kinerja dalam mengerjakan suatu tugas cenderung mencerminkan bagaimana siklus sirkadian yang dimiliki oleh pekerja tersebut. Misalnya saja seorang pekerja yang memiliki jam tidur hanya dua jam sehari mungkin akan merasa mengantuk sehingga dia hanya mementingkan kecepatan dalam penyelesaian tugasnya dibandingkan dengan kualitas atau hasil dari pekerjaannya.
Reaksi orang terhadap gangguan siklus sirkadian bermacam-macam. Beberapa orang mungkin merasa selalu lelah dan disorientasi. Beberapa orang lagi merasa lelah dan mengantuk yang susah untuk dikontrol, dan kesulitan untuk konsentrasi pada tugas-tugas yang sedang dikerjakan. Hal tersebut mungkin sebagian dari dampak jangka pendek yang dirasakan, dampak jangka panjang yang mungkin akan dialami oleh individu dengan siklus sirkadian yang tidak teratur akan lebih rentan terhadap penyakit kanker, gastrointestinal, dan penyakit jantung. Beberapa penyakit tersebut memang tidak sepenuhnya disebabkan oleh siklus sirkadian yang tidak teratur, namun juga berkaitan dengan faktor gaya hidup dengan jam kerja seseorang. Misalnya seperti seringnya makan makanan cepat saji dan kurang berolahraga. Peneliti juga berpendapat bahwa pekerja diatas usia 40 tahun kurang mampu mengelola perubahan dalam pola tidur ketika mereka memilki pekerjaan dengan sistem shift.
Ada beberapa langkah-langkah praktis yang dapat dilakukan untuk membantu pekerja dengan sistem shift untuk tetap aman dan efektif dalam pekerjaan mereka:
a) Mengoptimalkan jadwal kerja agar dapat menyeimbangkan diri seseorang secara psikologikal, sosial, dan hal-hal yang berhubungan dengan medis. Namun masih terdapat perdebatan mengenai hal ini.
b) Membuat jam istirahat atau jam tidur yang teratur dalam 24 jam selama bekerja menggunakan sistem shift.
c) Menyediakan waktu untuk bersosialisasi dengan keluarga dan memastikan bahwa shift yang akan dijalani tidak datang mendadak agar dapat merencanakan kehidupan sosialnya.
d) Memastikan waktu atau fasilitas untuk beristirahat dan makan makanan yang bergizi khususnya untuk para pekerja malam hari
e) Mengajarkan karyawan untuk mengatur atau mengolah stress dalam pekerjaan mereka.
Setelah dijelaskan mengenai langkah-langkah seseorang dalam pekerjaannya, berikut ini juga terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan individu untuk menjauhkan dirinya dari penyakit:
a) Makan yang teratur
b) Mengatur dan membuat jadwal tidur yang menetap
c) Tidur diruangan yang gelap, nyaman dan tanpa saluran telepon
d) Mempelajari dan melatih teknik relaksasi
e) Menjaga tubuh tetap sehat dan mengatur waktu untuk liburan serta aktifitas sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar