Senin, 05 November 2012

Tawuran (Stefanny Leonardi - 705120002)


Definisi Tawuran
     Tawuran bukanlah hal yang asing lagi di telinga kita. Tawuran merupakan salah satu bagian dari kenakalan remaja, sehingga tak heran jika tawuran yang dilakukan antar pelajar mudah sekali kita temukan di jalan raya atau tempat umum lainnya. Namun tawuran tidak hanya sering terjadi di kalangan pelajar dan mahasiswa, tetapi tawuran juga kadang terjadi antar warga desa, sehingga tawuran sudah merupakan sesuatu yg membudaya di Indonesia. “Tawuran adalah suatu kegiatan perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat” (“Pengertian Tawuran,” 2012).

Jenis-Jenis Kenakalan Remaja dalam Hal Perkelahian
     Kenakalan remaja, dalam hal perkelahian, dapat di golongkan ke dalam dua jenis, yaitu:
     Delinkuensi Situasional. Perkelahian terjadi karena adanya situasi yang “mengharuskan” para remaja untuk berkelahi. Keharusan tersebut biasanya muncul karena bertujuan untuk memecahkan masalah yang sedang mereka hadapi secara cepat.
     Delinkuensi Sistematik. Perkelahian terjadi karena remaja berada dalam suatu organisasi tertentu atau geng. Di dalam geng tersebut, norma dan kebiasaan tertentu ada dan wajib di taati oleh anggotanya, termasuk berkelahi. Para remaja, sebagai anggota, akan merasa bebas melakukan apa saja tanpa perlu mematuhi peraturan-peraturan dan norma-norma yang berlaku karena mereka berada dilingkup kelompok teman sebayanya. Melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang diharapkan oleh kelompoknya pun membuat rasa kebanggaan tumbuh dalam diri remaja tersebut (“Makalah Tawuran Pelajar,” 2011).

Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Tawuran
Dari jenis-jenis perkelahian yang dilakukan remaja tersebut, terdapat beberapa faktor-faktor penyebab terjadinya tawuran dan faktor tersebut dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor Internal biasanya berasal dari dirinya sendiri. Contohnya seperti, sifat yang ada di dalam diri individu itu sendiri. Terdapat kesalahan dari cara individu tersebut dalam menyelesaikan masalah yang ada. Individu yang melakukan perkelahian biasanya tidak mampu melakukan adaptasi dengan lingkungan yang kompleks, dalam arti ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan keanekaragaman pandangan, ekonomi, budaya, dan berbagai kerberagaman lainnya. Kita ambil contoh, Remaja. Para remaja yang mengalami hal-hal diatas akan lebih tergesa-gesa dalam memecahkan masalahnya tanpa berpikir panjang akan akibat yang ditimbulkannya. Selain itu, ketidakstabilan emosi para remaja juga memiliki andil dalam terjadinya perkelahian. Seperti sifat-sifat yang mudah frustasi, tidak mudah mengendalikan diri, kepekaan yang kurang terhadap lingkungan sekitarnya, dan lain-lain.
     Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar diri individu, seperti pengaruh teman, pengaruh lingkungan sekitar, keluarga, sekolah dan lain sebagainya.

Dampak dari Tawuran
    Berdasarkan pengertian tawuran pada awal karangan, dapat diartikan bahwa tawuran merupakan sesuatu yang negatif. Maka tawuran pun memiliki dampak yang sangat merugikan, baik bagi pelaku maupun masyarakat sekitar, antara lain seperti, (a) kerugian fisik, baik cedera ringan, berat, bahkan kematian; (b) kerusakan fasilitas umum maupun rumah warga; (c) terganggunya proses belajar mengajar; (d) menurunnya moralitas para pelajar; dan (e) Hilangnya perasaan peka, toleransi, tenggang rasa, perdamaian dan saling menghargai.

Penanggulangan Tawuran
     Oleh karena itu, dalam usaha untuk mengantisipasi tawuran pelajar, proses pembelajaran di sekolah semestinya diarahkan pada empat pilar kegiatan, sebagaimana telah dirumuskan oleh United Nations Educational Scientific Cultural Organization (UNESCO) yaitu: (a) belajar untuk tahu (learning to know), (b) belajar untuk berbuat (learning to do), (c) belajar untuk bersama (learning together), dan (d) belajar untuk membentuk jati diri (learning to be) (“Makalah Tawuran dengan Berbagai Teori dan Contoh,” 2012)
     Menurut Djohar, (dikutip dalam “Makalah Tawuran dengan Berbagai Teori dan Contoh”, 2012), menyarankan agar menggunakan fungsi “peace education” sebagai model pendidikan di Indonesia. Model pendidikan tersebut mengupayakan pemberdayaan masyarakat agar mampu mengatasi konflik tanpa penggunaan kekerasan. Metode yang digunakan dapat berupa belajar kelompok, sehingga siswa terlatih untuk menekan egoismenya dan menghargai hak-hak orang lain.
    Sekian karangan ini mengenai tawuran, khususnya tawuran para pelajar. Penulis berharap karangan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan tawuran dapat berkurang demi membangun Bangsa Indonesia yang berbudaya baik tanpa kekerasan.

Reference List
     Pengertian tawuran. (2012). Diundur dari www.tutorialto.com
     Makalah tawuran dengan berbagai teori dan contoh. (2012). Diunduh dari www.scribd.com
     Makalah tawuran pelajar. (2011). Diunduh dari http://iftitahnj.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar