Minggu, 04 November 2012

MOTIVASI KERJA (Elizabeth Ayu Filonita - 705120116)


Pendahuluan
     Motivasi merupakan suatu ciri yang ada pada calon tenaga kerja ketika diterima masuk bekerja di perusahaan, dibawa masuk oleh tenaga kerja. Motivasi kerja dapat berubah seiring dengan jalannya waktu selama bekerja, perubahan ini timbul sebagai hasil interaksi antara tenaga kerja dengan lingkungan kerjanya. Dalam menjalani pekerjaan sehari-hari, secara sadar ataupun tidak, kita dihadapi dan menjalani dua macam situasi, yaitu situasi masalah (problem situation) dan situasi pilihan (choice situation) (Munandar, 2001).
Munandar (2001) mengemukakan bahwa:
Dalam situasi masalah seseorang menghadapi berbagai macam rintangan dalam upaya mencapai sesuatu (tujuan) yang diinginkan. Proses dan besarnya upaya seseorang untuk mengatasi rintangan-rintangan agar dapat mencapai tujuannya menggambarkan besarnya motivasinya.

Definisi Motivasi, Kerja, dan Motivasi Kerja
     Dalam Chaplin (2008), motivasi diartikan sebagai suatu keadaan ketegangan di dalam individu, yang membangkitkan, memelihara, dan mengarahkan tingkah laku menuju pada suatu tujuan atau sasaran; alasan yang disadari, yang diberikan individu bagi tingkah lakunya; dan satu alasan tidak disadari bagi satu tingkah laku. Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1990), motivasi adalah sesuatu yang timbul pada diri seseorang dengan sadar atau tidak sadar untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1990), kerja adalah kegiatan melakukan sesuatu.
     Menurut Anoraga (2005), mengatakan bahwa “Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu motivasi kerja dalam psikologi karya biasa disebut pendorong semangat kerja. Kuat lemahnya motivasi kerja seorang tenaga kerja ikut menentukan besar kecilnya prestasinya.”

Teori-teori Motivasi
     Munandar (2001) dijelaskan bahwa terdapat delapan teori motivasi, yang terdiri dari empat teori motivasi isi dan empat teori motivasi proses. Empat teori motivasi isi, yaitu teori tata tingkat-kebutuhan, teori eksistensi-relasi-pertumbuhan, teori dua faktor dan teori motivasi berprestasi yang menjelaskan mengenai ‘Apa’ yang memotivasi tenaga kerja, dan empat dari teori motivasi proses, yaitu: teori pengukuhan, teori tujuan, teori expectancy, dan teori equity yang menjelaskan mengenai ‘Bagaimana’ proses motivasi berlangsung.

Faktor Adanya Motivasi
     Kehadiran kita di dunia mendatangkan pengaruh pada dunia sekitar kita, dan sebaliknya dunia mempengaruhi diri kita. Kita tidak selalu dapat menguasai segala akibat yang dapat kita datangkan pada dunia sekitar kita, namun kita dapat menguasai perilaku yang dengan sengaja kita ambil. Semua itu akan sangat berpengaruh dalam pembentukan dunia di mana kita hidup (Manz, 1983/1986).
     Faktor motivasi dari luar. Hadiah dan hukuman mempunyai pengaruh besar dalam kegiatan yang diambil seseorang. Hadiah memberi kita pegangan mengenai hal yang mendatangkan hal yang positif, dan hukuman mengenai hal yang membawa hasil yang negatif. Aturan-aturan tersebut membatasi kebebasan seseorang dalam mengambil tindakan, ada pula peran adat istiadat yang menyempitkan pola pikir serta lingkup kegiatan kita (Manz, 1983/1986).
     Faktor motivasi dari dalam atau pribadi. “Manusia adalah pribadi yang unik, masing-masing mempunyai sifat-sifat tertentu, cara berpikir tertentu, dan lain-lain yang membantu kita untuk menentukan bagaimana kita memandang dunia, dan apa yang kita buat dengan hidup kita” (Manz, 1983/1986, h.16-17). Kita dapat memimpin diri kita sendiri menuju ke sasaran dan cita-cita hidup kita.

Motivasi Positif dan Negatif
     Heindjrahman (dikutip dalam Anoraga & Suyati, 1995, h. 44) mengatakan bahwa “Pada garis besarnya, motivasi yang diberikan dapat dibagi menjadi dua, yaitu motivasi positif dan motivasi negatif.”
     Menurut Anoraga dan Suyati (1995) menyatakan bahwa:
Motivasi positif adalah proses untuk mencoba mempengaruhi orang lain agar menjalankan sesuatu yang kita inginkan dengan cara memberikan kemungkinan untuk mendapatkan hadiah. Sedangkan motivasi negative adalah proses untuk mempengaruhi seseorang agar mau melakukan sesuatu yang kita inginkan, tetapi teknik dasar yang digunakan adalah lewat kekuatan yang membuat ketakutan.

Perlunya Motivasi Kerja
     Anagora dan Suyati (1995), dijelaskan bahwa kejenuhan merupakan salah satu faktor yang menjadi penyebab berubahnya perilaku kerja seseorang. Kejenuhan merupakan suatu hal yang biasa dirasakan bagi setiap orang apapun itu jabatannya, dan hal itu telah menjadi sesuatu yang lumrah dan bukan suatu hal yang tabu selama kejenuhan tersebut masih bisa diatasi. Apabila kejenuhan mulai tidak bisa diatasi bahkan mencapai tingkat frustasi, hal tersebut harus segera dilakukan penanganan, apabila tidak, akan menimbulkan dampak negatif bagi orang yang bersangkutan.

Cara Meningkatkan Motivasi Kerja
     Ada dua cara pokok untuk meningkatkan motivasi kerja, yaitu dengan cara bersikap keras dan memberi tujuan yang bermakna.  Hal ini dilakukan oleh peran pemimpin atau atasan. Dengan memaksakan tenaga kerja untuk bekerja keras atau denga memberikan ancaman, maka tenaga kerja, kalau tidak dapat menghindarkan diri dari situasi yang mengancam tersebut, akan bekerja keras. Setiap tenaga kerja memiliki tujuan-tujuan yang bermakna, sesuai dengan kempuannya, yang dapat dicapai melalui prestasi kerjanya yang tinggi (Munandar, 2001).


 Daftar Pustaka
Munandar, A. S. (2001). Psikologi industri dan organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia.
Manz, C. C. (1986). Seni memimpin diri sendiri. (Mangunhardjana, Penerj.). Yogyakarta:
     Kanisius. (Karya asli diterbitkan 1983)
Chaplin, J. P. (2008). Kamus lengkap psikologi (Kartono, Penerj.). Jakarta: PT
     RajaGrafindo Persada. (Karya asli diterbitkan 1968)
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
     Jakarta: Balai Pustaka.
Anoraga, P. (2005). Psikologi kerja. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Anoraga, P., Suyati, S. (1995). Psikologi industri dan sosial. Jakarta: PT Dunia Pustaka  
     Jaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar