Minggu, 04 November 2012

Motivasi belajar (Trisna Manurung - 705120149)


      Pada zaman sekarang, minat belajar dari kalangan pelajar sudah sangat berkurang. Alasan kurangnya minat belajar tersebut mungkin dikarenakan kurang menariknya cara belajar yang harus mereka hadapi setiap hari di sekolah dan belum menyadari pentingnya belajar untuk masa depan mereka, sehingga mereka kurang termotivasi untuk berlomba-lomba mencapai prestasi. Malas belajar juga menjadi faktor penyebab kurangnya minat belajar. Malas belajar timbul dari dalam diri, yang berarti rasa malas tersebut timbul dari dalam diri yang disebabkan karena tidak adanya motivasi diri. Malas belajar juga timbul dari luar diri, yang berarti faktor eksternal tidak kalah besar pengaruhnya terhadap kondisi anak untuk menjadi malas belajar. Contohnya sikap orangtua yang tidak memberikan perhatian, sikap guru, sikap teman, suasana belajar, sarana belajar (“Kurangnya Minat Belajar Bagi Kaum Pemuda,” 2010).
      Dalam dunia pendidikan, motivasi untuk belajar merupakan salah satu hal yang penting. Tanpa motivasi, seseorang tentu tidak akan mendapatkan proses belajar yang baik. Motivasi merupakan langkah awal terjadinya pembelajaran yang baik. Pembelajaran dikatakan baik jika tujuan awal, umum dan khusus tercapai. Orang dewasa yang mempunyai need to know/kebutuhan akan keingintahuan yang tinggi, mempunyai karakteristik yang berbeda dalam hal psikologis mereka (“Pentingnya Motivasi Belajar,” 2008).
      Menurut Rusyan (1989), “Motivasi adalah kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan”. Menurut Crow dan Crow (1989) belajar adalah perubahan tingkah laku (seperti inovasi, eliminasi atau modifikasi respon, yang mengandung setara dengan ketetapan) yang sebagian atau seluruhnya disebabkan oleh pengalaman. Berdasarkan hasil kesimpulan dari pengetian motivasi dan belajar, motivasi belajar dapat diartikan sebagai  daya atau kekuatan yang dimiliki seseorang untuk merubah perilaku yang di sengaja guna memperolah kecapakan atau pengetahuan baru.
      Motivasi adalah motif atau dorongan yang dimiliki oleh seseorang  dalam melakukan tindakan. Hal ini menegaskan bahwa motivasi adalah satu faktor penting untuk keberhasilan seseorang dalam melakukan suatu tindakan, termasuk dalam belajar di sekolah. Motivasi ini mutlak dimiliki oleh seorang siswa demi keberhasilannya dalam belajar. Motivasi ada dua macam yaitu moivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri.
      Para ahli sudah menjelaskan bagaimana cara meningkatkan motivasi, khususnya motivasi siswa dalam belajar, karena saat ini banyak sekali siswa-siswa di sekolah yang kurang memiliki motivasi dalam belejar, mereka lebih suka pada hala-hal lain yang sifatnya malah dapat mengganggu belajar mereka. Upaya yang bisa di lakukan oleh guru dalam memberikan motivasi belajar pada siswa adalah mengajar dengan menggunakan pembelajaran yang komunikatif dan kreatif, dalam hal ini kemampuan guru ketika menggunakan media pembelajaran sangat penting. Proses pembelajaran tidak boleh monoton tapi harus kreatif. Dalam hal ini tentunya guru haru selalu senantiasa melakukan pengembangan diri, dengan berbagai hal seperti seminar, maupun pelatihan-pelatihan (“Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa,” 2012).
      Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan dalam diri seseorang dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu (Sudjana, 2002).
Menurut Wittig (1981) dalam bukunya Psychology of learning, setiap proses belajar selalu berlangsung dalam tiga tahapan yaitu:
1. acquisition (tahap perolehan/penerimaan informasi)
2. storage (tahap penyimpanan informasi)
3. retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi)
      Pada tingkatan acquisition seorang siswa mulai menerima informasi sebagai stimulus dan melakukan respons terhadapnya, sehingga menimbulkan pemahaman dan perilaku baru. Pada tahap ini terjadi pila asimilasi antara pemahaman dengan perilaku baru dalam keseluruhan perilakunya. Proses acquisition dalam belajar merupakan tahap paling mendasar. Kegagalan dalam tahap ini akan mengakibatkan kegagalan pada tahap-tahap berikutnya.
  Pada tingkatan storage seorang siswa secara otomatis akan mengalami proses penyimpanan pemahaman dan perilaku baru yang ia proleh ketika menjalani proses acquitision. Peristiwa ini sudah tentu melibatkan fungsi short term dan long term memory. Pada tingkatan retrieval seorang siswa akan mengaktifkan kembai fungsi-fungsi sistem memorinya, misalnya ketika ia menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah. Proses retrieval pada dasarnya adalah upaya atau peristiwa mental dalam mengungkapkan dan memproduksi kembali apa-apa yang tersimpan dalam memori berupa informasi, simbol, pemahaman, dan perilaku tertentu sebagai respons atau stimulus yang sedang dihadapi.
      Oleh karena itu, sebenarnya kegiatan belajar  mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi hendaknya dijadikan bekal dan agar dikembangkan pada masa-masa selanjutnya. Belajar dan sekaligus ujian yang dilakukan di sekolah formal hendaknya berhasil menumbuhkan rasa cinta terhadap ilmu bukan sebaliknya. Manakala bersekolah, termasuk ujian justru menjadikan para siswa membenci dan menjauh dari semangat mencari ilmu, maka sebenarnya lembaga pendidikan itu telah gagal melakukan peran yang mendasar itu. Tujuan akhir menempuh pendidikan adalah agar mereka mencintai ilmu (“Tujuan Akhir Mempelajari Ilmu,”
2012).


Daftar Pustaka
Cara meningkatkan motivasi belajar. (2012). Diunduh dari              http://carameningkatkanmotivasibelajar.com.
Crow, L & Crow, A. (1989), Psikologi pendidikan, Yogyakarta: Nurcahya
Kurangnya minat belajar bagi kaum pemuda. (2010). Diunduh dari http://kurangnyaminatbelajarbagikaumpemuda.com.
Pentingnya motivasi belajar. (2008). Diunduh dari http://minmalangsatu.net.
Rusyan, T. (1989), Pendekatan dalam proses belajar mengajar, Bandung: CV. Remaja Rosdakarya.
Tujuan akhir mempelajari ilmu. (2012). Diunduh dari http://www.uinmalang.ac.id.

25 Oktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar