Pengertian Rokok
Rokok adalah gulungan tembakau yang ukurannya kira-kira sebesar kelingking yang dibungkus daun nipah dan kertas (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2012). Selain itu, adapun pengertian rokok yang lain. Rokok adalah jajan yang paling nikmat dan murah. Dikatakan nikmat karena orang yang biasa merokok sulit menghentikan kebiasaannya. Disebut murah karena hanya dengan uang lima ratus rupiah, seseorang sudah dapat memperoleh sebatang rokok yang berisi 4 ribu macam zat kimia (Partodiharjo, 2008).
Pandangan Rokok menurut MUI
“Narkoba itu haram. Jadi rokok seharusnya juga dianggap haram. Merokok dapat digolongkan kepada pekerjaan yang bila dilakukan sangat berbahaya, bila ditinggalkan tidak apa-apa bukan bila dilakukan tidak apa-apa bila ditinggalkan akan mendapat pahala” (MUI dikutip dalam Partodiharjo, 2008).
Kandungan Dalam Rokok
Seperti kita ketahui sebelumnya sudah banyak informasi yang kita dapatkan dari buku, koran, majalah, televisi maupun radio mengenai rokok. Terdapat 4000 zat kimia dalam satu batang rokok selain itu terdapat zat adiktif di dalam rokok, 20 diantaranya adalah racun mematikan.
Partodiharjo (2008) menjelaskan bahwa:
Dari 20 racun maut itu, 8 diantaranya adalah racun mematikan. Dari 20 racun maut itu, 8 diantaranya adalah zat karsinogenik atau penyebab kanker ganas dan sisanya adalah racun tikus hidrogen sianida yang bisa digunakan untuk mengeksekusi narapidana yang dihukum mati, bahan bakar roket (metanol), bahan bakar korek api (butan), racun serangga (arsen), racun knalpot (karbon monoksida), penyamak kuliat (thylamin), pembersih lantai (amonia), racun serangga (ddt) dan lain-lain.
Merokok di Waktu Kecil
Dewasa ini, banyak anak kecil yang sudah kecanduan dengan rokok. Kebanyakan dari mereka adalah anak yang kurang kasih sayang orang tua dan kurang perhatian dari keluarga. Selain itu juga karena faktor lingkungan tempat tinggal. Seperti yang kita ketahui kasus rokok yang sedang marak belakangan ini adalah karena faktor lingkungan. Dari hanya sekedar melihat lalu mencoba dan merasakan adanya keinginan untuk terus mencoba kembali. Hal ini memberikan dampak buruk bagi fisik dan mental bagi tiap anak. Anak yang merokok di waktu kecil akan mengalami gangguan kesehatan yang lebih parah seperti lemah, malas hingga mengalami penyakit kronis yang serius.
Partodiharjo (2008) mengemukakan bahwa:
Kondisi fisik dan mental yang buruk menyebabkan ia kelak tumbuh menjadi orang yang lemah, tetapi sekaligus sombong dan bodoh. Karena bodoh dan memiliki karakter yang buruk, ia tidak disukai banyak orang, kurang sukses dalam pergaulan, dan bisa menjadi miskin. Kemiskinan dapat membuat orang menjadi jahat.
Oleh karena itu, hendaknya orang tua selalu mengawasi anak-anaknya, membimbing anak, memberikan contoh yang baik dengan tidak merokok dan memberikan kasih sayang kepada anak.
Ketertarikan Generasi Muda dengan Rokok
Ketertarikan ini didorong oleh sifat alamiah setiap generasi muda. Mereka memiliki rasa ingin tahu yang hebat terhadap suatu hal yang baru. Namun sayangnya pengaplikasian rasa ingin tahu mereka salah terhadap lingkungan. Banyak dari generasi muda yang hanya sekedar mengikuti teman maupun sahabat karib mereka. Kebanyakan dari mereka yang terpengaruh dengan teman-temannya yang perokok tidak ingin dikatakan sombong, tidak sekawan maupun dan lain sebagainya.
Partodiharjo (2008) mengemukakan bahwa:
Bila ada satu orang yang merokok di dalam satu kelompok anak muda yang tidak merokok, anak-anak yang lain cenderung untuk ikut merokok karena terdorong oleh rasa ingin tahu dan setia kawan. Kelompok tadi pun berubah menjadi kelompok anak muda perokok.
Kecanduan Perokok
Banyak sekali anak muda zaman sekarang yang mulai kecanduan dengan rokok. Yang awalnya hanya coba-coba saja lama-lama menjadi ketagihan. “Perokok sulit meninggalkan rokok karena kenikmatan yang disebabkan oleh nikotin memiliki daya adiktif. Artinya, rokok itu memaksa perokok untuk ketagihan” (Partodiharjo, 2008).
Bahaya Merokok
Banyak dari mereka perokok aktif yang tidak memiliki rasa peduli terhadap orang sekitarnya. Kebanyakan dari mereka hanya mementingkan diri sendiri dan bersikap acuh tak acuh terhadap orang disekelilingnya. Menghisap dan membuang asap rokok semaunya. “Yang rugi, perokok pasif. Yang pasif memiliki risiko yang sama besar terserang kanker seperti yang aktif. Karena pada asap rokok terdapat ratusan bahan kimia yang tidak menyehatkan” (Nadesul, 2012). Banyak perokok yang sangat berani mengambil resiko. Sayangnya sikap perokok tadi tidak memikirkan orang di sekitar mereka baik itu keluarga, saudara maupun kerabat. Yang sangat disayangkan adalah ketika seorang Kepala Keluarga (Ayah) adalah seorang perokok berat di rumahnya. Ia sekaligus membuat sengsara orang yang dicintainya yaitu istri dan anak. Jarang sekali dari perokok yang tahu kebiasaan merokok dapat menyengsarakan istri dan anak mereka. Istri dan anak perokok menjadi perokok pasif itu tandanya mereka lebih mendapatkan bahaya yang lebih besar dibandingkan dengan perokok aktif.
Seperti kita ketahui sebelumnya bahaya merokok adalah dapat menyebabkan kanker paru-paru, impotensi, gangguan kehamilan bahkan kematian. “Menurut penelitian di Amerika Serikat 86% anak yang kecerdasannya rendah adalah anak yang orang tuanya merokok” (Partodiharjo, 2008).
Daftar Pustaka
Nadesul. (2012, 16 Oktober). Perokok aktif dan pasif risikonya sama. Diunduh dari http://m.okezone.com/read/2012/04/26/482/619290
Partodiharjo. (2008). Kenali narkoba dan musuhi penggunaannya. Jakarta: Erlangga.
Rokok. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.
25 Oktober 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar