Minggu, 04 November 2012

Motivasi Kerja (Dea Ovarista Dharani - 705120138)


Pengertian Motivasi
Menurut Etimologis yang dikutip oleh Prihardhini (2012, h. 3) motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau daya penggerak (Hasibuan, 2003). Definisi lain menyebutkan “Pengertian motivasi selalu berkaitan dengan perbuatan atau tindakan seseorang. Tindakan ini tidak terjadi begitu saja, tetapi ada faktor-faktor yang mendorong atau mempengaruhinya. Dengan perkataan lain, perilaku/tindakan manusia itu pasti memiliki sebab atau alasan mengapa dilakukan” (Haryanti, 2001, h. 146).
Shalahuddin (1990, h. 113) juga mengemukakan bahwa:
Secara etimologis, kata motivasi berasal dari kata motif, yang artinya dorongan, kehendak, alasan dan kemauan. Maka motivasi adalah dorongan-dorongan (forces) yang membangkitkan dan mengarahkan kelakuan individu. Motivasi bukanlah tingkah laku, melainkan kondisi internal yang kompleks, dan tidak dapat diamati secara langsung, akan tetapi mempengaruhi tingkah laku.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan dorongan yang timbul dalam diri seseorang sehingga mempengaruhi tingkah lakunya.

Pengertian Motivasi Kerja
Secara lengkap dapat dijelaskan apa yang dimaksud dengan motivasi kerja menurut ahli antara lain yang dikutip oleh Prihardhini (2012, h. 4) mengemukakan bahwa “Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja dalam psikologi karya disebut pendorong semangat kerja. Kuat lemahnya motivasi kerja seorang tenaga kerja ikut menentukan besar kecilnya prestasinya (Anorga, 2001).
Sedangkan pendapat lain yang juga dikutip oleh Prihardhini (2012, h. 4)  mengatakan bahwa  “Motivasi kerja adalah sejumlah aktifitas fisik dan mental untuk mengerjakan suatu pekerjaan” (Hasibuan, 1995).
Sehingga dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja merupakan dorongan atau alasan yang mendasari seseorang untuk melakukan aktifitas pekerjaan demi mencapai tujuan pekerjaannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja
Lebih lanjut untuk memperdalam pemahaman tentang motivasi kerja, ada baiknya melihat beberapa faktor utama yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang untuk melakukan penyelesaian pekerjaannya seperti yang dikutip oleh Bashor (2007, h. 364) yang meliputi :
  1.  Isi kerja (job content), diartikan sebagai identifikasi jenis pekerjaan yang berkaitan langsung dengan pekerjaan seseorang dan dapat dikendalikan oleh orang itu sendiri.
 2. Pengupahan (salaries and wages), diartikan sebagai besarnya imbalan atau upah yang sepantasnya diterima pekerja atas hasil karya kerjanya berupa sejumlah uang.
 3.  Promosi (job promotion), diartikan sebagai kesempatan pengembangan karir yang ditawarkan oleh pimpinan kepada pekerjanya untuk naik jabatan atau menduduki posisi tertentu atas prestasi hasil kerjanya yang dinilai memiliki kualifikasi sesuai dengan jabatan baru yang dibutuhkan dengan perencanaan untuk memperoleh orang yang tepat pada posisi yang tepat.
  4. Kelompok kerja (working group), diartikan sebagai suatu kelompok yang saling berinteraksi untuk membagi informasi dan mengambil keputusan untuk membantu tiap anggota dalam bidang tanggung jawabnya.
 5.Pengawasan (supervision), diartikan sebagai kontrol ukuran kinerja seseorang dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang ditetapkan tersebut.
  6.    Kondisi kerja (working conditions), diartikan sebagai keadaan yang akan dihadapi seseorang dalam suatu wilayah pekerjaan yang nyaman yang mendukung pekerja untuk dapat menyelesaikan aktifitasnya dengan baik. (Luthans, 1995).

Faktor-faktor Pendorong Motivasi Kerja
Selain faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja, terdapat juga faktor-faktor pendorongnya yang mana “Faktor-faktor yang mendorong motivasi kerja adalah dorongan yang berasal dari dalam dirinya dan dorongan yang berasal dari luar dirinya” (Haryanti, 2001, h. 148).
Sementara itu terdapat pendapat lain yang mengatakan bahwa “Faktor yang turut berperan dalam mendorong motivasi kerja adalah pekerjaan yang penuh tantangan, penerapan sistem penghargaan yang adil, kondisi yang sifatnya mendukung, sikap rekan sekerja” (Siagian, 2004, h. 128).
Ternyata selain adanya faktor yang mempengaruhi semangat seseorang dalam melakukan pekerjaan, paparan di atas menggambarkan bahwa sebenarnya ada penekanan yang menjadi faktor pendorong motivasi kerja yang tidak hanya dorongan yang berasal dari dalam diri orang tersebut melainkan juga dari luar seperti tantangan pekerjaan yang memicu semangat seseorang untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik atau optimal, adanya penghargaan kerja yang adil dari pimpinan (reward) atas hasil pekerjaannya, kondisi yang mendukung sehingga membuat seseorang merasa nyaman untuk melaksanakan pekerjaan, dan yang terakhir adalah sikap rekan kerja yang kooperatif dan kompetitif secara sehat.

Langkah-langkah Dasar dalam Manajemen Sumber Daya Manusia
      Hal yang tidak kalah penting dengan beberapa elemen sebelumnya mengenai motivasi kerja, Siagian (2004, h. 187) menambahkan bahwa langkah-langkah dalam manajemen sumber daya manusia yang berkaitan erat dengan motivasi meliputi:
  1.   Perencanaan tenaga kerja
Seorang pimpinan harus memetakan kemampuan para pekerjanya agar setiap pekerja dapat melaksanakan tugas kerja sesuai dengan kemampuan bidangnya sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan optimal dengan tujuan mendapatkan dan mempertahankan kuantitas dan kualitas SDM yang diperlukan, diharapkan mampu mengantisipasi masalah-masalah yang muncul dari potensi kelebihan dan kekurangan SDM.
  2.  Rekrutmen
Proses dalam mengumpulkan calon pekerja yang akan menempatkan posisi tertentu pada suatu instansi dengan cara mengiklankan, agen tenaga kerja, rekomendasi, beasiswa, maupun instansi pendidikan.
  3.  Seleksi
Ada 2 cara yang dapat dilakukan dalam proses seleksi yaitu wawancara dan test tertulis yang dapat menggambarkan kemampuan dan keahlian calon pekerja yang sesuai dengan kebutuhan lowongan instansi.
  4.  Penempatan
Hasil perolehan seleksi dapat langsung diteruskan untuk memutuskan penempatan posisi calon pekerja yang sesuai dengan kebutuhan lowongan instansi.
  5.  Sistem imbalan
Sistem yang mengatur kesepakatan antara pimpinan dengan pekerjanya mengenai pembayaran upah atas pekerjaan yang dilakukan pekerja disesuaikan dengan sulitnya beban pekerjaan yang ditangani dan keahlian yang diperlukan untuk melaksanakannya.
  6.  Pembinaan
Pembinaan dimaksudkan untuk membina keahlian pekerja agar semakin meningkat kemampuannya yang disesuaikan dengan daya saing pekerja yang semakin kompetitif dalam produktifitas kerja.
  7.  Pengembangan karier
Kesempatan yang diberikan oleh pimpinan kerja kepada para pekerja yang memiliki prestasi kerja baik untuk menempati posisi tertentu yang lebih tinggi sebagai bagian dari apresiasi kerja dan meningkatkan kesejahteraan pekerja.

Daftar Pustaka

Bashor, C. (2007). Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan PT Semen Gresik, Tuban dengan variabel moderator etos kerja spiritual. Manajemen, Akuntansi, dan Bisnis. 5(3), 362-371. Dari http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/5307362371.pdf  diakses pada 17 Oktober 2012 pukul 17.12

Haryanti, K. (2010). Motivasi kerja abdi dalem Keraton Yogyakarta: Suatu pendekatan kualitatif. Psikodimensia. 11(1), 144-151.

Prihardhini, D. W. (2012). Peranan iklim komunikasi terhadap motivasi kerja pengelola perpustakaan di UPT Perpustakaan Universitas Islam Sultan Agung. Ilmu Perpustakaan 1(1), 1-10. Dari http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jip/article/view/27/35  diakses pada 17 Oktober 2012 pukul 17.47

Shalahuddin, M. (1990). Pengantar psikologi pendidikan. Surabaya: Bina Ilmu.

Siagian, S. P. (2004). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

25 Oktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar