Minggu, 04 November 2012
Motivasi Kerja (An An Cuararda - 705120109)
Pendahuluan
Motivasi dijadikan sebagai upaya seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Berbagai proses dan upaya digunakan untuk mengatasi rintangan untuk mencapai suatu tujuan, hal itu menggambarkan besar kecilnya motivasi yang dimiliki seseorang (Munandar, 2001). Dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan sebuah upaya untuk mencapai tujuan sesuai keinginan.
Pengertian Motivasi
Zainun (dikutip dalam Anoraga & Suyati, 1995, h. 43) mengemukakan bahwa “Motivasi dapat dilihat sebagai bagian yang fundamental dari kegiatan pengarahan potensi dan daya manusia dengan jalan menimbulkan, menghidupkan, dan menumbuhkan tingkat keinginan yang tinggi, kebersamaan dalam menjalankan tugas perorangan maupun kelompok dalam organisasi.” Widjaya (dikutip dalam Anoraga & Suyati, 1995, h. 43) mengemukakan bahwa “Semua kegiatan organisasi atau perusahaan tidak berfaedah jika anggota-anggota yang ada di dalam organisasi atau perusahaan tersebut tidak berhasrat menyumbangkan usahanya guna memenuhi tugas yang di bebankan kepadanya.” Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan bagian integral dari kegiatan organisasi atau perusahaan di dalam proses pembinaan, pengembangan, dan pengarahan tenaga kerja manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan.
Pengertian Motivasi Kerja
Anoraga dan Suyati (1995) mengemukakan bahwa “ Motivasi Kerja merupakan faktor inti dalam usaha melahirkan suatu kemajuan serta karya-karya kreatif dalam suatu kelompok kerja.” Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990) mengemukakan bahwa motivasi kerja merupakan suatu kesadaran yang timbul pada diri seseorang dalam melakukan sesuatu untuk tujuan tertentu.” Untuk melahirkan motivasi kerja bukan masalah yang sederhana untuk mewujudkan idealism, menigkatkan produktivitas dan profesionalisme kerja. Banyak yang berpendapat bahwa motivasi kerja ditimbulkan apabila seseorang dapat imbalan baik dan cukup adil (Anoraga & Suyati, 1995).
Contoh Motivasi Kerja
Munandar (2001, h. 324) mengemukakan bahwa “Kita mencari pekerjaan yang sesuai dengan keahlian dan minat kita. Pada kesempatan lain, sewaktu kita lagi bekerja, datang orang menawarkan pekerjaan yang kita rasakan lebih sesuai dengan minat dan keahlian kita.” Dapat disimpulkan bahwa kita harus mencari pekerjaan sesuai dengan keahlian yang kita miliki.
Pengaruh Motivasi Kerja
Herzberg yang tergabung dalam “Psychology Service Pittsburgh” memperluas hirarki kebutuhan dari Maslow dan mengembangkan suatu teori motivasi kerja secara khusus. Berdasarkan penelitiannya terhadap lebih dari 200 akuntan dan ahli mesin, Herzberg mengambil keputusan bahwa ada 2 kelompok faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang dalam organisasi, yaitu pemuas kerja job satisfier yang berkaitan dengan isi pekerjaan dan penyebab ketidakpuasan kerja dan job disatisfier yang brsangkutan dengan suasana kerja. Menurut Nurfitriani (2011), ”Faktor-faktor sumber ketidakpuasan kerja antara lain: (a) kebijaksanaan dan administrasi perusahaan (company politicy and administration), (b) supervisi (technical supervisor), (c) hubungan antar pribadi (interpersonal relation), (d) kondisi kerja (working condition), dan (e) gaji (wages).”
Upaya Meningkatkan Motivasi Kerja
Munandar (2001) mengemukakan bahwa “Untuk meningkatkan motivasi kerja ada tiga upaya yang pertama adalah adanya peran pemimpin atau atasan yang harus bersikap keras dan memberi tujuan yang bermakana. Upaya yang kedua adalah peran dari diri sendiri. Ketiga peran dari organisasi.” Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya peran dan upaya, sangat mempengaruhi upaya meningkatkan motivasi kerja agar dapat berjalan lancer, baik, dan benar.
Upaya Mempertahankan Motivasi Kerja
Sunarta (2010) menyatakan bahwa:
Saling memberi dukungan dan semangat dalam setiap menyelesaian pekerjaan antara pimpinan dan karyawan akan memberikan suasana nyaman yang dapat memberikan dampak positif bagi organisasi. Seorang pemimpin harus menghindari tindakan, ucapan, dan usaha yang dapat membunuh motivasi orang orang yang menjadi tanggung jawabnya. Memberi motivasi dan berinovasi untuk mengekspresikan berbagai kemampuan yang dimiliki karyawan tidak cukup hanya dengan cara mendorong untuk berperilaku motivatif, tetapi lebih dari itu, seorang pimpinan juga harus menjaga moral kerja agar semangat kerja tetap terjaga dan terpelihara dengan baik .
Daftar Pustaka
Anoraga, P., & Suyati, S. (1995). Psikologi industri dan sosial. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.
Munandar, A. S. (2001). Psikologi industri dan komunikasi . Jakarta: Universitas Indonesia.
Manz, C. C. (1986). Seni memimpin diri sendiri. (Mangunhardjana, Penerj.). Yogyakarta: Kanisius. (Karya asli diterbitkan 1983)
Nurfitriani, M. (2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja. Jurnal online, 11(1), h. 60-61.
Sunarta. (2010). Menjaga motivasi kerja. Diunduh dari staff.uny.ac.id/sites/default/files/MENJAGA%20MOTIVASI%20KERJA_O.pdf.
24 Oktober 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar