Senin, 05 November 2012

Menanamkan Kejujuran pada Anak Usia Dini (Agata Claudia Mawarni - 705120066)


Pengertian Kejujuran
Kejujuran adalah kelurusan hati, tidak berbohong, tidak curang dan bersikap apa adanya. Menurut Candra Cakra Negara, kejujuran juga punya arti lain.
     Jujur jika diartikan secara baku adalah "mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran". Dalam praktek dan
penerapannya, secara hukum tingkat kejujuran seseorang biasanya dinilai dari
ketepatan pengakuan atau apa yang dibicarakan seseorang dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi. Bila berpatokan pada arti kata yang baku dan harafiah maka jika seseorang berkata tidak sesuai dengan kebenaran dan kenyataan atau tidak mengakui suatu hal sesuai yang sebenarnya, orang tersebut sudah dapat dianggap atau dinilai tidak jujur, menipu, mungkir, berbohong, munafik atau lainnya (“Pengertian Jujur”, 2010).

Batasan Usia untuk Anak Usia Dini
Batasan-batasan usia pada anak usia dini ini digunakan untuk membedakan karakter-karakter anak berdasarkan umurnya. Hal ini juga bisa digunakan untuk penelitian dan untuk membuktikan dari usia berapa anak mulai berkata tidak jujur. Menurut Ernawulan Syaodih batasan-batasan dibawah inilah yang termasuk dalam Anak Usia Dini.
     Batasan tentang masa anak cukup bervariasi, istilah anak usia dini adalah anak yang berkisar antara usia 0-8 tahun. Namun bila dilihat  dari jenjang  pendidikan yang berlaku di Indonesia, maka yang termasuk dalam kelompok anak usia dini adalah anak usia SD kelas rendah (kelas 1-3), Taman Kanak-kanak, Kelompok Bermain dan anak masa sebelumnya yaitu masa bayi (“Perkembangan Anak Usia Dini”, 2012)

Ciri-ciri Perilaku Jujur dan Tidak Jujur pada Anak Usia Dini
Anak-anak pada usia dini biasanya mempunyai perilaku-perilaku yang sesuai dengan apa yang diajarkan oleh orang tuanya, bahkan perilaku yang diajarkan oleh lingkungan sekitarnya. Dan perilaku tersebut dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu perilaku anak yang jujur dan anak yang tidak jujur. Berikut ini adalah ciri-ciri perilaku anak usia dini yang dikategorikan sebagai anak yang jujur dan anak yang tidak jujur.
     Spontanitas dalam berbicara. Spontanitas adalah kelancaran atau kemampuan saat berbicara secara langsung. Anak usia dini yang jujur biasanya berbicara secara spontan. Spontan dalam arti berbicara dengan jelas, sadar dan mengerti apa yang sedang dibicarakan, karena anak tahu apa yang sedang terjadi. Sedangkan anak usia dini yang tidak jujur biasanya berbicara secara terbata-bata dan tidak jelas. Terbata-bata karena anak tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan dan anak ingin menutupi sesuatu agar tidak dimarahi. Hal inilah yang membuat anak takut dan berbicara terbata-bata.
     Kontak mata dalam berbicara. Saat berbicara, ada kalanya orang mempunyai kontak mata antara pembicara dan pendengar. Anak yang jujur biasanya berani menatap mata lawan saat berbicara karena anak telah yakin dengan apa yang ingin anak katakan. Sedangkan anak yang tidak jujur enggan menatap mata lawan bicara, karena anak takut lawan bicaranya tahu bahwa anak sedang tidak berkata jujur atau berbohong.
     Sikap dalam berbicara. Dalam berbicara, anak mempunyai sikap-sikap yang membuat orang tua dapat membedakan mana anak yang jujur dan mana anak yang tidak jujur. Anak-anak yang jujur mempunyai sikap yang tenang karena merasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Sedangkan anak-anak yang tidak jujur cenderung bersikap gelisah karena takut jika orang-orang mengetahui bahwa anak tidak jujur.

Cara Menanamkan Nilai-Nilai Kejujuran pada Anak Usia Dini
Hal ini bertujuan untuk anak mengerti apa pengertian kejujuran dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu dibutuhkan peran-peran dalam lingkungan sekitar anak untuk membantu menanamkan kejujuran tersebut.
      Pada lingkungan keluarga. Menanamkan kejujuran pada lingkungan keluarga dilakukan oleh anggota keluarga seperti ayah, ibu serta kakak jika ada. Hal ini dilakukan dengan cara memantau perilaku anak pada saat berada di rumah, lalu membiarkannya mengeksplorasikan apa yang ingin anak ceritakan sehingga tidak ada kebohongan yang terjadi di rumah.
     Pada lingkungan sekolah. Menanamkan kejujuran pada lingkungan sekolah dilakukan oleh kepala sekolah, guru, dan karyawan. Hal ini dilakukan dengan cara menghukum anak apabila ada anak yang tidak berkata jujur, tentunya dengan hukuman yang edukatif dan juga menanamkan kedisiplinan didalamnya sehingga anak merasa jera dan tidak ingin melakukan hal itu kembali.
     Pada lingkungan teman sebaya (peer). Menanamkan kejujuran pada lingkungan ini dilakukan oleh teman-teman sebaya dengan cara saling bercerita dan berkata jujur pada sesama. Karena hal itu dapat membuat anak termotivasi untuk berkata jujur di lingkungan teman sebayanya.


DAFTAR PUSTAKA

Pengertian jujur. (2010). Diunduh dari http://negara.student.umm.ac.id/download-as-      pdf/umm_blog_article_15.pdf
Perkembangan anak usia dini. (2012). Diunduh dari
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/196510011998022-ERNAWULAN_SYAODIH/Perkembangan_Anak_Usia_Dini.pdf)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar