Senin, 05 November 2012

Kenakalan Remaja (Jovison - 705120096)


     Usia remaja, menurut psikologi, berkisar dari usia sepuluh sampai dua belas tahun. Pada masa remaja ini, anak-anak akan mengalami pertumbuhan fisik dan mental yang paling pesat karena masa ini merupakan masa dimana remaja mencari jati diri dan berkembang. Masa remaja ini merupakan masa yang sangat penting karena akan menentukan karakter anak tersebut saat beranjak dewasa. (Rejama, 2008)
Pada masa remaja ini, kenakalan memang adalah suatu hal yang sangat biasa karena memang para remaja memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Namun, bila tidak diawasi dengan baik, tidak mustahil bagi mereka untuk terjerumus ke dalam kondisi yang sangat merusak, baik pribadi, maupun sosial.

Definisi Kenakalan Remaja
     Menurut Santrock (dikutip dalam Hixon, 2006), kenakalan remaja adalah tindak kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak dan remaja yang dikarenakan perilaku menyimpang yang didasari pengabaian nilai-nilai sosial.

Jenis-jenis Kenakalan Remaja
     Berdasarkan definisi remaja di atas, kenakalan remaja terbagi menjadi dua jenis. Yakni yang merupakan pelanggaran nilai hukum dan pelanggaran nilai sosial. (Artikel 10502272, 2011)

     Pelanggaran nilai hukum. Pelanggaran yang pada dasarnya tidak sesuai dengan jalan hukum. Pelanggaran macam ini terdiri dari penggunaan obat-obatan terlarang dan alkohol, vandalisme, pencurian, tindak kekerasan, dan sex bebas.
     Pelanggaran sosial. Melingkup pemasangan tato, penggunaan bahasa kasar, kelalaian dalam aktifitas edukasi, kebut-kebutan, dan kurangnya rasa hormat.

Penyebab Kenakalan Remaja
     Ada berbagai macam alasan yang menimbulkan aksi-aksi kenakalan remaja, namun, penyebab-penyebab itu bisa dibagi menjadi dua kategori besar. Yakni faktor internal dan faktor eksternal.
     Faktor internal. Pada dasarnya, seorang individu bisa melakukan kenakalan-kenakalan karena didasari oleh gejolak-gejolak dalam dirinya sendiri. Contoh faktor internal adalah:
     Krisis identitas. Anak-anak yang merasa belum menemukan jati diri mereka cenderung ingin melakukan berbagai macam hal yang bisa membuat mereka merasa lebih hidup dan hal ini mungkin mereka rasakan dengan melanggar norma-norma.
     Kurangnya kontrol diri. Terkadang, para remaja mengetahui bahwa apa yang mereka lakukan adalah salah. Namun, karena tidak mampu mengontrol diri, mereka akhirnya terjerumus ke dalamnya.
     Kurangnya perhatian terhadap sang individu. Para remaja yang merasa bahwa dirinya kurang diperhatikan cenderung melakukan kenakalan-kenakalan guna mendapat perhatian.
     Faktor eksternal. Selain faktor internal, ada juga hal-hal dari lingkungan yang mempengaruhi seorang individu sampai mereka akhirnya melakukan kenakalan-kenakalan yang terkadang di luar batas. Faktor eksternal terdiri dari:
     Konflik keluarga. Para remaja yang memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan orang tuanya cenderung merasa marah dan tidak diperhatikan. Karena itu, terkadang mereka berusaha untuk menutupi perasaan mereka dengan melakukan kenakalan-kenakalan.
     Lingkungan pertemanan yang buruk. Bila sang remaja memiliki teman-teman yang nakal, maka sang remaja secara perlahan akan melakukan kenakalan-kenakalan yang dilakukan temannya supaya bisa di terima di lingkungan sosialnya.

Dampak dari Kenakalan Remaja
Ketergantungan terhadap alkohol dan narkotika. Bila sang remaja terjerumus dalam lingkungan yang membiarkannya mengkonsumsi alkohol dan narkoba, sang remaja akan memiliki ketergantungan.
Temperamen yang buruk dan kelakuan yang kasar. Karena sering melakukan pemberontakan, mereka sering merasa tidak puas terhadap lingkungan dan merasa marah dan tidak ragu-ragu dalam melakukan tindakan kasar.
Merugikan orang lain. Para remaja nakal sering mengganggu kehidupan orang-orang disekitarnya seperti dengan melakukan pencurian, pemalakan, kekerasan, dan sebagainya.
Hukuman legal yang mempengaruhi masa depan sang remaja. Bila sang remaja melakukan kenakalan-kenakalan yang ilegal, mereka akan dimasukan ke penjara dan hal ini akan terekam dalam data mereka sehingga ke depannya, akan sulit bagi mereka untuk mendapatkan pekerjaan.
Cedera atau bahkan kematian. Remaja yang melakukan tindak kenakalan berupa kekerasan atau sejenisnya, akan sering menjadi target kekerasan dari kelompok atau orang lain. Sehingga, tidak jarang terjadi perkelahian yang berakibat pada kematian.

Penanganan untuk Kenakalan Remaja
     Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengurangi tindak-tindak kenakalan remaja. Berikut adalah beberapa contohnya.
     Memberikan perhatian yang cukup. Banyak remaja yang menjadi nakal karena merasa kekurangan kasih sayang. Alangkah baiknya bagi orang tua, guru, maupun teman mereka mampu memberikan perhatian dan kasih sayang sehingga mereka memiliki tempat untuk menyalurkan perasaan mereka dengan cara yang baik.
     Menyalurkan sifat pemberontak mereka ke jalur yang tidak destruktif. Bila sang remaja memiliki kecenderungan untuk memberontak atau bertindak kasar, kita bisa menyalurkannya dalam bentuk pekerjaan dimana mereka bisa melepaskan semua emosi mereka seperti olahraga tinju yang tentunya, sportif.
     Mengedukasikan masyarakat untuk lebih mengenal pentingnya kasih sayang. Masyarakat sering remaja yang nakal dengan sebelah mata, sehingga pada akhirnya memperlakukan mereka dengan semena-mena yang berakibat semakin nakalnya remaja tersebut. Bila masyarakat diedukasi, tingkat kenakalan akan menurun.

Daftar Pustaka
Artikel 10502272. http://gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2007/artikel_10502272.pdf.
Conger, J. J. (1991). Adolescence and youth : Psychological development and changing world: Harper Collins Publisher. New York.
Definisi kenakalan remaja. http://id.Wikipedia.org/wiki/remaja.
Kenakalan remaja. (2011). Diunduh dari http://belajarpsikologi.com/kenakalan-remaja/.
Santrock definition of juvenile. (2006). Diunduh dari http://books.google.co.id/books?id=wh3a9i1pS_0C&pg=PA6&lpg=PA6&dq=santrock+definition+of+juvenile+delinquency&source=bl&ots=jIDl0hHVZv&sig=hHwVzWKWQY_RkK0Q9tXvIddd4VU&hl=id&sa=X&ei=6a1-UMH3KIbRrQfE04DgDQ&ved=0CFoQ6AEwBw#v=onepage&q=santrock%20definition%20of%20juvenile%20delinquency&f=false.

26 Oktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar