Minggu, 04 November 2012

KENAKALAN REMAJA (Tiffany Hartopo - 705120114)


Definisi Kenakalan Remaja
Remaja berasal dari kata latin, yaitu adolensence, yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Perilaku remaja yang melanggar aturan atau norma sekitar disebut dengan kenakalan remaja. Menurut Kartono (dikutip dalam Ahira, n.d.), “Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh suatu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang.” Menurut Santrock (dikutip dalam Ahira, n.d.), “Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara social hingga terjadi tindakan kriminal.” Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kenakalan remaja adalah “perilaku remaja yang menjalahi aturan sosial di lingkungan masyarakat tertentu.”

Penyebab Kenakalan Remaja
Internal. Faktor dari dalam diri sendiri mempengaruhi tingkah laku ini. Pada masa ini, remaja mengalami perubahan pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan yang dimaksud adalah fisik, psikoseksual, intelektual, emosi, keagamaan, dan pribadi dan sosial (Yudiarko, 2010). Remaja akan mencari identitasnya dengan berbagai cara. Remaja yang tidak dapat membedakan tingkah laku yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima menyebabkan terjadinya kenakalan remaja (Ahira, n.d.). Selain itu, perilaku ini juga disebabkan oleh masalah-masalah yang terus dipendam dan mental yang lemah.

Eksternal.
Keluarga. Masalah-masalah keluarga yang menyebabkan terjadinya penyimpangan tersebut, yaitu: (a) perceraian orang tua; (b) salah satu atau kedua orang tua sudah meninggal; (c) tidak adanya komunikasi atau perselisihan di antara anggota keluarga; (d) kurangnya kasih saying dari keluarga, terutama orang tua; dan (e) pola pengasuhan anak yang salah, yaitu yang bersifat otoriter, pengabaian, atau terlalu memanjakan anak.
 Pergaulan dan lingkungan sekitar. Pergaulan dan lingkungan yang tidak baik akan memengaruhi sifat dan sikap remaja. Remaja akan men­iru (imitate) perilaku yang ia lihat. Menurut Matthews dan Gallo (dikutip dalam King, 2011, h. 13), “Socioculturalists argue that understanding a person’s behavior requires knowing about the cultural context in which the behavior occurs.”

Bentuk Kenakalan Remaja
Tawuran. Tawuran berasal dari kata tawur yang menurut KBBI, Tawur adalah “perkelahian beramai-ramai; perkelahian massal.” Kasus tawuran yang saat ini sedang banyak dibicarakan adalah tawuran antara SMAN 6 dan SMAN 70 Jakarta. Tawuran ini bahkan sudah dianggap sebagai budaya di sekolah mereka (More, 2012). Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan (teman-teman di sekolah) mempengaruhi tingkah laku seseorang.
Penyalahgunaan narkotika. Dalam bidang kedokteran, narkotika digunakan sebagai obat untuk mengendurkan ketegangan saraf, menghilangkan rasa sakit, dan  menimbulkan rasa kantuk sang pasien (KBBI). Pada awalnya, remaja mencoba karena ingin memuaskan hasrat ingin tahunya yang besar atau karena diajak oleh teman-temannya. Namun, mereka menjadi ketagihan dan sulit untuk lepas dari narkotika tersebut.
Seks bebas. Seiring perkembangan teknologi dan perubahan zaman, pembicaraan mengenai seks bukan lagi hal yang tabu untuk dibicarakan (Cynthia, 2007). “Bagi remaja yang selama ini terkungkung pengetahuannya, dan yang pada umumnya belum pernah mengetahui masalah seksual secara lengkap dari orang tuanya, ini adalah saat yang tepat untuk memuaskan rasa ingin tahu remaja tersebut dan beberapa penyebab remaja melakukan hubungan seks” (Pangkahila, dikutip dalam Cynthia, 2007).

Solusi Menghadapi Kenakalan Remaja
Preventif. Untuk mencegah seorang remaja melakukan kenakalan remaja, ada beberapa hal atau usaha yang dapat dilakukan. Remaja dituntut untuk dapat memilih mana pergaulan yang baik dan mana yang tidak baik untuknya. Remaja juga harus dibekali mental yang kuat, sehingga ketika ia melihat ataupun diajak untuk melakukan penyimpangan, ia dapat menolaknya dengan tegas. Untuk itulah peran keluarga sebagai model atau figur dasar berperilaku seseorang sangat diperlukan (Ahira, n.d.). Komunikasi dengan keluarga harus berjalan dengan baik dan harmonis. Selain itu, remaja juga perlu diberikan penyuluhan-penyuluhan sejak dini agar mereka tahu bahaya-bahaya dari perilaku tersebut.
Represif. Seorang remaja yang melakukan kenakalan remaja sebaiknya ditangani atau ditahan sejak dini karena apabila terus dibiarkan, ia akan bertambah ‘nakal’ dan merugikan orang lain. Untuk itu, dibutuhkan motivasi dari orang-orang terdekatnya. Rehabilitasi juga dapat menjadi sarana untuk menahannya untuk tidak melakukan hal-hal yang menyimpang kembali.
Kuratif. Kenakalan remaja dapat menjadi sesuatu yang sangat merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Karena itulah, dibutuhkan rehabilitasi untuk menyembuhkannya. Penjara anak juga dijadikan sarana untuk menyadarkan para remaja bahwa yang dilakukannya telah melanggar hukum pidana.


Daftar Pustaka

Ahira, A. (n.d.). Kenakalan Remaja. Diunduh dari http://www.anneahira.com/narkoba-index.htm
Cynthia, T. (2007). Konformitas kelompok dan perilaku seks bebas pada remaja. Jurnal Psikologi, 1(1), 75-80. Diunduh dari http://ejournal.gunadarma.ac.id
Kenakalan remaja. (n. d.). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia online. Diunduh dari http://www.kbbi.web.id/
King, L. A. (2011). The science of psychology: An appreciate view (2nd ed.). New York, NY: McGraw-Hill.
More, I. (2012, 1 Oktober) Ini pemicu tawuran SMA 6 dan SMA 70. Kompas. Diunduh dari http://www.megapolitan.kompas.com
Narkotika. (n. d.). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia online. Diunduh dari http://www.kbbi.web.id/
Pengertian kenakalan remaja beserta menurut para ahli. (2012). Diunduh dari http://www.awand.cyber4rt.com
Tawuran. (n. d.). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia online. Diunduh dari http://www.kbbi.web.id/
Yudiarko, A. (2010).  Penanggulangan kenakalan remaja: Studi kasus di MTs Al-Khalifah Kepanjen. (Skripsi. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang, Indonesia). Diunduh dari http://lib.uin-malang.ac.id

25 Oktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar