Minggu, 04 November 2012

Kenakalan Remaja (Helza Stephanie Himawan - 705120131)


Pengertian Kenakalan Remaja
     Kenakalan remaja (juvenile delinquent) merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang. Anak-anak remaja yang delinquent atau nakal itu disebut pula sebagai anak cacat secara sosial. Menurut Weiner (dikutip dalam Sarwono, 2007) mendefinisikan “kenakalan anak adalah tindakan oleh seseorang yang belum dewasa yang sengaja melanggar hukum dan yang diketahui oleh anak itu sendiri bahwa jika perbuatanya itu sempat diketahui oleh petugas hukum ia bisa dikenai hukuman”. Hurlock (1978) menyatakan kenakalan remaja adalah tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh remaja, tindakan tersebut dapat membuat seseorang individu yang melakukannya masuk penjara.

Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja
    Bentuk-bentuk kenakalan remaja (Adler, dikutip dalam Kartono, 1991), adalah: (a) kebut-kebutan di jalanan yang mengganggu keamanan lalu lintas; (b) perilaku ugal-ugalan, berandalan, urakan, yang mengacaukan ketentraman sekitar; (c) perkelahian antar gang, antar kelompok, antar sekolah, antar suku (tawuran); (d) membolos sekolah , dan sebagainya.


Faktor-faktor Kenakalan Remaja
     Faktor lingkungan (eksternal). Berdasarkan teori Soekanto (2004) sebagian orangtua beranggapan bahwa penerapan disiplin terhadap anak-anak berarti harus dilakukan secara tegas, keras, tidak mengenal kompromi serta tidak mengenal belas kasihan kepada anak. Ketika anak sering memperoleh perlakuan kasar dan keras dari orang tua, anak akan taat dan patuh terhadap orangtua. Akan tetapi mereka cenderung melakukan tindakantindakan yang negatif, sebagian pelarian maupun terhadap orangtuanya. Penerapan disiplin seperti itu dapat menyebabkan anak menjadi nakal.
     Faktor Pribadi (Internal). Kenakalan remaja merupakan produk konstitusi mental serta emosi yang sangat labil dan defektif, sebagai akibat dari proses pengkondisian lingkungan buruk terhadap pribadi anak (Kartono, 2003).

Upaya Mengatasi Kenakalan Remaja
    “Banyak orang tua yang mendidik anak dengan menyerahkan anak kepada sekolah, dan menjadi tanggung jawab sekolah dan menganggap anak itu dewasa namun sebenarnya anak itu bukanlah orang dewasa alam bentuk kecil. Pikiran, perasaan, keingginan, dan kemampuan anak itu berbeda dengan kemampuan orang dewasa” (Rousseau dalam Ngalim, 2006). Gerald Patterson (Santrock, 1996 dalam Yusup, 2012) menunjukkan bahwa “Pengawasan orangtua yang tidak memadai terhadap keberadaan remaja dan penerapan disiplin yang tidak efektif dan tidak sesuai merupakan faktor keluarga yang penting dalam menentukan munculnya kenakalan remaja. Perselisihan dalam keluarga atau stress yang dialami keluarga juga berhubungan dengan kenakalan."



Daftar Pustaka
Hurlock, E. B. (1978). Child development. New York, NY: Mc. Millan Publishing co.Inc.
Kartono, K. (1991). Bimbingan bagi anak dan remaja yang bermasalah. Jakarta : Raja Wali Pers.
Kartono, K. (2003). Kenakalan remaja. Jakarta : PT Radja Grafindo Persada.
Soekanto, S. (2004). Sosiologi. Jakarta : PT Radja Grafindo Persada.
Sarwono, S. W. (2007). Psikologi remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Ngalim dan Purwanto. (2006). Ilmu pendidikan teoritis dan praktis. Jakata: PT Remaja Rosdakarya.
Yusup dan Kick.(2012, 12 April). Pengaruh Keluarga Terhadap Kenakalan Remaja. Diunduh dari http://Pengaruh keluarga terhadaap kenakalan remaja .ac.id/artikel/18-/27-akr.html.

25 Oktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar