Senin, 05 November 2012

Kemacetan (Sila Paramita - 705120007)


Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak kota besar dan penduduk yang padat. Padatnya penduduk di negeri ini meningkatkan jumlah aktivitas yang dilakukan sehingga penggunaan alat transportasi menjadi ikut meningkat. Meningkatnya penggunaan transportasi menyebabkan suatu masalah klasik yaitu kemacetan lalu lintas. Salah satu contoh kota besar di Indonesia yang sering mengalami masalah kemacetan lalu lintas adalah Jakarta.
Wijaya (2010) menyatakan bahwa kemacetan lalu lintas adalah suatu keadaan atau situasi yang terjadi di satu atau beberapa ruas/ruang lalu lintas jalan dimana arus kendaraan bergerak sangat lambat, tidak semestinya, hingga stagnan sehingga menyebabkan terganggunya aktifitas dan pergerakan pemakai jalan.
Setiap orang pasti menginginkan sampai ke tempat tujuan dengan cepat, namun kemacetan terkadang datang menjadi hambatan. Menurut Wijaya (2010) terdapat empat faktor penyebab kemacetan lalu lintas yaitu faktor jalan raya (ruang lalu lintas jalan), faktor kendaraan, faktor manusia (pengguna jalan), dan faktor lain.
Faktor jalan raya adalah faktor-faktor yang berasal dari kondisi jalan raya itu sendiri. Faktor ini meliputi buruknya kondisi jalan yang disebabkan karena adanya kerusakan pada ruas jalan, penyalahgunaan ruas jalan, dan adanya genangan air.
Selain itu, terdapat faktor kendaraan yang merupakan faktor-faktor yang berasal dari kondisi kendaraan yang melintasi di jalan raya. Berbagai hal yang menyangkut kondisi kendaraan bisa berupa: jenis, ukuran, kuantitas (jumlah) dan kualitas kendaraan yang melintas di jalan raya. Misal: jumlah kendaraan yang beroperasi/melintas melebihi daya tampung jalan raya, beroperasinya jenis dan ukuran kendaraan tertentu yang berpotensi memacetkan arus lalu lintas. Menurut hasil penelitian, mobil merupakan kendaraan penyumbang kemacetan terbesar. Hal ini disebabkan karena ukuran mobil yang besar.
Faktor manusia adalah faktor-faktor yang berasal dari manusia selaku pemakai jalan. Sikap, perilaku, dan kebiasaan manusia yang kurang tepat dapat menjadi penyebab kemacetan dan membahayakan orang lain. Pemblokiran jalan oleh para demonstran merupakan salah satu tindakan yang menyebabkan kemacetan lalu lintas.
Selain ketiga faktor di atas, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab kemacetan lalu lintas, misalnya: (a) penerapan yang keliru terhadap kebijakan dan undang-undang lalu lintas angkutan jalan, (b) keberadaan pintu mall di pinggir jalan, (c) angkutan umum yang menunggu datangnya penumpang, (d) kurangnya jumlah petugas pengatur lalu lintas, (e) demonstrasi, (f) kerusuhan, (g) lampu lalu lintas yang tidak berfungsi, dan (e) cuaca buruk.
Kemacetan memberikan dampak negatif bagi para pengguna jalan. Dampak negatif dari kemacetan dapat digolongkan menjadi dampak secara material dan dampak secara psikologis. Dampak secara material dari kemacetan dapat terbagi lagi menjadi kerugian ekonomi, kerugian bahan bakar minyak (BBM), kerusakan pada mesin kendaraan, dan kerugian waktu.
Kusumaputra (2009) menyatakan bahwa tingkat kemacetan yang sudah dalam taraf memprihatinkan di wilayah Jakarta diperkirakan juga mengakibatkan kerugian yang diderita seluruh warga ibu kota. Jumlahnya mencapai sekitar Rp 28 triliun per tahun. Pernyataan tersebut dapat memperlihatkan bahwa kemacetan menyebabkan kerugian ekonomi yang cukup besar bagi individu maupun negara.
Selain itu, kemacetan membuat kendaraan harus menggunakan lebih banyak bahan bakar untuk mencapai tempat tujuan. Secara tidak langsung, kemacetan menyebabkan borosnya penggunaan bahan bakar. Kemacetan juga dapat menyebabkan ausnya rem kendaraan bermotor karena saat mengalami kemacetan, pengendara lebih banyak menggunakan rem.
Terbuangnya banyak waktu untuk menunggu lancarnya arus kendaraan menjadi salah satu akibat kemacetan yang merugikan. Biasanya, karena kemacetan, waktu tempuh menjadi lebih lama dan pengendara harus menghabiskan banyak waktu di jalan.
Ketika menghadapi kemacetan, pengendara juga dapat mengalami dampak  secara psikologis. Dampak psikologis yang dapat dialami pengendara antara lain menurunnya tingat produktivitas individu dan stress. Lamanya waktu tempuh di jalan menyebabkan pengendara merasa letih terlebih dahulu sebelum sampai ke tempat tujuan. Letihnya pengendara berpengaruh terhadap tingkat produktifitas individu.
Selain itu, pengendara yang menghadapi kemacetan lalu lintas cenderung memiliki tingkat stress yang tinggi. Biasanya ketika pengendara harus terjebak dan menunggu dalam kemacetan, pengendara merasa sedang menguji emosi dan kesabaran mereka. Keletihan yang mereka alami juga berpengaruh terhadap tingkat stress yang dialami. Keadaan tersebut menyebabkan pengendara mudah merasa stress dan mudah marah.
Kemacetan memang sulit diatasi, namun untuk mencegah kemacetan bertambah parah ada baiknya apabila kemacetan dikendalikan. Ada beberapa faktor penyebab kemacetan yang dapat dikurangi sehingga kemacetan pun dapat terkendali. Beberapa cara mengurangi kemacetan yaitu memperbanyak transportasi massal, meningkatkan tariff pajak kendaraan bermotor, dan memperbaiki sarana umum (jalan).
Menurut Variant-Info.com (2010), meningkatnya jumlah kendaraan yang digunakan menjadi salah satu penyebab terjadinya kemacetan. Memperbanyak transportasi massal seperti subway dan monorel diharapkan dapat mengubah pola pikir pengendara untuk lebih banyak menggunakan kendaraan umum daripada pribadi. Cara ini juga diharapkan mampu mengurangi kemacetan yang terjadi. Rendahnya tarif pajak kendaraan bermotor juga diduga menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya jumlah pengguna kendaraan bermotor. Peningkatan tariff pajak kendaraan khususnya kendaraan beroda empat dapat mengurangi kemacetan lalu lintas.
Faktor penyebab kemacetan lalu lintas lainnya adalah penghindaran jalanan rusak oleh pengendara. Untuk mengatasi kemacetan karena rusaknya jalan, maka pihak yang bertanggung jawab perlu memperbaiki jalan-jalan yang sudah tidak layak untuk dilalui.
Selain dampak negatif, kemacetan juga dapat memberikan dampak positif. Menurut Wijaya (2010), dampak positif dari kemacetan yaitu berkurangnya kecelakaan lalu lintas dan kemacetan dapat mendatangkan keuntungan bagi para pedagang kecil.

Daftar Pustaka
Kusumaputra, R. A. (2009, 10 September). Wow! Kerugian akibat kemacetan di Jakarta Rp 28 triliun setahun. Kompas. Diambil dari http://megapolitan.kompas.com/read/2009/09/10/14592832/wow.kerugian.akibat kemacetan.di.jakarta.rp.28.triliun.setahun
Mengurangi kemacetan di Jakarta dan solusinya. (2010). Diunduh dari http://www.variant-info.com/component/content/article/46-artikel/91-mengurai-kemacetan-di-jakarta-a-solusinya.html
Wijaya, A. M. (2010). Faktor-faktor penyebab kemacetan lalu lintas di Jakarta dan alternative pemecahan masalahnya. Diunduh dari http://www.infodokterku.com/index.php?option=com_content&view=article&id=119:faktor-faktor-penyebab-kemacetan-lalu-lintas-di-jakarta-dan-alternatif-pemecahan-masalahnya&catid=35:opini-sebelumnya&Itemid=30

26 Oktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar