Senin, 05 November 2012

Keluarga Disharmonis (Aldi Leonardus - 705120087)


Pengertian Keluarga Disharmonis
     Keluarga Disharmonis adalah “kondisi retaknya struktur peran sosial dalam suatu unit keluarga yang disebabkan satu atau beberapa anggota keluarga gagal menjalankan kewajiban peran mereka sebagaimana mestinya” (Goode, 2011).

Penyebab Terjadinya Keluarga Disharmonis
     "Sebuah keluarga disebut harmonis apabila seluruh anggota keluarga
merasa bahagia yang ditandai oleh berkurangnya ketegangan, kekecewaan dan
puas terhadap seluruh keadaan dan keberadaan dirinya (eksistensi atau aktualisasi
diri) yang meliputi aspek fisik, mental, emosi dan sosial seluruh anggota keluarga" (Gunarsa, 1995). Hal-hal seperti fisik, mental, emosi dan sosial tersebut erat kaitannya dengan fungsi-fungsi keluarga itu sendiri. Menurut (Soelaeman, n.d.), keluarga memiliki berbagai fungsi diantaranya: (a) Fungsi Edukatif: Sebagai unsur dari tingkat pusat pendidikan, keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama bagi anak. Dalam kedudukan ini, adalah suatu kewajaran apabila kehidupan keluarga sehari-hari, pada saat-saat tertentu terjadi situasi pendidikan yang dihayati oleh anak dan diarahkan pada perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan tujuan pendidikan; (b) Fungsi Sosialisasi: Melalui interaksi dalam keluarga anak mempelajari pola-pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita serta nilai-nilai dalam masyarakat dalam rangka pengembangan kepribadiannya. Dalam rangka melaksanakan fungsi sosialisasi ini, keluarga mempunyai kedudukan sebagai penghubung antara anak dengan kehidupan sosial dan norma-norma sosial yang meliputi penerangan, penyaringan dan penafsiran ke dalam bahasa yang dimengerti oleh anak; (c) Fungsi Protektif: Fungsi ini lebih menitik beratkan dan menekankan kepada rasa aman dan terlindungi, apabila anak merasa aman dan terlindungi barulah anak dapat bebas melakukan penjagaan terhadap lingkungan; (d) Fungsi Afeksional: Yang dimaksud dengan fungsi afeksi adalah adanya hubungan sosial yang penuh dengan kemesraan dan afeksi. Anak biasanya mempunyai kepekaan tersendiri atau iklim-iklim emosional yang terdapat dalam keluarga kehangatan yang terpenting bagi perkembangan kepribadian anak; (e) Fungsi Religius: Keluarga berkewajiban memperkenalkan dan mengajak anak serta keluarga pada kehidupan beragama. Sehingga melalui pengenalan ini diharapkan keluarga dapat mendidik anak serta anggotanya menjadi manusia yang beragama sesuai dengan keyakinan keluarga tersebut; (f) Fungsi Ekonomis: Fungsi keluarga ini meliputi pencarian nafkah perencanaan dan pembelanjaanya. Pelaksanaanya dilakukan oleh dan untuk semua anggota keluarga, sehingga akan menambah saling mengerti solidaritas dan tanggung jawab bersama; (g) Fungsi Rekreatif: Suasana keluarga yang tentram dan damai diperlukan guna menggembalikan tenaga yang telah dikeluarkan dalam kehidupan sehari-hari; (h) Fungsi Biologis: Fungsi ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan biologis keluarga, diantaranya kebutuhan seksual. Kebutuhan ini berhubungan dengan pengembangan keturunan atau keinginan untuk mendapatkan keturunan. Selain itu juga termasuk dalam fungsi biologis ini yaitu perlindungan fisik seperti kesehatan jasmani dan kebutuhan jasmani yaitu dengan terpenuhinya kebutuhan sandang, pangan dan papan akan mempengaruhi kepada jasmani setiap anggota keluarga.
     Apabila fungsi-fungsi tersebut tidak dijalankan dengan baik, besar kemungkinan akan timbulnya keluarga yang tidak harmonis.

Ciri-Ciri Keluarga Disharmonis
     Setelah kita melihat fungsi-fungsi dan ciri-ciri keluarga di atas. Dapat disimpulkan bahwa ciri dari keluarga disharmonis yang paling menonjol adalah pudarnya berbagai fungsi keluarga dalam keluarga tersebut.
     Misalkan, keluarga tersebut kehilangan fungsi sosialisasi. Tidak ada komunikasi antar anggota keluarga menyebabkan kerenggangan hubungan antar anggota keluarga yang pada akhirnya dapat menimbulkan kesalahpahaman yang berujung pada konflik.
     Apabila keluarga kehilangan fungsi afeksional, setiap anggota keluarga akan merasa kurang dikasihi oleh anggota keluarga lainya yang dapat mengakibatkan rusaknya hubungan kasih antar anggota keluarga.

Dampak Keluarga Disharmonis
     Apabila suatu keluarga tidak harmonis, akan berakibat fatal dalam keluarga tersebut seperti: (a) Sering terjadinya konflik antar anggota keluarga, (b) Perceraian akibat konflik yang terus terjadi dan tidak dapat teratasi dengan baik, (c) Anak menjadi stress karena hubungan orang tuanya tidak baik (Broken home)

Penanggulangan Keluarga Disharmonis
     Tentu saja dengan kita melihat ciri daripada keluarga disharmonis yaitu pudarnya fungsi-fungsi dalam keluarga tersebut, kita harus kembali menjalankan, bahkan mempertahankan fungsi-fungsi tersebut dengan baik.


Daftar Pustaka

Pengertian keluarga disharmonis. (2011). Diunduh dari
     http://id.shvoong.com/social-sciences/counseling/2204607-pengertian-keluarga-
     disharmonis/
Gunarsa. (1995). Diunduh dari
     http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23613/4/Chapter%20I.pdf
Soelaeman. n.d. Diunduh dari http://unsilster.com/2012/04/pengertian-keluarga-dan-
     fungsi-keluarga/    

27 Oktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar