Minggu, 04 November 2012

Kejujuran (Kelly Tanusasmita)


   
    Mendengar kata kejujuran sudah menjadi tidak asing di telinga. Beberapa individu mengganggap kejujuran sebagai sesuatu yang biasa dan beberapa orang lainnya menganggap kejujuran merupakan hal yang penting dan mendasar. Kejujuran yang paling sederhana adalah tidak berbohong. Makna kejujuran adalah kata-kata yang mengandung tiga unsur yaitu kebenaran, kebaikan, dan kegunaan (“Pengertian Kejujuran yang Menyeluruh,” 2012).
    Terkadang individu dapat membedakan mana individu yang berkata tidak jujur dan yang berkata jujur. Ciri-ciri orang yang berperilaku jujur seperti (a) yang diungkapkan merupakan sesuatu yang nyata adanya, biasanya dapat diterima akal pikiran/logika; (b) sikapnya tenang dan menyorotkan suatu kebenaran; dan (c) bahasa tubuhnya tidak gelisah (“Ciri-ciri Orang Berbohong,” 2011). Terutama bagi kaum psikolog orang yang berbohong akan mudah ditebak. Menurut penulis orang yang berbohong akan mudah terlihat dari ciri-ciri fisiknya.
     Individu berbuat jujur dan tidak jujur pasti dipengaruhi faktor-faktor pendorong. Faktor pendorong berperan penting dalam mempengaruhi seseorang akan berperilaku jujur atau tidak. Faktor pendorong yang terutama dari individu sendiri dan lingkungannya. Faktor pendorong dari (a) individu, seperti  nurani karena selalu mengacu kepada nilai-nilai luhur yang menolak kebohongan,  agama karena ajaran agama menjelaskan secara nyata tentang nilai kejujuran dan keutamaannya juga mencegah perbuatan bohong, dan harga diri karena harga diri seseorang akan memikirkan perbuatan yang akan ia lakukan; (b) lingkungan, yaitu dari pergaulan seperti teman, sahabat, dan situasi kondisi yang harus memaksa untuk berperilaku tidak jujur (“Pentingnya Nilai Kejujuran,” 2010).
     Alangkah baiknya, dari sejak kecil individu telah terbiasa dengan kejujuran dan berada di lingkungan yang berprinsip teguh dengan kejujuran. Cara menanamkan kejujuran berprinsip dasar pada akal. Adanya akal individu menyadari akan jeleknya perbuatan dusta. Sisi agama., individu memahami dengan baik wajibnya berbuat jujur dan ancaman bahaya perbuatan dusta. Kehormatan diri, karena demi menjaga harga diri dan kehormatan akan mencegahnya berbuat dusta dan mendorong berbuat jujur. Cinta popularitas agar dikenal sebagai individu yang jujur (“Saatnya Berbuat Jujur,” 2010).
    Banyak hal yang dapat individu rasakan dan alami jika individu menggunakan kejujuran tersebut dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Syah (2009) ketika manusia sudah mulai tidak jujur terhadap manusia yang lain, maka mulailah muncul perseteruan, pertengkaran, percekcokan, perselisihan dan berujung pada penghilangan nyawa seorang manusia. Ketika manusia sudah tidak jujur dengan alam, maka mulailah kehancuran alam, dan semua pengisi alam termasuk manusianya itu sendiri. Ketika manusia tidak lagi jujur dengan Tuhannya, maka kemurkaan Tuhan turun dan lebih seram dari kemurkaan alam.
     Penulis menyimpulkan bahwa kejujuran sangatlah penting, karena kejujuran merupakan sebuah akar baik yang akan menjadi pangkal tumbuhnya semua kebaikan dan akan berbuah hal-hal yang baik dan manis. Kejujuran di zaman seperti ini memang sulit untuk ditemukan, tetapi tidak menutup kemungkinan individu yang benar-benar jujur itu ada. Berbuat tidak jujur akan memicu ketidakjujuran yang lainnya. Hal ini menjadi candu yang ingin terus dilakukan. Oleh sebab itu dari sekarang berprinsiplah untuk selalu berperilaku jujur dalam semua hal.

Daftar Pustaka
Ciri-ciri orang berbohong. (2011). Diunduh dari
    http://irengputih.com/ciri-ciri-orang-berbohong/686/
Saatnya berbuat jujur. (2010). Diunduh dari  http://www.majalahalfurqon.com
   ndex.php?option=com_content&view=article&id=215:jujur&cati d=42:pembersih
   jiwa&Itemid=160
Syah, A. (2009). Efek Positif Sebuah Kejujuran. Diunduh dari
    http://www.kulinet.com/baca/efek-positif-sebuah-kejujuran/747/
Pengertian Kejujuran yang Menyeluruh. (2012). Diunduh dari
    http://suksesitubebas.com.
Pentingnya Nilai Kejujuran. (2010).
    Diunduh dari http://fadil.cahbag.us/2010/05/pentingnya-nilai-kejujuran.html?m=1.

25 Oktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar