Minggu, 04 November 2012

Banjir (Hana Lutfiana - 705120125)


Pendahuluan
     Banjir sudah menjadi hal yang biasa di kota Jakarta. Bahkan hampir setiap tahun kota Jakarta mengalami banjir. Hal ini menyebabkan banyak kerugian yang diakibatkan oleh banjir. Pembangunan tanpa kendali di wilayah hilir dan penurunan tanah akibat eksploitasi air oleh industri menyebabkan turunnya kapasitas penyaluran air yang menyebabkan banjir di Jakarta. Walaupun pemerintah telah menetapkan wilayah Jakarta Selatan sebagai daerah resapan air, namun banyak yang beralih fungsi menjadi tempat komersial. Banjir di Jakarta salah satunya berasal dari luapan sungai Ciliwung. Jika di Bogor, Jawa Barat, hujan deras dengan mudahnya air sungai meluap dan memasuki rumah-rumah warga.

Peran Serta Mengatasi Banjir
     Peran serta pemerintah. Salah satu usaha pemerintah untuk menanggulangi banjir yaitu presiden telah mengeluarkan instruksi khusus untuk menanggulangi banjir. Perintah tersebut dituangkan dalam Instruksi Presiden nomer 4 tahun 2012  Isi instruksi ini untuk penanggulangan banjir dan tanah longsor di seluruh wilayah Republik Indonesia, mulai dari status siaga darurat, tanggap darurat, hingga transisi darurat ke pemulihan dan pasca bencana.
     Presiden juga memerintahkan para pejabat untuk menyiapkan rencana kontijensi penanggulangan banjir dan tanah longsor; pencegahan terjadinya banjir dan tanah longsor; pengendalian banjir dan penanggulangan tanah longsor; serta penanggulangan pasca bencana banjir dan tanah longsor.  Selain itu, Presiden SBY meminta para pejabat di atas melakukan koordinasi dan kerjasama untuk melaksanakan penanggulangan banjir dan tanah longsor, serta meningkatkan peran serta masyarakat dan dunia usaha untuk kegiatan penanggulangan banjir dan tanah longsor (Amri, 2012).
     Peran serta masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam penaggulangan banjir di kota Jakarta  yaitu pencegahan banjir dalam jangka panjang masyarakat bisa menanam pohon disetiap jengkal tanah yang kosong. Penanaman pohon ini berguna untuk menyerap air. Kemudian membuang sampah pada tempatnya, dalam jangka pendek bisa dilakukan kerja bakti untuk membersihkan tanggul-tanggul yang jebol (Amri, 2012).

Penyebab Terjadinya Banjir di Kota Jakarta
      Penyebab utamanya penyempitan kali-kali di Jakarta karena banyak bertumbuhan bangunan di pinggiran kali. Kali-kali akan meluap karena aliran air terhambat, diperparah lagi banyaknya tumpukan sampah yang mempersempit aliran air pastinya mengurangi daya tampung kali. Kemudian sampah, Lahan terbangun yang telah mencapai 80% dari seluruh wilayah DKI Jakarta, membuat warga Jakarta yang tinggal dipemukiman padat biasanya kesulitan untuk membuang sampah. Lalu curah hujan, curah hujan yang di atas normal tentunya berpengaruh sekali terhadap peluang banjir. Berhubung curah hujan tertinggi di Indonesia terjadi selama bulan Februari-Maret, tentunya banjir biasanya terjadi (Ery, 2012).

Dampak Terjadinya Banjir
      Banjir yang melanda Jakarta biasanya berdampak pada seluruh di kawasan yang tergenang banjir akan lumpuh. Jaringan telepon dan internet terganggu. Listrik di sejumlah kawasan yang terendam juga padam. Sehingga menyebabkan lampu lalu lintas padam dan kemacetan terjadi di banyak lokasi, termasuk di Jalan Tol Dalam Kota. Genangan-genangan air di jalan hingga semeter lebih juga menyebabkan sejumlah akses dari daerah sekitar pun terganggu. Banjir juga membuat sebagian jalur kereta api lumpuh. Lintasan kereta api yang menuju Stasiun Tanah Abang tidak berfungsi karena jalur rel di sekitar stasiun itu digenangi air luapan Sungai Ciliwung sekitar 50 sentimeter. Akibat Bencana Banjir yang melanda Jakarta, kerugian ditaksir bisa menelan hingga Rp 37 triliun. Dampak itu paling besar bakal dialami warga dan sektor industry (Widya, 2012).

Upaya Penanggulangan Banjir
      Pembangunan banjir kanal
     Pembangunan banjir Kanal sebenarnya sudah direncanakan sejak zaman Pemerintah Kolonial Belanda tetapi tidak pernah terwujud. Banjir Kanal dibangun dengan tujuan untuk menyalurkan aliran air hujan dan air dari hulu langsung ke laut, sehingga air tidak menggenangi Jakarta yang 40% wilayahnya berupa dataran rendah yang memiliki ketinggian di bawah permukaan laut. Kedua kanal tersebut dapat diibaratkan sebagai jalan tol untuk air di Jakarta agar dapat cepat sampai ke laut tanpa harus berhenti di tengah perjalanan dan menyebabkan genangan atau banjir. Sebelum Banjir Kanal Timur terbangun, air dari hulu akan masuk ke berbagai saluran-saluran air besar maupun kecil yang ada, dan bila saluran-saluran ini tidak mampu lagi menampung volume air yang ada, banjir akan terjadi banjir (Astalavista, 2007).

        Program Noralitas Sungai
     Ketiga belas sungai yang mengalir di Jakarta menjadi unsur penting dalam tata kelola air dan pengendalian banjir yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Pemerintah melakukan normalisasi sungai adalah untuk menciptakan kondisi sungai dengan lebar dan kedalaman tertentu sehingga sungai tersebut mampu mengalirkan air sampai pada tingkat tertentu sehingga tidak terjadi luapan dari sungai tersebut. Kegiatan normalisasi sungai berupa membersihkan sungai dari endapan lumpur dan memperdalamnya agar kapasitas sungai dalam menampung air dapat meningkat. Ini dilakukan dengan cara mengeruk sungai tersebut di titik-titik rawan kemacetan aliran air (Astalavista, 2007).  
     Pemeliharaan Sungai
     Pemeliharaan sungai merupakan kegiatan rutin Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Kegiatan ini dilakukan dengan mengeruk sungai-sungai yang mengalami pendangkalan karena endapan lumpur dan sampah (Astalavista, 2007).
     Penataan Kali dan Saluran
     Selain memperbaiki dan meningkatkan kapasitas sungai dan saluran-saluran air, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga berupaya membuat lokasi-lokasi ini menjadi lebih nyaman bagi warga. Pinggiran sungai dan saluran yang sebelumnya terbuat dari tanah dilapisi dengan beton untuk mengukuhkan dinding-dinding sungai dan saluran air sehingga mampu menahan volume air yang besar. Selain membangun trotoar yang lebar pemerintah juga dan menanami tepi sungai dan saluran air dengan pepohonan. Upaya pengendalian banjir (Astalavista, 2007).

 Harapan Masyarakat Terhadap Penanggulangan Banjir
     Masyarakat mengharapkan program yang dibuat oleh pemerintah tidak semata-mata hanya wacana saja tetapi program yang dibuat bisa terlaksana. Dengan dibuatnya program-program tersebut masyarakat berharap program-program tersebut bisa membuahkan hasil yang baik dan menjadikan Jakarta menjadi kota yang bebas banjir  untuk kedepannya. (Christina, 2012).

Kesimpulan
     Jakarta sering terjadi banjir disebabkan letak Geografis Ibukota Jakarta yang lebih rendah yang dapat menyebabkan banjir. Pembangunan yang terlalu padat serta banyaknya kerusakan lingkungan dengan banyaknya sampah yang dibuang sembarangan dan tidak adanya pohon-pohon yang dapat meresap air maka Ibukota Jakarta sering terjadi banjir. Usaha pemerintah untuk mencegah banjir seperti normalisasi sungai, pembangunan situ/waduk, penghijauan tidak akan efektif tanpa kerjasama dari masyarakat. Banjir yang melanda Jakarta biasanya berdampak pada seluruh di kawasan yang tergenang banjir akan lumpuh. Jaringan telepon dan internet terganggu. Listrik di sejumlah kawasan yang terendam juga padam. Sehingga menyebabkan lampu lalu lintas padam dan kemacetan terjadi di banyak lokasi. Masyarakat diharapkan ikut serta dalam upaya penanggulangan banjir di Jakarta seperti tidak membuang sampah sembarangan, tidak membangun bangunan di bantaran sunga, selalu membuang sampah pada tempatnya dan tidak menebang pohon secara liar agar kestabilan alam dan lingkungan dapat terjaga.



Daftar Pustaka

Amri. A. B. (2012). Tanggulangi banjir, SBY terbitkan inpres. Diunduh dari http://nasional.news.viva.co.id/news/read/306696-inpres-banjir-untuk-11-meneri
Astalavista. (2007). Upaya penanganan banjir. Di unduh dari http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2012/01/05/74623/upaya_penanganan_banjir
Ery. (2012). Faktor penyebab terjadinya banjir. Diunduh dari http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/faktor-penyebab-terjadinya-banjir
Christina. C. (2012).  Segudang harapan di balik Jokowi-Ahok (2012.)  Diunduh dari http://post.indah.web.id/?/read/2012/10/15/505/703866/segudang-harapan-perubahan-di-balik-jokowi-ahok
Widya. (2012).Banjir di Jakarta.  Di dunduh dari http://www.detiknews.com/read/2009/11/18/101330/1243822/10/puncak-banjir-di-jakarta-januari-2010-lebih-parah-di-bandingkan-tahun-lalu

25 Oktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar