Senin, 05 November 2012

Banjir (Deciana Putri 705120019)


Seperti yang telah kita ketahui, bahwa Jakarta sebagai ibu kota yang memiliki masalah yang telah terjadi berulang-ulang. Salah satunya adalah banjir. Bencana banjir merupakan salah satu masalah yang populer di Indonesia. Dalam waktu hamir bersamaan beberapa kota dan kabupaten di Indonesia mengalami bencana ini.

     Terjadinya banjir bukanlah masalah yang muncul tanpa adanya penyebab, banyak sekali faktor-faktor penyebab terjadinya banjir seperti dijakarta ini, antara lain: (a) penyempitan sungai. Menurut Baskoro penyebab banjir di Jakarta catchment area (area tangkapan) sungai sudah semakin berkurang. Khususnya di Jakarta Timur, Jakarta Selatan dan Jakarta Barat. Contohnya bisa dilihat di Kali Krukut yang lebarnya rata-rata hanya lima meter. Padahal lebar normalnya ‘seharusnya’ sepuluh meter. Di Jakarta, lebar sungai kebanyakan hanya sekitar lima meter. Padahal agar berfungsi sebagai area tangkapan yang normal, setidaknya dibutuhkan lebar sepanjang 20 meter. Penyebab kali itu sempit adalah banyak bangunan di samping kali yang membuat lebar kali dipangkas jadi lima meter saja. Serta banyaknya sampah yang dibuang di kali juga ikut berperan serta sebagai penyebab utama Jakarta kebanjiran. Sampah-sampah itu selain mengurangi daya tampung kali, juga menghambat aliran air; (b) meluapnya kali. Kali Angke, Kali Ciliwung, Kali Krukut dan Kali Pesanggrahan meluap sehingga beberapa wilayah Jakarta dan Tangerang terendam air. Selain karena penyempitan yang disengaja, penyempitan karena sampah dan faktor kedalaman sungai yang ‘dihemat’ membuat semuanya masuk akal bila kali-kali di Jakarta meluap dengan mudahnya. Apalagi di musim hujan, meski intensitas curah hujan tak begitu besar, meluapnya beberapa kali sudah cukup untuk membuat banjir kiriman. Dalam hal ini berarti curah hujan tak bisa disalahkan; (c) daerah hulu terpisah. Menurut Alex Noerdin, daerah hulu seperti Bogor dan Cianjur harus digandeng. Selain itu, beberapa wilayah seperti Tangerang, Bekasi dan Depok juga perlu digandeng agar banjir tak lagi menyerang Jakarta. Wilayah Jakarta itu sendiri juga harus dibenahi. Bisa disimpulkan, banjir di Jakarta disebabkan karena kelalaian sendiri. Sungai yang seharusnya bisa menampung air hujan malah berfungsi tidak sebagaimana mestinya. Serta pengaturan tata letak kota yang seharusnya bisa mengantisipasi banjir, apalagi sekelas ibukota. Tentunya pihak pemerintah menjadi sorotan utama dalam kasus ini (baskoro, 2012).

Dengan terjadinya banjir yang melanda suatu wilayah atau kota, munculah akibat-akibat atau dampak negative dari banjir. Misalnya: (a) Banjir dapat merusak sarana dan prasarana, (b) Banjir memutuskan jalur transportasi, dan (c) Banjir dapat mendatangkan masalah / gangguan kesehatan (penyakit).

Banjir dapat ditanggulangi dengan cara reboisasi penanaman ulang pohon pohon di area penyerapan air, pelebaran area hijau untuk penyerapan air, pembersihan daerah aliran sungai (noerdin, 2012).

Daftar pustaka:

3 faktor penyebab utama banjir di Jakarta (2012). Diunduh dari http://gugling.com/2012/04/04/3-faktor-utama-penyebab-banjir-di-jakarta/

judul 10 akibat dan dampak negative banjir yang utama (2012). Diunduh dari http://aimyaya.com/id/lingkungan-hidup/10-akibat-dan-dampak-negatif-banjir-yang-utama/

26 Oktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar